June 03, 2009

沒有不可能 = Nothing is Impossible

Mengapa orang-orang China dikenal piawai dalam berbisnis? Inilah rahasianya.

Dalam pelariannya ke China karena kasus KKN (mengemplang dana BLBI senilai triliunan rupiah), seorang konglomerat asal Indonesia berkeliling kota Beijing dengan mobil mewahnya.

Saat asyik berkeliling kota, tiba-tiba dia dikejutkan oleh seorang pengendara sepeda pancal yang menghentikan laju mobilnya. Lalu orang tersebut segera membungkuk dan memberi hormat.

Si konglomerat terkejut. Dia tidak menyangka akan mendapatkan penghormatan seperti itu. Lantas dia turun dari mobilnya dan menyalami orang tersebut.

“Tuan Yang Terhormat, maukah Anda menukarkan mobil mewah Anda dengan sepeda tua saya?” tanya si pengendara sepeda.

Si konglomerat lagi-lagi terkejut dan sedikit tersinggung.

“Lho, memangnya saya sudah gila??? Impossible!”

“Ya, barangkali saja. 沒有不可能 (Nothing is Impossible),” jawab si pengendara sepeda dengan entengnya sambil pergi.

Melawan kemustahilan sebenarnya sudah dilakukan oleh bangsa China sejak ribuan tahun yang lalu. Sekitar tahun 215 SM bangsa dengan penduduk terbesar di dunia ini membangun benteng raksasa sepanjang 6.000 km (sekitar 6 kali panjang pulau Jawa) yang sekarang kita kenal sebagai Tembok Raksasa (The Great Wall) dan saat ini menjadi satu-satunya bangunan di bumi yang terlihat dari luar angkasa. Bisa Anda bayangkan bagaimana susahnya dan lamanya membangun benteng tersebut pada jaman itu? Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang pun saya kira masih sulit untuk membangun tembok raksasa tersebut. Tetapi mereka tidak menyerah dan terus berusaha. Hasilnya, sampai sekarang The Great Wall masih tegak berdiri dan menjadi ikon kebanggaan bangsa China.

Keberhasilan melawan kemustahilan juga terjadi pada tahun 1949 saat Mao Tse Tung mempersatukan China dan mendirikan Republik Rakyat China (yang tegak berdiri sampai sekarang), setelah bertahun-tahun sebelumnya berjuang melawan golongan nasionalis pimpinan Chiang Kai Sek, yang akhirnya kalah dan melarikan diri ke pulau Formoza (saat ini menjadi negara Taiwan). Pada tahun 1930-an golongan komunis yang dipimpin oleh Mao harus tersingkir dan melakukan long march (berjalan kaki) sejauh ribuan kilometer untuk menghindari kejaran golongan nasionalis. Dengan jumlah pasukan yang tinggal sedikit (hanya ribuan orang melawan golongan nasionalis yang berjumlah jutaan), tampaknya kekalahan tinggal menunggu waktu. Tetapi sekali lagi, nothing is impossible. Mao berhasil mengangkat moral pasukannya dan sedikit demi sedikit berhasil menarik pengikut yang semakin lama semakin banyak sehingga akhirnya bisa mengalahkan golongan nasionalis pada tahun 1949. Sebuah perjuangan panjang tanpa kenal menyerah.

Sebentar. Jangan ciut dulu nyali Anda. Saya ingin menunjukkan bahwa bangsa kita, bangsa INDONESIA juga tidak kalah dengan bangsa China. Mau bukti?

Tahun 700-an M, di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, bangsa ini mampu membuat prestasi monumental yang tidak kalah dengan The Great Wall. Seorang pemuda bangsa, yang bernama Guna Dharma, saat itu berhasil mengarsiteki pembangunan candi Buddha terbesar di dunia, Candi Borobudur, kebanggaan kita semua. Dengan teknologi seadanya (waktu itu) bangsa Indonesia sudah membuktikan dirinya mampu melawan kemustahilan.

Bukti kedua, sekitar tahun 1300-an M, seorang pemimpin muda dari Kerajaan Majapahit memproklamirkan sumpahnya yang dikenal sebagai Sumpah Palapa. Pemuda itu bernama Gajah Mada. Berikut ini adalah sumpahnya:

"Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa. Lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa."

"Gajah Mada sang Maha Patih tak akan menikmati palapa (pokoknya sesuatu yang enak-enak), berkata Gajah Mada: Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik (saat ini Singapura), aku takkan mencicipi palapa."

Walaupun ada sejumlah (atau bahkan banyak) orang yang meragukan sumpahnya, Patih Gajah Mada memang berhasil menaklukkan Nusantara. Bedahulu (Bali) dan Lombok (1343), Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudra Pasai, dan negeri-negeri lain di Swarnadwipa (Sumatra) telah ditaklukkan. Lalu Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya (Malaysia), dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Solok, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano. Di zaman Prabu Hayam Wuruk (1350-1389), Patih Gajah Mada mengembangkan penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Makassar, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.

Wow! Wilayah Kerajaan Majapahit saat itu membentang luas dari Malaysia sampai Papua (lebih luas daripada wilayah Indonesia saat ini). Semua itu berkat tekad kuat dari salah satu pemuda bangsa Indonesia. Nothing is impossible bagi seorang Gajah Mada.

Bukti ketiga, tanggal 17 Agustus 1945, dengan dukungan para pemuda, Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, dan kawan-kawan, berhasil memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Di tengah kondisi perang dan krisis saat itu, banyak yang meragukan kemampuan bangsa ini untuk mendirikan negara sendiri yang merdeka dan berdaulat. Tetapi dengan tekad dan kemauan pantang menyerah bangsa kita bisa menjawab keraguan itu. Tidak ada yang mustahil. Negara Kesatuan Republik Indonesia masih tegak berdiri sampai saat ini dengan Pancasila sebagai falsafah hidupnya.

Saat ini, apa yang terjadi? Seringkali kita semua menyerah sebelum mencoba. Kita terlalu miskin berusaha karena itu kita menjadi miskin harta dan harga diri. Ini bukan bangsa INDONESIA yang sesungguhnya. Bangsa Indonesia yang saya kenal adalah penerus-penerus Guna Dharma, Gajah Mada, Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro, Cut Nya Dien, RA. Kartini, Ir. Sukarno, M. Hatta, Sutan Sjahrir, Tan Malaka, KH. Ahmad Dahlan, KH. Wahid Hasyim, Ki Hajar Dewantara, Bung Tomo, Soe Hok Gie, dan pejuang-pejuang lainnya yang tidak mengenal kata menyerah.

Ingat, Negara Kesatuan Republik Indonesia lebih dahulu berdiri dibandingkan Republik Rakyat China. NKRI berdiri tahun 1945 sedangkan RRC tahun 1949. Karena itu, sangat memalukan kalau saat ini negara kita jauh tertinggal dibandingkan mereka. Jadi, bila ingin menyaingi China untuk menjadi Macan Asia, kita harus menumbuhkan lagi pola pikir yang sebenarnya sudah mengakar dalam budaya kita, yaitu tidak ada yang tidak mungkin.

沒有不可能 = Nothing is Impossible (Chinese Version)

No comments: