June 01, 2009

Tidak Ada yang Aman

Awal bulan Juni tahun 2009 ini, raksasa otomotif asal Amerika, General Motors (GM) dinyatakan bangkrut. Krisis finansial yang membelit Amerika akhirnya membuat GM menyerah dan terpaksa menyatakan dirinya pailit, seperti yang sudah dialami oleh Lehman Brothers, perusahaan raksasa di bidang keuangan, beberapa waktu yang lalu.

Dari bangkrutnya GM dan Lehman Brothers, kita bisa menarik pelajaran bahwa tidak ada yang betul-betul aman di dunia ini. Bayangkan, bila perusahaan sekelas mereka bisa runtuh apalagi perusahaan yang lebih kecil. Bukannya menakut-nakuti, hanya mengingatkan supaya kita tetap waspada dan mawas diri.

Saya jadi teringat dengan seorang teman saya beberapa waktu yang lalu. Waktu itu dia menolak tawaran saya untuk berwirausaha karena dia merasa sudah “aman” bekerja di sebuah perusahaan yang menurutnya “cukup” besar. Dia tidak mau susah-susah merintis bisnis dengan saya karena sudah merasa nyaman dengan posisinya sekarang. Dia merasa masa depannya sudah terjamin dan perusahaan tempatnya bekerja “tidak mungkin” bangkrut.

Anda mungkin ingat dengan kapal Titanic. Kapal yang diciptakan “tidak mungkin” tenggelam itu, ternyata harus “menyerah” gara-gara menabrak gunung es yang “tidak terlihat” di tengah lautan. Problem yang berbahaya memang problem yang tidak terlihat dan tidak terduga sebelumnya.

Oleh karena itu, apa pun profesi Anda saat ini, ada baiknya Anda menyiapkan sebuah sekoci penyelamat. Sekedar untuk berjaga-jaga jika kapal yang Anda tumpangi “tenggelam” sewaktu-waktu. Ingat, kapal secanggih (kala itu) Titanic pun bisa tenggelam. Tidak ada yang aman di dunia ini, terutama bila saat ini Anda masih bekerja sebagai orang gajian. Hmmm…saya tahu ini sebuah kabar buruk bagi Anda yang mendambakan keamanan

Memang tidak ada yang salah bekerja sebagai karyawan, sepanjang perusahaan dimana Anda bekerja masih tegak berdiri. Tetapi tidakkah Anda berpikir bahwa suatu saat “Titanic Tragedy” juga bisa menimpa kapal yang Anda naiki? Karena itu, “sekoci penyelamat” sangat mutlak Anda perlukan. Dan Saudara-Saudara…. Sekoci penyelamat itu adalah wirausaha alias entrepreneurship.

Banyak orang berpikir bahwa berwirausaha itu sulit dan butuh modal besar. Berita baiknya, pandangan seperti itu adalah pandangan yang salah. Becoming an entrepreneur is easy! Menjadi seorang wirausahawan itu ternyata mudah! Tidak percaya?

Mungkin Anda berpikir bahwa berwirausaha harus membangun sebuah perusahaan sekelas GM atau sebesar perusahaan saat ini Anda bekerja. Anda salah! Berwirausaha bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Dari yang kecil itu, bila Anda tekuni akan menjadi suatu yang besar. Banyak cara untuk memulai usaha kecil-kecilan (yang nantinya akan menjadi raksasa).

Berikut ini adalah beberapa bidang usaha yang bisa Anda pilih sebagai “sekoci penyelamat” di saat krisis:
pembawa acara (bagi yang suka cuap-cuap di depan umum),
penulis/blogger (seperti yang saya lakukan saat ini),
makelar (broker istilah kerennya, ada broker property, broker saham, broker valas, dll),
sales (apa aja bisa dijual, asal jangan jual diri :p),
agen penjualan/marketing (ada agen asuransi, agen property, dsb),
distributor MLM (sangat direkomendasikan, karena modalnya minimal, tapi potensinya sangat luarrrrr biasa, dan menurut survey, ini adalah profesi termahal di Indonesia lho…).
Masih kurang?
Ada banyak alternatif lainnya:
tukang cuci mobil/motor (kenapa harus gengsi?),
pemilik perangkat multimedia (saat ini banyak seminar-seminar yang membutuhkan multimedia),
tukang sablon (mumpung lagi musim kampanye),
pemilik lahan parkir (mungkin punya lahan ngganggur),
pemilik tempat kost (terutama di daerah kampus),
pemilik warnet (manfaatkan demam facebook),
tukang isi ulang pulsa hp (puluhan juta orang saat ini menggunakan hp),
fotografer (bagi yang hobby ceprat-cepret),
komikus/kartunis (yang hobby corat-coret),
tukang cukur rambut (bisa buka di bawah pohon kalau masih belum punya tempat),
pembuat website/situs jejaring sosial (mungkin bisa mengikuti jejak Mark Zuckerberg, kreatornya Facebook, usianya masih 20-an tahun),
bisnis seminar dan motivator (seperti Andrie Wongso),
bisnis property (bisnis ini akan selalu bernilai besar karena Tuhan tidak menciptakan tanah yang baru, kalau tidak percaya, tanya sama Donald Trump),
bisnis publishing/penerbitan (apalagi kalau buku yang diterbitkan bisa meledak seperti Laskar Pelangi),
bisnis pendidikan finansial (ingin meniru Robert T. Kiyosaki?),
bisnis investasi (meskipun saat ini pasar sedang lesu, tapi badai pasti berlalu),
pengamat kuliner (yang hobby makan bisa mengikuti jejak Bondan “mak nyussss” Winarno),
juru masak (seperti William Wongso),
pemilik restoran/gerai makanan (yang muda-muda bisa mengikuti jejak Hendy “Kebab Baba Rafi” Setiono),
pelawak (mau tahu berapa penghasilannya Tukul Arwana?),
penyanyi (Delon-Delon baru?),
caleg (asal tahan stress dan kuat mental supaya tidak gila kalau gagal),
dan masih buanyaaak lagi.

Pokoknya, selama tidak berdosa, LAKUKAN!
(meminjam motto-nya Julianto Eka Putra, billionaire muda, pengusaha, penulis dan motivator terkenal dari Surabaya).

Satu yang pasti, sediakan payung sebelum hujan. Siapkan sekoci sebelum tenggelam. Lakukan sekarang juga selagi masih ada kesempatan. Apa nggak bosan seumur hidup jadi orang gajian?

No comments: