May 29, 2009

Menulis Itu Butuh Keberanian

"Dunia kita berada dalam genggaman tangan mereka yang punya keberanian untuk bermimpi dan berlari tanpa takut akan resiko hidup."

-Paulo Coelho (Penulis dari America Latin)-

Seperti halnya berbicara di depan umum, menulis juga membutuhkan keberanian. Apalagi bila tulisan tersebut dipublikasikan lewat blog, facebook, website, surat kabar, penerbitan buku, dan sebagainya, yang tentunya berbeda dengan tulisan untuk konsumsi pribadi kita, seperti di buku harian atau diary.

Banyak orang yang sebenarnya punya kemampuan menulis hebat, tapi takut mempublikasikan tulisannya. Mungkin mereka takut dikritik, takut tulisannya dianggap jelek, takut menyinggung perasaan orang lain, takut tidak ada yang menanggapi, takut tidak dimuat (bagi yang mengirimkan ke surat kabar), takut ditolak penerbit, dan takut-takut yang lainnya.

Rasa takut itu bila dipupuk akan mematikan kemampuan si calon penulis besar tersebut. Satu-satunya cara untuk mengatasi rasa takut adalah dengan menghadapinya. Jadi, bila saat ini Anda merasa takut setengah mati untuk mempublikasikan tulisan Anda, maka langkah pertama yang harus Anda lakukan (selain menulis, tentu saja) adalah publikasikan sekarang juga!

Banyak cara yang gampang dan murah. Bisa lewat blog ataupun facebook, dan tidak harus lewat surat kabar atau penerbitan buku terlebih dahulu. Ingat, hal-hal besar dimulai dari hal-hal yang kecil. Prinsip sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit bisa kita terapkan di sini.

Kenapa sih, kita harus berani mempublikasikan tulisan kita? Sebuah karya tulis yang bagus tanpa publikasi seperti sebuah berlian yang belum diasah. Belum tinggi nilainya. Selain itu, sesuatu yang bagus dan indah tidak seharusnya kita nikmati sendiri. Alangkah puasnya bila kita bisa bagikan kepada orang lain untuk dinikmati bersama. Apalagi bila karya kita bisa memberi inspirasi bagi orang banyak.

Howard Schultz, pemilik bisnis Star Buck CafĂ©, yang punya cabang sebanyak 1500 cafe di dunia, mengatakan: ”Saya yakin bahwa setiap orang pasti bisa mewujudkan impiannya jika mereka terus berusaha. Tetapi keberhasilan hanya sesuatu yang semu apabila Anda mencapai garis akhir sendirian. Karena semakin banyak pemenang yang Anda bawa (para pekerja, para konsumen, pemilik saham, distributor, PEMBACA), semakin berharga kemenangan yang Anda capai.”

Jadi, tunggu apa lagi? Mulai berkarya dan publikasikan karya Anda!

“Screw it, Let’s do it!” kata billionaire nyentrik, Richard Branson.

Dan segera hadapi ketakutan Anda karena dunia ini sesungguhnya hanya menjadi milik orang-orang yang berani.

May 28, 2009

The Young Champions

Liga Champions Eropa musim 2009 ini sepertinya memang menjadi titik balik bagi orang-orang muda untuk berkuasa. Yang paling layak diberi apresiasi tentu saja sang arsitek muda brilian, Josep Guardiola, yang sukses mengantarkan Barcelona menjuarai Liga Champions untuk ketiga kalinya dalam sejarah.

Dengan usia masih 38 tahun, Pep Guardiola memang bagaikan anak ingusan di antara pelatih-pelatih top Eropa. Bandingkan dengan seterunya tadi malam, Sir Alex Fergusson, yang sudah berusia 67 tahun dan berpengalaman membesut MU selama 23 tahun. Bila melihat umur, Guardiola pantas menjadi anaknya Fergusson! Yang lebih hebat lagi, tahun ini adalah tahun debut Guardiola melatih klub professional. Tahun lalu dia hanya melatih tim junior Barcelona. Sebuah lompatan yang luar biasa bagi pelatih muda yang baru pertama kalinya menangani tim sebesar Barcelona.

Praktis, musim ini hanya ada satu orang yang bisa dibilang cukup berhasil mengimbangi Guardiola. Orang tersebut adalah arsitek Chelsea, seorang ahli strategi terbaik di dunia, Guus Hiddink. Di babak semifinal, Chelsea harus tersingkir oleh Barcelona secara tragis lewat gol Andres Iniesta di detik-detik terakhir. Kehebatan Chelsea tersebut tentu saja berkat polesan tangan dingin seorang Hiddink.

Setelah final tadi malam, rasanya sudah tidak ragu lagi kalau kita menobatkan Guardiola sebagai pelatih terbaik di dunia. Dua orang master sudah dia kalahkan, Hiddink dan Fergusson. Sudah tidak perlu dibuktikan lagi, sampai saat ini, Guardiola-lah pelatih muda terhebat sepanjang masa.

Selain faktor pelatih, kemenangan Barcelona musim ini juga banyak ditentukan oleh pemain-pemain muda. Yang paling fenomenal, tentu saja Lionel Messi. Dengan usia belum mencapai 23 tahun, anak ajaib ini sukses menahbiskan dirinya menjadi Top Skor Liga Champions 2009. Selanjutnya, gelar pemain terbaik dunia tahun ini sudah menanti. Memang sangat layak kalau Messi dianugerahi gelar yang tahun lalu direbut oleh Cristiano Ronaldo itu.

Jadi, benar adanya kalau tahun ini adalah tahunnya para orang muda. Josep Guardiola dan Lionel Messi sudah membuktikan. Dengan usia tergolong belia untuk posisi masing-masing, mereka secara tidak langsung memberi tanda bagi kita bahwa saat ini saatnya generasi muda mengambil alih.

The Young Champions. Juara-juara muda. Semoga memberi inspirasi bagi kita semua para kaum muda. Yang muda yang berjaya, yang tua sebaiknya pensiun saja. Setuju?

If You are Small, Don’t be Afraid…

Three Musketeers Barca tadi malam sukses mengobrak-abrik tembok raksasa MU. Lionel Messi, Xavi Hernandez, dan Andres Iniesta berhasil memporak-porandakan benteng Setan Merah yang digalang oleh Rio Ferdinand dkk.

Tiga pemain mungil di atas patut kita beri apresiasi lebih karena menjadi jantung permainan Barcelona di final Liga Champions Eropa 2009. Raksasa-raksasa Setan Merah ternyata tidak membuat tiga kurcaci tersebut minder. Bahkan mereka memberi pelajaran berharga bagi para punggawa MU, bahwa di atas langit masih ada langit.

Postur tubuh yang kecil ternyata tidak membuat Messi, Xavi dan Iniesta takut. Tinggi badan ternyata tidak menjadi kendala serius dalam sepak bola. Yang penting adalah determinasi, semangat pantang menyerah, dan tentu saja ditunjang dengan skill di atas rata-rata.

Dengan tinggi badan di bawah 170 cm (termasuk kerdil di antara para raksasa Eropa), mereka membuktikan bahwa orang kecil tidak perlu takut. If you are small, don’t be afraid… adalah ungkapan yang pas untuk menggambarkan sosok pemain-pemain Barcelona tersebut.

Memang kita tidak bisa memungkiri kontribusi Samuel Eto’o yang mencetak gol pertama, tetapi tanpa tiga pemain kunci tersebut (yang banyak memberikan umpan dan pelayanan memuaskan kepada para penyerang), Eto’o tidak akan bisa sehebat sekarang.

Inspirasi dari tiga pemain “kecil” tersebut seharusnya bisa menyemangati para pemain sepak bola Asia, terutama Indonesia untuk terus berjuang. Kendala fisik dan tinggi badan yang selama ini dipermasalahkan seharusnya tidak membuat mereka patah arang. Pemain-pemain Indonesia, terutama para pemain muda, yang “kecil-kecil” seharusnya terlecut melihat sepak terjang Messi dkk. Secara tinggi badan dan fisik mereka adalah sama! Tinggal berlatih keras dan disiplin, karena itu adalah kunci untuk meraih sukses.

Selamat juga buat Park Ji-Sung, meskipun MU gagal juara, karena berhasil menjadi pemain Asia pertama yang tampil di final Liga Champions Eropa. Sekali lagi kita harus mengakui bahwa Korea memang selangkah lebih maju. Harap dicatat, secara fisik Park Ji-Sung juga mungil dibanding para raksasa MU.

Jadi, kalau Korea saja mampu, kenapa kita tidak? If you are small, don’t be afraid…

May 27, 2009

Kenapa Messi Jauh Lebih Hebat daripada Ronaldo?

Pertandingan final Liga Champions Eropa malam nanti (dini hari WIB) tidak bisa dilepaskan dari dua sosok utama, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Perdebatan tentang siapa yang lebih hebat diantara keduanya seperti tidak ada habisnya tahun ini. Untuk sementara kubu CR7 berada di atas angin, menyusul dinobatkannya CR7 sebagai pemain terbaik dunia tahun 2008 yang lalu. Tentu saja kubu Messi tidak mau kalah, bukan?

Laga final nanti adalah ajang yang tepat bagi Lionel Messi untuk membuktikan bahwa dia memang lebih hebat daripada Ronaldo. Minimal dia bisa menyamakan skor. Syaratnya dia harus bisa membawa Barcelona merebut juara Liga Champions. Dengan menjadi juara, skornya dengan Ronaldo menjadi 1-1, karena Ronaldo sudah pernah juara tahun lalu. Selain itu, gelar juara Liga Champions akan memuluskan langkah Messi untuk menjadi pemain terbaik dunia tahun 2009 ini.

Memang, kalau kita membandingkan prestasi, sepertinya tidak ada habisnya. Sulit untuk mengatakan siapa yang lebih baik. Tetapi kalau kita mengikuti perkembangan keduanya sejak anak-anak, Lionel Messi layak disebut lebih hebat dari Ronaldo. Kenapa demikian?

Bagi Anda yang mengenal Messi sejak kecil, mungkin Anda tidak akan membayangkan dia bisa menjadi pemain hebat seperti sekarang. Sejak kecil Messi mempunyai masalah dengan tinggi badan yang membuat dia hampir down dan putus asa. Betapa tidak, pada usia 11 tahun, Messi divonis menderita kekurangan hormon pertumbuhan. Hingga sekarang, tingginya “hanya” 169 cm (cukup pendek untuk ukuran pemain sepak bola lain yang tinggi-tinggi). Itu pun setelah melalui berbagai usaha yang keras dan berbagai macam terapi selama bertahun-tahun.

Namun, saat ini tinggi badan itu tidak menjadi penghalang bagi Messi. Justru, tinggi badannya yang mungil itu menjadi semangat untuk bermain lebih baik. “Impossible is nothing,” kata Lionel Messi. Artinya kira-kira, kemustahilan itu nggak ada artinya.

Selain itu, tim Barcelona kali ini, sepertinya memang ditakdirkan untuk berjuang bersama-sama pemain yang memiliki tinggi badan minim. Permainan tim Barcelona sangat tergantung pada trio kerdil Nou Camp, karena selain Messi, masih ada Xavi Hernandez dan Andres Iniesta yang juga bertubuh mungil. So, if you are small, don’t be afraid… kira-kira begitulah motto mereka bertiga.

Trio kurcaci tersebut, malam nanti akan mencoba mendobrak tembok arogansi yang dibangun oleh Cristiano Ronaldo. Dan tampaknya tembok tersebut akan runtuh malam ini. Saatnya klub ‘wong cilik’ mengambil alih. Saatnya status quo ditumbangkan. Saatnya incumbent alias juara bertahan diruntuhkan. Saatnya orang muda memimpin (Pelatih Barcelona, Josep Guardiola adalah salah satu pelatih muda terhebat di dunia. Usianya baru 38 tahun. Bandingkan dengan Alex Fergusson dari MU yang sudah saatnya pensiun di usia 67 tahun). Dan yang lebih penting, dunia mendambakan sebuah perubahan. Change, we can believe in. Semoga.

Sudahkah Anda Membaca dan Menulis Hari Ini?

Sudahkah Anda membaca hari ini? Meskipun itu hanya sebuah artikel? Entah itu di koran, majalah, bulletin, website, atau yang lainnya? Selamat bagi Anda yang sudah membaca catatan ini, minimal Anda sudah membaca satu artikel hari ini.

Lebih jauh lagi, sudahkah Anda menulis sesuatu hari ini? Meskipun itu hanya sebuah paragraf? Atau bahkan hanya sebuah kalimat? Mungkin hanya sebuah kutipan yang Anda baca dari sebuah buku? Atau mungkin hanya berupa ungkapan perasaan Anda? Bagi Anda yang sudah membaca catatan ini DAN memberikan komentar, saya ucapkan SELAMAT. Berarti Anda sudah menulis setidaknya satu kalimat hari ini.

Kemajuan suatu bangsa bisa diukur dari minat membaca dan menulis rakyatnya. Kenapa bangsa ini jauh tertinggal dari bangsa-bangsa lainnya? Salah satu sebabnya adalah minat membaca dan menulis yang masih AMAT SANGAT rendah.

Sungguh ironis. Bangsa yang besar dengan minat baca-tulis yang kecil.

Mari, kita budayakan membaca dan menulis setiap hari!

Kenapa KKN Tumbuh Subur?

Hsiu Kung-yi, perdana menteri Lu, menggemari ikan. Karena itu, orang-orang di seluruh daerah itu dengan hati-hati membeli ikan yang mereka berikan padanya. Namun demikian, Kung-yi tidak bersedia menerima hadiah seperti itu.

Saat melihat tindakan seperti itu, adik lelakinya mengeluh kepadanya dan berkata, “Kau jelas-jelas suka ikan. Mengapa kau tidak mau menerima hadiah ikan?”

Sebagai balasan, ia berkata, “Justru karena aku suka ikan, aku tak bersedia menerima ikan yang mereka berikan padaku. Jika aku menerima ikan itu, aku malah akan berutang budi kepada mereka. Setelah aku berutang budi kepada mereka, kapan-kapan aku harus membengkokkan hukum. Jika aku membengkokkan hukum, aku akan dipecat dari jabatanku. Mungkin saat itu aku bahkan tak bisa membeli ikan sendiri. Sebaliknya, jika aku tidak menerima ikan dari mereka dan tidak dipecat dari jabatanku, mengingat aku amat menggemari ikan, aku bisa membelinya sendiri.”

(HAN-FEI-TZU, FILSUF CINA, ABAD KETIGA SEBELUM MASEHI)

Jika semua pejabat memiliki pemikiran seperti Hsiu Kung-yi, bisa dipastikan negeri kita akan terbebas dari yang namanya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Tetapi apa mau dikata, pejabat kita rata-rata lebih suka menerima hadiah ikan daripada membeli ikan sendiri.

Mental dan karakter yang lebih suka menerima daripada memberi, terbukti membuat KKN tumbuh subur di negeri ini. Belum lagi ditunjang budaya malu yang masih sangat rendah, menjadi pupuk yang makin membuat KKN mengalami panen raya di bumi nusantara.

Terkait dengan hal ini, beberapa hari yang lalu, mungkin kita semua sudah mendengar berita dari Korea yang cukup menghebohkan. Roh Moo-hyun, Presiden Korea periode 2003-2008, dalam usia 62 tahun, bunuh diri meloncat dari bukit karang setinggi 20-30 meter di pegunungan dekat desa tempat tinggalnya di Kota Busan. Aksi nekatnya tersebut berkaitan dengan tuduhan suap USD 6 juta (sekitar Rp 60 miliar) dari seorang pengusaha sepatu saat dia masih menjabat sebagai presiden.

Memang tindakan bunuh diri tidak patut dicontoh karena semua agama menyatakan bunuh diri adalah tindakan yang berdosa, tetapi disini kita bisa melihat betapa tinggi budaya malu yang dimiliki oleh orang-orang Korea. Demikian juga dengan tetangganya, Jepang, tentu kita semua sudah tahu bahwa orang-orang Jepang sangat dikenal dengan budaya hara-kiri, yaitu bunuh diri bila dianggap gagal dalam menunaikan tugas atau telah melakukan kesalahan fatal, seperti KKN salah satunya. Meskipun budaya hara-kiri saat ini sudah hampir ditinggalkan, tetapi budaya malu masih tetap tinggi di kalangan pejabat-pejabat Jepang. Minimal mereka semua akan mengundurkan diri dari jabatannya bila dituduh terlibat suatu skandal yang memalukan. Tidak heran Korea dan Jepang saat ini menjadi negara yang sangat maju di kawasan Asia.

Berbeda sekali dengan di negeri kita tercinta. Budaya malu para pejabat masih sangat rendah. Saya jadi bertanya-tanya, apakah mereka semua masih punya kemaluan? Soalnya hampir semua tidak punya malu. Jangankan mundur dari jabatan, mau mengakui kesalahannya saja mereka tidak mau. Bukannya bunuh diri, malah membunuh orang lain untuk menutupi rasa malunya. Karena itu, jika di Jepang dan Korea terkenal dengan budaya bunuh diri, maka di sini yang terkenal budaya melarikan diri. Sungguh ironis.

May 26, 2009

Pilihlah dengan Bijaksana

Dua ekor katak tinggal di kolam yang sama. Saat kolam itu dikeringkan di bawah udara panas pada musim panas, mereka meninggalkannya dan berangkat bersama-sama untuk mencari rumah lain.

Saat mereka pergi, mereka kebetulan melewati sebuah sumur dalam yang diisi cukup banyak air, dan saat melihatnya, salah satu katak itu berkata pada katak satunya: “Ayo kita turun dan kita tinggal di dalam sumur ini, kerena sumur ini akan memberi kita tempat perlindungan dan makanan.”

Katak satunya menjawab dengan lebih hati-hati: “Tetapi andai air sumur itu habis, bagaimana lagi kita bisa keluar dari tempat sedalam itu?”

Jangan lakukan apa pun tanpa memperhitungkan konsekuensinya.

(FABLES, AESOP, ABAD ENAM SEBELUM MASEHI)

Di saat krisis seperti sekarang ini, seringkali kita mendapatkan tawaran yang kelihatannya menggiurkan. Banyak tawaran-tawaran yang sepertinya menguntungkan dan memberikan hasil yang besar. Biasanya tanpa pikir panjang kita menerimanya.

Apalagi menjelang masa kampanye pilpres seperti sekarang ini, semua capres/cawapres menjual janji-janji yang menarik. Semuanya menawarkan janji-janji surga yang meninabobokan.

Tawaran-tawaran tersebut ibarat sebuah sumur yang banyak airnya. Bila kita berpikir pendek, sepertinya itu adalah sebuah solusi yang masuk akal. Tetapi sekali lagi, sebelum benar-benar Anda lakukan, pikirkan dulu risiko atau konsekuensinya.

Betulkah apa yang ditawarkan sesuai dengan yang dijanjikan? Selidiki dulu dengan seksama karena apa yang kita pilih akan menentukan nasib kita ke depannya.

Hanya sebagai informasi, selama hampir 5 tahun terakhir, pemerintah kita tercinta sudah menghabiskan anggaran sampai 3000 triliun rupiah.

Hasilnya? Hutang luar negeri semakin menumpuk, penjualan asset negara dan kekayaan alam kepada pihak asing terus berlanjut, angka kemiskinan terus meningkat, jurang antara kaya dan miskin semakin lebar dan dalam, pembangunan infrastruktur macet, tidak ada jalan tol baru, transportasi amburadul, dimana-mana macet, pasokan listrik dan energi tersendat-sendat, harga BBM naik turun seperti yoyo, dan klimaknya hanya bagi-bagi BLT dengan dalih membantu rakyat miskin.

Hutang luar negeri yang semakin menumpuk ibarat sumur yang banyak airnya. Sekilas bisa memberi perlindungan dan bantuan untuk BLT rakyat miskin. Tetapi andai air sumur itu habis, bagaimana kita bisa keluar dari jeratan hutang tersebut? Ujung-ujungnya, rakyat kecil yang tetap menjadi korbannya.

Jadi, jangan gegabah dalam memilih. Kata hati saja tidak cukup, dibutuhkan logika dan pemikiran yang mendalam. Jangan sampai kita terjebak masuk ke dalam sumur seperti yang hampir dilakukan oleh kedua katak dalam cerita di atas, karena begitu kita terperosok, butuh waktu lama untuk keluar dari sumur tersebut, itu pun kalau bisa keluar.

Sudah cukup kita terperosok 32 tahun dalam sebuah sumur tua bernama Orde Baru. Apakah kita mau terperosok lebih lama lagi? Semua tergantung pilihan Anda.

Fokus dan Totalitas

Casanova menghubungkan kesuksesan hidupnya dengan kemampuannya berkonsentrasi kepada satu tujuan tunggal dan terus berusaha mencapainya hingga ia berhasil menaklukkannya. Kemampuannya untuk memberikan dirinya secara total kepada para wanita yang diinginkanlah yang menjadikan dirinya luar biasa menggoda. Selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan ketika salah seorang wanita ini menjadi pusat dunia Casanova, ia tidak memikirkan orang lain.

Ketika Casanova dipenjara akibat “petunjuk” curang tentang istana hakim utama di Venesia, satu penjara dimana tidak pernah ada seorang pun tahanan yang pernah bisa kabur, ia memusatkan pikirannya kepada tujuan tunggalnya, yaitu melarikan diri, siang-malam. Pergantian sel, berarti berbulan-bulan menggali sia-sia belaka, tidak membuat Casanova berkecil hati; ia terus bertekun dan akhirnya berhasil lolos.

“Aku selalu percaya,” ia menulis di kemudian hari, “bahwa jika seseorang bertekad melakukan sesuatu dan ketika ia selalu memikirkan rencana itu, ia pasti berhasil, apa pun kesulitan yang ia hadapi. Ia bisa menjadi Pejabat Tinggi atau Paus.”

(THE 48 LAWS OF POWER, ROBERT GREENE, 2007)

Casanova dikenal sebagai penakluk wanita terhebat yang pernah hidup. Dua karakter yang membuatnya sulit ditandingi oleh playboy-playboy kampus zaman sekarang adalah kemampuannya untuk selalu fokus dan total dalam mengejar targetnya. Tidak heran, setiap wanita, sekali lagi SETIAP wanita, pasti takluk bila Casanova sudah menginginkannya.

Terlepas dari prestasi negatifnya yang kontroversial tersebut, kita sebenarnya bisa memetik sisi positif dari Casanova. Seperti yang saya sebutkan di atas, fokus dan totalitas adalah keunggulan utama yang dimilikinya.

Mungkin banyak diantara kita yang selama ini sering mengalami kegagalan dalam mengejar sesuatu. Apapun tujuan kita, entah itu karir, kedudukan, kekayaan, mengejar wanita, dan sebagainya, akan sulit terwujud bila kita tidak fokus dan tidak memberikan segala kemampuan yang kita miliki (totalitas).

Bila kita sudah memiliki tujuan, target, goal, impian, atau apa pun namanya, maka yang harus kita lakukan selanjutnya adalah “memusatkan” pikiran kepada tujuan tunggal kita dan harus total dalam mengejarnya. Jangan malas dan buat diri kita bergairah. Terus belajar, tambah pengetahuan dan asah kemampuan yang menunjang tercapainya tujuan tersebut.

Terus lakukan, jangan menyerah, jangan berhenti, meskipun seringkali problem menghadang. Ingat selalu pada tujuan dan singkirkan dulu semua hal yang berpotensi mengganggu jalan kita. Niscaya tujuan akan tercapai karena sesungguhnya Tuhan menyukai orang-orang yang selalu bertekun dan bekerja keras.

Selalu Ada Peluang

Sultan Persia telah menghukum mati dua orang pria. Salah seorang dari mereka, yang mengetahui bahwa sang Sultan amat menggemari kuda jantan, menawarkan diri mengajari kuda itu cara terbang dalam waktu setahun sebagai ganti nyawanya.

Sang Sultan, yang membayangkan dirinya sebagai pengendara satu-satunya kuda terbang di dunia, menyetujui permintaannya.

Tahanan kedua menatap temannya dengan terheran-heran. “Kau tahu kan bahwa kuda tidak bisa terbang. Apa yang membuatmu mengarang ide gila seperti itu? Kau hanya menunda-nunda kejadian yang tak terelakkan saja.”

“Kau salah,” sahut tahanan pertama. “Sesungguhnya aku telah memberi diriku empat peluang kebebasan.

Pertama-tama, Sultan mungkin meninggal dalam waktu setahun.

Kedua, mungkin aku meninggal dalam waktu setahun.

Ketiga, kuda itu mungkin mati dalam waktu setahun.

Dan keempat…mungkin aku akan mengajari kuda itu cara terbang!”

(THE CRAFT OF POWER, R.G. H. SIU, 1979)

Seringkali kita menyerah dalam menghadapi suatu masalah. Mungkin kita berpikir bahwa itu sudah menjadi nasib kita. Dan merasa sudah tidak ada jalan keluar lagi sehingga membuat kita berhenti berusaha.

Kita semua bisa belajar dari tahanan pertama dari kutipan di atas. Dia tidak mau menyerah begitu saja pada nasibnya. Berbeda dengan tahanan kedua yang sepertinya sudah pasrah dan berpikir tidak mungkin bisa mengelak dari hukuman mati yang sudah dijatuhkan kepadanya.

Prinsip untuk tidak pernah menyerah sangat penting kita miliki, apalagi dalam kondisi krisis seperti sekarang ini. Yang kita perlukan hanyalah sedikit kreatif dan menciptakan peluang-peluang baru.

Sepanjang dunia belum kiamat, sepanjang jantung masih berdetak, sepanjang darah masih mengalir, janganlah pernah menyerah. Peluang akan selalu ada. Pilihan ada di tangan kita, menyerah atau bangkit menciptakan dan mencari peluang-peluang baru.

May 25, 2009

Mengubah Kegagalan Menjadi Kemenangan

Pada suatu kesempatan yang terkenal selama perang saudara, Caesar tersandung ketika turun dari kapal di pantai Afrika dan jatuh tersungkur. Dengan talentanya untuk berimprovisasi, ia merentangkan lengannya seolah-olah menyembah bumi sebagai simbol penaklukan. Dengan berpikir cepat ia mengubah tanda kegagalan menjadi tanda kemenangan.

(CICERO: THE LIFE AND TIMES OF ROME’S GREATEST POLITICIAN, ANTHONY EVERIT, 2001)

Kegagalan atau hal buruk sering datang secara tiba-tiba. Bahkan seorang tokoh besar seperti Julius Caesar pun pernah mengalaminya.

Mungkin banyak dari kita yang berpikir bahwa hanya masalah-masalah besar yang menghalangi jalan kita. Padahal kenyataannya, seringkali kita terjatuh hanya karena masalah-masalah sepele.

Ingat, hanya “kerikil kecil” yang membuat seseorang bisa terpeleset. Jarang sekali, bahkan tidak pernah ada orang yang terpeleset karena “batu besar” yang menghalangi jalan.

Masalah-masalah besar lebih mudah dipecahkan karena kita sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelumnya. Sedangkan masalah kecil atau “kerikil kecil” seringkali tidak terlihat dan mengejutkan kita.
Seorang pendekar pemberantas korupsi sekaliber Antasari Azhar pun saat ini terpeleset gara-gara “kerikil kecil” berwujud caddy cantik bernama Rani Juliani.

Pertanyaan pentingnya, bagaimana cara mengatasi “kerikil kecil” tersebut? Kita bisa belajar dari pemimpin besar Romawi bernama Julius Caesar. Dari kutipan di atas disebutkan, waktu tersandung ketika turun dari kapal, Caesar merentangkan tangannya seolah-olah mencium bumi sebagai simbol penaklukan. Sebuah tindakan yang sangat jenius. Hanya orang-orang yang terbiasa berpikir cepat dan tepat yang bisa melakukannya. Tidak heran Julius Caesar diakui sebagai salah satu penakluk terbesar yang pernah ada.

Karena itu, dengan berpikir cepat dan tepat dalam mengambil keputusan, kita bisa mengubah kegagalan menjadi kemenangan. Kalau kita lamban dan penuh keraguan dalam memutuskan sesuatu, hal sebaliknya yang akan terjadi, kemenangan bisa berubah menjadi kegagalan, kejayaan bisa berubah menjadi cibiran atau ejekan. Jadi, lebih cepat, lebih tepat, lebih baik.

May 23, 2009

Lebih Cepat, Lebih Tepat, Lebih Baik

Akan tetapi, kegeniusan Ali mengubah keterbatasannya menjadi kekuatan. Mari kita membahasnya selangkah demi selangkah. Saya tidak dapat membayangkan mantan juara kelas berat mana pun yang kekuatan tinjunya tidak lebih unggul daripada kekuatan tinju Ali. Akan tetapi, dalam dua puluh pertarungan pertamanya, Ali, yang ketika itu bernama Cassius Clay, selalu menang, dengan prestasi tujuh belas kali menang K.O. … Lalu apa misteri Ali ini? Mengapa seseorang yang kekuatan tinjunya dianggap biasa saja oleh setiap pakar, sanggup menjatuhkan sebagian besar lawannya, termasuk Sonny Liston dalam pertarungan pertama Ali mempertahankan gelarnya?

Jawabannya adalah kecepatan dan ketepatan waktu. Dahulu Clay, sekarang Ali, sanggup meninju dengan sangat cepat, namun yang terpenting, pada saat yang tepat, persis sebelum lawannya memperkirakan. Ketika hal itu terjadi, orang yang dipukul tidak melihat tinjunya. Akibatnya, otaknya tidak sanggup mempersiapkannya untuk menerima dampak pukulan tersebut. Matanya tidak sanggup mengirimkan pesannya kembali ke bagian tubuh yang terkena tinjunya.

Jadi, kesimpulannya: tinju yang menjatuhkan Anda bukanlah tinju yang ekstrakeras, melainkan tinju yang tidak Anda lihat.

(STING LIKE A BEE, JOSE TORRES DAN BERT RANDOLPH SUGAR, 1971)

Dari kutipan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa kecepatan sangat penting sekali. Memang lebih cepat belum tentu lebih baik kalau tidak tepat sasaran. Karena itu, selain kecepatan juga dibutuhkan ketepatan.

Muhammad Ali dikenal sebagai petinju terbesar sepanjang masa, padahal dari segi kekuatan (power) dia biasa-biasa saja. Mike Tyson jauh lebih punya power dan jauh lebih keras kekuatan tinjunya. Tetapi kenapa Ali disebut-sebut lebih hebat daripada Tyson? Jawabannya karena Ali jauh lebih cepat dan lebih tepat. Karena itu, tidak heran bila gaya bertinju Ali disebut dengan gaya “menari bagai kupu-kupu dan menyengat bagai lebah” yang sangat legendaris itu.

Demikian juga di dunia yang serba instant dan dinamis seperti sekarang ini, sangat dibutuhkan kecepatan. Saat ini segala sesuatu yang cepat lebih disukai orang, yang lamban (dan peragu?) sudah mulai ditinggalkan. Semua orang mencari yang cepat, mulai dari koneksi internet sampai pemimpin.

Tetapi lebih cepat saja masih belum cukup. Seperti halnya Ali, selain lebih cepat juga harus lebih tepat. Lebih cepat tapi salah sasaran juga percuma. Untuk mendapatkan hasil yang baik, kita harus lebih cepat dan lebih tepat. Yang lamban (dan peragu?) akan tertinggal di belakang. Lebih cepat, lebih tepat, lebih baik.

May 22, 2009

Pilih Warna Apa, Ya?

Ada lima pilihan warna: merah, kuning, hijau, biru dan putih.
Kemarin putih juara, biru menjadi runner-up dan hijau juru kunci.
Besok kira-kira siapa yang menang ya?
Pilihannya bukan lagi lima, tapi tinggal empat.
Hijau sudah luntur menjadi biru dan kuning.
Hanya ada: merah, kuning, biru dan putih.
Tampaknya putih masih menjadi favorit.

May 21, 2009

KOSONG...

Hidup Sukses Dimulai dengan Impian

Apa definisi sukses menurut Anda? Kaya, bahagia, dihormati, mati masuk surga, keluarga sakinah, istri cantik (atau istri tiga? Hehehe…), suami ganteng, jadi anggota legislatif, jadi presiden, jadi konglomerat, atau yang lainnya? Kesuksesan seperti apa yang Anda impi-impikan selama ini? Apakah Anda sudah mulai mencapainya? Kalau belum apa yang harus Anda lakukan untuk mencapainya?

Menurut saya, sukses itu dibangun setiap hari bukan dibangun sesaat. Bukan juga keberuntungan yang membuat orang itu sukses. Sukses adalah hasil perpaduan antara kesempatan dan persiapan (kerja).

Sebenarnya banyak orang belum mencapai sukses karena tidak bisa meninggalkan kebiasaan-kebiasaanya atau pikiran-pikiran buruknya. Banyak yang menyalahkan nasib kenapa dia dilahirkan di lingkungan orang yang tidak kaya sehingga dia menjadi sulit menjadi kaya. Banyak juga yang menyalahkan orang lain, misalnya: orang tua tidak pernah mendukungnya, anak-anaknya tidak berbakti kepadanya, suaminya/istrinya terlalu banyak menuntut, dsb. Pikiran tersebut pada akhirnya akan membuat orang itu putus asa dan membuat hidupnya sia-sia.

Salah satu cara untuk mencapai kesuksesan adalah dengan memiliki impian (menurut buku Berpikir dan Menjadi Sukses, karya Dr. David J. Schwartz). Masalahnya banyak orang tidak mau memiliki impian atau sudah trauma untuk memiliki impian karena merasa sudah berkali-berkali memiliki impian tetapi selalu gagal mewujudkannya.

Akhirnya dia merasa bahwa kegagalan itu sudah menjadi jatahnya atau nasibnya dan berhenti berusaha karena buat apa berusaha kalau memang sudah ditakdirkan untuk gagal. Ada juga yang merasa dirinya penuh dosa sehingga mungkin Tuhan marah dan menghukumnya tidak bisa sukses seumur hidup.

Benih impian sendiri sebenarnya bisa tumbuh dan berkembang, tergantung orang tersebut merawatnya atau tidak. Seperti halnya petani, ada tiga fase yang harus dilalui sebelum kita memetik buah dari benih impian tersebut.
  1. Fase pertama adalah membajak tanah. Kita harus mempersiapkan diri kita terlebih dahulu dengan segera berusaha secepat dan sebanyak mungkin untuk belajar guna memahami pengetahuan dan menguasai kemampuan yang dibutuhkan untuk mewujudkan impian kita. Sekali lagi, BELAJAR.
  2. Fase kedua adalah menabur benih. Kita harus rajin melakukan tindakan. Bukan hanya teori, tetapi praktek langsung di lapangan. Banyak berlatih dan jangan takut gagal. Memang tidak semua benih akan tumbuh seperti yang kita harapkan, ada yang mati tanpa pernah tumbuh, ada yang tumbuhnya tidak seperti yang kita kehendaki, tetapi ada juga yang tumbuh seperti yang kita harapkan. Ingat! Tidak ada tanaman yang semua daunnya mulus atau semua batangnya bagus. Selalu ada kekurangan yang harus diperbaiki.
  3. Fase ketiga adalah memupuk – mengairi – merawat – menjaga. Kalau kita melihat dari semua fase yang ada, fase ini adalah fase yang cukup berat untuk dilalui. Kabar buruknya, fase ini harus dilalui, karena bila tidak, hasil panen akan jauh dari harapan atau bahkan gagal panen. Pada fase ini banyak orang melakukan kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan, yang mana membuat tanaman yang siap panen mengalami kerusakan dan kalau tidak dibenahi akan berakibat gagal panen. Karena itu, jangan pernah berhenti belajar dan berusaha mengembangkan diri karena sekali kita lalai, kegagalan adalah buahnya. Jangan pernah merasa sudah matang, karena sekali kita merasa matang, busuk adalah buahnya.
Jadi, impian seperti halnya tumbuhan yang akan terus bertumbuh apabila terus dipupuk dan dibina, sehingga bisa menghasilkan buah yang bisa dinikmati oleh banyak orang, bukan hanya dinikmati sendirian.

Howard Schultz, pemilik bisnis Star Buck CafĂ©, yang punya cabang sebanyak 1500 cafe di dunia, mengatakan: ”Saya yakin bahwa setiap orang pasti bisa mewujudkan impiannya jika mereka terus berusaha. Tetapi keberhasilan hanya sesuatu yang semu apabila Anda mencapai garis akhir sendirian. Karena semakin banyak pemenang yang Anda bawa (para pekerja, para konsumen, pemilik saham, distributor, pembaca), semakin berharga kemenangan yang Anda capai.”

PEMENANG vs PECUNDANG

Selama ini banyak orang berpikir bahwa pemenang dan pecundang itu jalannya berbeda.

Kalau pemenang itu jalannya lurus, datar, lebar, bebas hambatan seperti jalan tol, tidak ada yang terjal atau mendaki, dan lain sebagainya yang diperkirakan bisa menunjang kemenangannya.

Sedangkan pecundang itu penuh dengan segala hal yang membuat dia gagal, jalannya terjal, mendaki, turunan yang curam, jalannya sempit, banyak lubang sehingga bisa membuat orang yang melalui jalan itu akan mengalami kekalahan dikarenakan banyaknya hambatan yang dia alami.

Tetapi pada kenyataannya, seorang pemenang dan pecundang sebenarnya memiliki jalan yang sama persis, tidak berbeda. Yang berbeda hanya cara merespon apa yang terjadi sepanjang perjalanan yang dilalui. Jalan yang harus ditempuh antara pemenang dan pecundang adalah sama persis!

Seorang pecundang hanya melihat jalan itu dari sisi negatif. Pecundang melihat hambatan sebagai persoalan atau permasalahan sedangkan seorang pemenang melihat hal itu dari sisi positif. Pemenang melihat hambatan sebagai proses pembentukan karakter dan kepribadiannya yang akan sangat dibutuhkan saat dia menapaki jalan menuju kemenangannya.

May 13, 2009

Banteng Merah atau Golput Lagi?

Setelah break dua minggu, sirkus F1 mulai menderu lagi. Kali ini (10/5) giliran benua Eropa kebagian jatah setelah di awal musim kita berkeliling dari Australia ke Asia. Yang menarik balapan di sirkuit Barcelona ini menjadi “awal baru” hampir semua tim melakukan up-grade alias perbaikan besar-besaran pada mobil masing-masing. Alhasil, mobil-mobil yang turun di lintasan hari ini sedikit banyak berbeda dengan mobil-mobil di awal musim yang lalu.

Babak kualifikasi sendiri sudah berlangsung dengan lancar kemarin. Hasilnya, Brawn GP ternyata masih perkasa. Sempat diragukan banyak pengamat karena Brawn GP termasuk tim yang melakukan up-grade minimalis. Penyebabnya apalagi kalau bukan dana yang tipis. Saking tipisnya, warna mobil ini sampai sekarang masih didominasi warna putih karena sponsornya sedikit sekali. Tidak seperti tim lain yang tampil warna-warni dengan berbagai atribut sponsor menempel di mobil. Karena itu Brawn GP layak kita sebut sebagai tim golput alias golongan putih.

Sedangkan Ferrari menjadi tim yang melakukan up-grade maksimal, bahkan mereka mengklaim mobil ini lebih cepat dan lebih baik dari pendahulunya. Ferrari melakukan reformasi ini karena seri-seri balapan ke depan akan dilangsungkan di Eropa dan tentu saja mereka tidak ingin menuai malu di hadapan ratusan ribu pendukung fanatiknya.

Kembali ke Brawn GP. Setelah sempat terancam oleh Sebastien Vettel (Red Bull), di saat-saat terakhir Jenson Button berhasil mencuri posisi start terdepan. Ini adalah kali ketiga Button menjadi pole sitter setelah sebelumnya di Melbourne dan Sepang. Vettel sendiri harus puas di posisi start ke-2 dan menunda ambisinya menjadi pole sitter kedua kalinya musim ini. Posisi ke-3 ditempati oleh Rubens Barrichello dan akhirnya, yang ditunggu-tungu banyak fans-nya, Felipe Massa di posisi ke-4. Lumayanlah setelah kacau balau di empat seri awal. Cuma sayang sekali, Kimi Raikkonen harus terpuruk di posisi ke-16. Gara-garanya sepele, terlalu menyepelekan lawan. Mengira waktunya sudah cukup, tim menyuruh Kimi istirahat di pit, dan ternyata lawan-lawannya bisa lebih cepat. Otomatis Kimi harus merasakan nasib seperti Felipe Massa di awal musim. Tampaknya lomba kali ini (masih) akan berjalan berat bagi Kimi.

Tim-tim lain praktis tidak banyak berubah. Toyota masih kompetitif dan berpeluang mencuri victory pertama karena berhasil start dari posisi ke-6 dan ke-7 lewat Timo Glock dan Jarno Trulli. Di belakangnya ada jagoan tuan rumah, Fernando Alonso. Dengan modal dukungan supporter melimpah, Alonso mungkin bisa mencuri podium kali ini karena pembalap-pembalap yang start didepannya termasuk sering inkonsisten (Massa, Webber, Glock, dan Trulli). Lalu ada Nico Rosberg (Williams) di posisi start ke-9 dan Robert Kubica (BMW) di posisi ke-10, yang berpeluang untuk “mengganggu” dan mungkin menjadi kesempatan emas bagi Kubica “memecahkan telurnya” kali ini. Di empat lomba awal, Robert Kubica sangat mengecewakan dan poinnya NOL BESAR.

Lalu siapa calon kuat peraih victory? Tampaknya masih antara Button atau Vettel. Dua pembalap ini memang paling konsisten dan paling cepat sampai sejauh ini. Selain itu, balapan di Barcelona bisa dijadikan sebagai parameter musim ini. Siapa cepat di Barcelona biasanya akan mendominasi balapan sepanjang musim karena sirkuit ini memang paling komplet sehingga sangat tepat dijadikan patokan untuk mengukur daya tahan dan kecepatan masing-masing mobil, serta keahlian pembalap tentu saja. Ada trek lurus, tikungan-tikungan tajam seperti hairpin (tikungan 180 derajat) dan cychane (tikungan berbentuk huruf S) yang sangat variatif dan cocok sekali untuk menguji mobil dan pembalap. Jadi apakah kita akan melihat golongan putih mendominasi lagi atau banteng merah (Red Bull) akan menyeruduk?

Pesta Demokrasi yang Membosankan

Entah kenapa rangkaian pesta demokrasi tahun ini terasa hambar dan membosankan. Tidak seperti dua periode sebelumnya tahun 1999 dan 2004. Tahun ini, pemilu sangat tidak menghibur dan mudah ditebak. Unsur-unsur kejutan tidak muncul (atau sengaja dibuat tidak muncul?) dan hanya dihiasi oleh 4L (lu lagi lu lagi). Memang pemilu bukanlah pertandingan sepak bola yang bisa menghibur jutaan orang. Meskipun demikian, tidak ada salahnya juga sebagai rakyat, kita mengharapkan hiburan lima tahun sekali sehingga pesta demokrasi yang kita selenggarakan bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Kita masih ingat tahun 1999, kejutan besar adalah naiknya Gus Dur menjadi presiden, lalu tahun 2004 adalah gagalnya Megawati kembali menjadi RI 1. Tahun ini sepertinya kita sudah bisa menebak hasilnya. Meskipun saya berharap masih bisa berubah karena pertandingan yang sebenarnya masih belum dimulai. Satu-satunya kejutan tahun ini menurut para pengamat politik adalah naiknya suara Partai Demokrat. Satu-satunya hiburan adalah tingkah laku para caleg gagal yang stress, atau yang mengambil kembali barang-barang yang sudah disumbangkan kepada rakyat karena mereka tidak dipilih.

Sepertinya rakyat Indonesia sudah mulai apatis dan mulai menurun gairah politiknya. Penurunan gairah ini bisa disebabkan banyak hal. Seperti halnya produk yang tidak laku. Rakyat selaku konsumen sepertinya sudah bosan karena parpol, selaku produsen, hanya menawarkan barang dagangan yang “itu-itu aja” dan tidak ada terobosan baru yang diciptakan atau ditampilkan. Program-program yang ditawarkan sudah kadaluarsa termasuk juga tokoh-tokohnya. 

Jadi tidak heran, pada pemilu legislatif kemarin pemenang yang sesungguhnya adalah GOLPUT. Angka golput mencapai 40% lebih, sedangkan tidak ada satupun parpol yang berhasil meraih suara sampai 40%, paling tinggi hanya sekitar 20%. Memang carut marut DPT dituduh banyak kalangan (terutama parpol-parpol yang kalah) mempertinggi angka golput. Tetapi saya yakin, seandainya DPT-nya baik sekalipun, angka golput akan tetap tinggi dan tetap menjadi real winner.

Pilpres dua bulan lagi pun akan tetap sama. Sepertinya golput akan kembali “menang” untuk kedua kalinya tahun ini. Apalagi capres-capres tahun ini masih didominasi muka-muka lama yang sudah pernah gagal dan masih belum kapok untuk kembali gagal. Demi bangsa mereka berani gagal berkali-kali. Para kakek dan nenek ternyata masih tinggi nafsunya. Ungkapan tua-tua keladi rasanya pas buat mereka. Sedangkan anak-anak muda semakin terpinggirkan. Bayangkan, hanya untuk memperebutkan posisi “ban serep” saja sangat sulit untuk dicapai karena masih banyak “ban-ban bekas” yang ingin terus menggelinding dalam roda kekuasaan.

OK-lah, untuk tahun ini sepertinya kita relakan pertunjukan yang membosankan tadi karena nasi sudah menjadi bubur. Tapi lima tahun ke depan saya yakin tidak akan terjadi lagi. Lima tahun yang akan datang saatnya kita buat pesta demokrasi yang lebih meriah (tapi damai) dengan memunculkan produk-produk baru yang inovatif dan layak jual. Produk-produk tersebut harus mulai dipersiapkan dari sekarang sehingga lima tahun lagi sudah siap diluncurkan ke publik. Mari kita lupakan produk-produk bekas yang sudah out of date. Lima tahun lagi tempat yang layak bagi mereka adalah di museum, bukan di kertas suara. Semoga.

Dua Jalan Menuju Roma

Tidak banyak jalan menuju Roma. Hanya ada dua jalan menuju Roma. Dan, dua jalan tersebut sudah dilalui dengan baik oleh Manchester United dan Barcelona. Dua tim tersebut akhirnya berhasil menjadi calon tim terbaik Eropa musim ini menyusul lolosnya mereka ke final Liga Champions Eropa 2009. Setelah sehari sebelumnya MU memastikan satu tiket ke Roma, dini hari tadi giliran Barcelona yang mendapatkan tiket terakhir. Jadi, dua tim inilah yang akan memperebutkan lambang supremasi sepakbola Eropa musim ini.
MU sukses ke final setelah menyingkirkan pasukan muda Arsenal dengan agregat gol 4-1. Tampaknya para young gunners masih butuh pengalaman lebih banyak untuk mendobrak kemapanan MU. Tapi saya yakin bila Arsene Wenger masih tetap mempertahankan pasukan mudanya pada musim-musim yang akan datang, mereka punya potensi besar untuk menjadi calon juara masa depan. Saat ini mereka hanya butuh jam terbang lebih tinggi, dan semifinal kemarin adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi mereka.
Di lain pihak, pasukan El Barca harus memastikan tiket pada detik-detik terakhir berkat umpan matang Sang Juru Selamat, Lionel “The Messiah” Messi, yang diselesaikan dengan ciamik oleh Andres Iniesta. Gol itu membuat pasukan The Roman Emperor, Chelsea, harus menangis lagi untuk kesekian kalinya. Ternyata tuah Guus Hiddink tidak mampu melawan mujizat Sang Messias. Tetapi bagaimanapun juga, apresiasi layak diberikan kepada Mr. Hiddink yang mampu menciptakan permainan efektif. Setidaknya mereka menjadi satu-satunya tim yang berhasil menahan skema atraktif milik Barca. Kita masih ingat beberapa hari yang lalu permainan atraktif Barcelona sukses membuat Real Madrid termehek-mehek di kandang sendiri dengan skor telak 6-2.
Dengan kekalahan Chelsea, otomatis gugurlah skenario balas dendam di Roma. Tidak ada lagi MU v Chelsea: part II. Padahal kalau itu terjadi akan sangat menarik menyaksikannya. Apa boleh buat, kenyataan mengatakan Barcelona adalah lawan yang layak untuk menandingi MU di final. Dan memang dua tim inilah yang sejak awal diunggulkan untuk bertemu di puncak oleh banyak kalangan. Sangat layak untuk ditunggu permainan super atraktif ala Barca melawan skema super efektif ala MU. Saatnya perubahan melawan kemapanan. Pelatih muda penuh ambisi (Josep Guardiola) melawan pelatih tua yang masih nyaman dengan posisinya (Alex Fergusson). Saya rasa, dengan segala hormat, sudah saatnya Sir Alex Fergusson untuk pensiun. Waktu 23 tahun sudah lebih dari cukup. Musim ini adalah musim bagi pelatih muda untuk unjuk gigi. Josep Guardiola sudah membuktikan bahwa dirinya mampu mengalahkan pelatih senior lainnya, Guus Hiddink, dini hari tadi. Tinggal selangkah lagi jalan yang harus ditempuh untuk menggantikan Alex Fergusson menjadi pelatih terbaik di Eropa. Dan, dengan segala kinerjanya musim ini, Guardiola memang layak menduduki posisi tersebut.
Jadi, akankah Barca mampu menghentikan ambisi MU untuk juara dua kali berturut-turut? Secara pribadi saya sudah sangat lama menantikan pertemuan dua tim ini, terutama duel antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Final di Roma akan menjadi pembuktian siapa sebenarnya yang menjadi pemain terbaik di planet ini. Saya berharap The Messiah mampu menunjukkan mujizatnya sekali lagi dan membungkam arogansi CR7. Sudah saatnya Sang Juru Selamat mengirim setan-setan (merah) kembali ke habitat aslinya. Dan saya yakin Roma akan menjadi “neraka” yang sempurna.

Selamat Ulang Tahun

Ulang tahun. Mungkin hal biasa bagi sebagian orang, mungkin juga luar biasa bagi sebagian yang lain.

Ulang tahun adalah sebuah tanda. Bisa tanda tanya, tanda seru, tanda cinta, tanda bahaya, atau tanda-tanda yang lain. Ulang tahun juga mempunyai makna. Makna yang berbeda bagi setiap orang. Makna yang relatif, tergantung kapan dan dimana. Tergantung apa yang dirasakan. Tergantung apa yang dipikirkan.

Ulang tahun tidak berarti apa-apa bagi orang-orang yang tidak mempunyai tujuan hidup. Ulang tahun hanyalah sebuah kehampaan bagi orang-orang yang lupa memaknai hidupnya. Ulang tahun adalah protes bagi orang-orang yang tidak puas dengan jalan hidupnya. Ulang tahun adalah caci maki bagi orang-orang yang menyesal dengan pilihannya. Ulang tahun adalah bencana bagi orang-orang yang ingin mengakhiri hidupnya. Ulang tahun adalah beban bagi orang-orang yang khawatir dengan masa depannya. Ulang tahun adalah tanda tanya bagi orang-orang yang bingung dengan arah hidupnya.

Sebaliknya, ulang tahun adalah berkah bagi orang-orang yang menikmati hidupnya. Ulang tahun adalah sinar terang bagi orang-orang yang optimis menghadapi hidupnya. Ulang tahun adalah harapan bagi orang-orang yang ingin hidup selamanya. Ulang tahun adalah hadiah bagi orang-orang yang selalu mensyukuri hidupnya. Ulang tahun adalah tanda pencapaian bagi orang-orang yang memaknai hidupnya dengan tujuan yang berarti. Ulang tahun adalah senjata bagi orang-orang yang ingin terus berkarya.

Selamat ulang tahun. Segalanya akan selalu indah bila kita mengerti cara memaknainya.

F1 Lebih Seru daripada MotoGP

Setelah membaca tulisan Azrul Ananda tentang F1 dan MotoGP, di Jawa Pos, tadi pagi, saya menjadi tergelitik untuk ikut urun rembug. Selama ini memang banyak yang mengatakan kalau MotoGP lebih seru daripada F1, terutama di Indonesia. Mungkin di Indonesia, penggemar MotoGP lebih banyak daripada F1. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi saya.
Saya mulai menyukai F1 sekitar tahun 1992. Mungkin dikarenakan hobby saya mengutak-atik mobil balap mainan “Tamiya”, yang memang muncul pertama kalinya waktu itu. Pembalap jagoan saya adalah almarhum Ayrton Senna. Saya sering bercanda dengan mengatakan bahwa Ayrton Senna adalah satu-satunya orang Brazil yang saya sukai karena saya benci timnas sepakbola Brazil, musuh bebuyutan timnas Argentina (karena sejak dulu saya supporter timnas Argentina dan juga Italia).
Nah, sejak saat itu (1992) sampai sekarang saya selalu mengikuti perkembangan F1, kecuali tahun 2000-2004. Gairah saya menurun karena pada tahun 2000-2004 persaingan sangat tidak seru dan juaranya sudah bisa ditebak, dan penyebab utamanya, saya termasuk golongan ABS (Asal Bukan Schumacher). Kita semua tahu, selama lima tahun tersebut Michael Schumacer menjuarai F1 sampai lima kali berturut-turut, hebat memang, tapi juga sangat membosankan!
Saya mulai bergairah lagi tahun 2005, karena persaingan sudah mulai seru dengan adanya Fernando Alonso, Kimi Raikkonen, lalu muncul Lewis Hamilton, dan terakhir tahun ini, yang menurut saya musim terseru selama saya mengikuti perkembangan balapan ini.
Berbeda halnya dengan MotoGP. Saya memang sudah mengetahui tentang balap motor ini sejak lama, kalau tidak salah waktu Kevin Schwantz juara tahun 1993 (waktu itu masih 500cc). Tetapi entah mengapa, saya tidak pernah bisa jatuh cinta pada balap motor. Padahal banyak nama-nama hebat lahir di situ, macam Mick Doohan, Max Biagi, Valentino Rossi, sampai zaman Casey Stoner saat ini. Mungkin sama seperti basket. Sebagus apapun NBA, sampai saat ini saya juga tidak pernah bisa jatuh cinta pada yang namanya olahraga basket. Berbeda dengan F1. Mungkin kecintaan saya terhadap F1 hanya bisa ditandingi oleh kecintaan saya terhadap sepakbola.
Dulu saya sempat bingung menjawab kalau ada yang tanya kenapa lebih suka F1? Padahal balap motor lebih seru, lebih banyak salip-salipan, kata teman saya. Tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya mungkin betul, tapi tahun ini saya rasa F1 juga tidak kalah seru, banyak salip-salipan juga, juaranya sulit diprediksi, tim-tim kecil bisa menang, tim-tim besar dan tradisional kalah. Dan harap diingat, MotoGP juga sudah mulai membosankan sejak adanya Valentino Rossi. Menurut saya, Valentino Rossi sama seperti Michael Schumacher di F1, hebat tapi bikin bosan.
Harapan saya semoga di tahun-tahun yang akan datang F1 tetap seru seperti tahun ini sehingga saya bisa menjawab kalau ada yang tanya kenapa lebih suka F1? Bukan cuma cinta buta semata. Dan terakhir, untuk semuanya, mari kita nikmati bersama, baik yang suka F1 ataupun MotoGP. Setiap orang punya pilihan dan keinginan masing-masing. Kalau hati sudah berbicara, tidak ada yang bisa memaksa.

Jenson Lagi (2009 F1 GP Bahrain: Review)

B-B mengalahkan T-T. Brawn lagi, Button lagi. Toyota gagal lagi, Trulli gagal lagi. Brawn-Button mengalahkan Toyota-Trulli. Sempat diunggulkan untuk merebut kemenangan pertamanya musim ini, pembalap “spesialis kualifikasi” dari tim Toyota, Jarno Trulli, harus menunda ambisinya di sirkuit Shakir, Bahrain, hari minggu tadi. Jenson Button yang tidak terlalu diunggulkan karena mobilnya pas-pasan dan cuma start di posisi ke-4, ternyata mampu mencuri victory ketiganya musim ini.

Jalannya lomba sendiri termasuk sangat lancar karena tidak ada hujan dan tidak ada insiden yang harus membuat safety car keluar. Jadi pada lomba di Bahrain tadi, kita sedikit banyak bisa mengukur kemampuan sebenarnya dari setiap tim, karena dalam tiga lomba pertama, balapan tidak berlangsung normal karena diganggu oleh factor cuaca yang tidak mendukung.

Kunci kemenangan Button sendiri sebenarnya terletak pada kegagalan Sebastien Vettel melakukan start yang baik. Karena start buruknya, Vettel harus melorot beberapa posisi dan membuatnya kehilangan banyak waktu untuk meyodok ke depan. Kalau startnya sempurna, saya yakin kemarin menjadi milik Sebastien Vettel. Tetapi selain faktor tersebut, kematangan Jenson Button juga sangat menentukan, terutama manuvernya menyalip Hamilton di lap awal. Dan yang lebih penting adalah ketahanan mobil Brawn yang mampu menyelesaikan 57 lap. Perlu dicatat, karena keterbatasan dana, mobil Brawn mungkin satu-satunya mobil yang tidak mengganti komponen baru selama empat lomba di awal musim ini.

Bagaimana dengan Ferrari? Akhirnya juara bertahan konstruktor ini mengakhiri puasa poinnya. Kimi Raikkonen berhasil menyumbangkan 3 poin hasil finis di posisi ke-3. Lumayanlah daripada tidak ada poin sama sekali hehehe... Massa? Lagi-lagi mengecewakan alias NOL BESAR lagi. Menurut saya, Felipe Massa (dan juga Robert Kubica-BMW) adalah pembalap terburuk di F1 selama awal musim ini. Mobil jelek bukan alasan bagi Massa untuk tidak bisa menyumbangkan satu poin pun. Bayangkan pembalap sekelas Massa hanya dapat NOL selama empat lomba. Kita bisa bandingkan dengan rekan setimnya Raikkonen, Hamilton, ataupun Alonso, yang mobilnya juga termasuk ”jelek” di empat lomba ini, masih mampu menyumbangkan poin bagi timnya. Sedangkan Massa? I think Ferrari must kick him out next year... kecuali dia bisa menunjukkan perkembangan pesat di balapan Eropa bulan depan.

Ambisi Toyota sendiri harus tertahan. Strategi pit stop lebih dulu daripada tim lain membuat peluang Jarno Trulli dan Timo Glock musnah. Apa mau dikata. Balapan kemarin ternyata bukan giliran Toyota. Jarno Trulli sendiri yang sangat diunggulkan terpaksa gigit jari lagi. Maybe next race, Signor...

Selanjutnya parade F1 akan kembali ke tanah kelahirannya di Eropa. Selama dua minggu akan break dulu, dan kembali tanggal 8-10 di sirkuit Catalunya di Barcelona. Dan penting untuk ditunggu, karena di Barcelona tiap tim akan melakukan update besar-besaran untuk mobil mereka, terutama McLaren, Ferrari dan BMW. Jadi hasil empat lomba di awal musim tidak bisa dijadikan patokan. Bisa saja Brawn akan kembali ke kasta aslinya di papan bawah dan Ferrari ataupun McLaren menyodok ke puncak lagi. Begitu juga dengan Red Bull, apakah masih tetap joss seperti semula? Sepertinya kategori unggulan masih dalam genggaman, minimal Sebastien Vettel akan tetap meramaikan perebutan gelar sampai akhir musim, menurut saya. Tinggal kita tunggu kebangkitan pembalap-pembalap lainnya. Setelah Button, Vettel, lalu...? Yang pasti semakin banyak akan semakin menarik...semoga saja.

Giliran Toyota? (2009 F1 GP Bahrain: Preview)

Makin sulit menebak siapa juara F1 musim ini. Di dua lomba awal Brawn GP berjaya dengan finis 1-2. Di Shanghai pekan lalu giliran Red Bull finis 1-2. Di Bahrain hari ini giliran Toyota finis 1-2? Tanda-tanda ke arah situ sangat kuat karena duo Toyota berhasil meraih posisi start 1-2 pada babak kualifikasi kemarin. Jarno Trulli menempati pole position dan Timo Glock tepat di belakangnya. Ini adalah start 1-2 pertama Toyota sepanjang keikutsertaannya di F1.

Babak kualifikasi kemarin berjalan sangat ketat dan agak sulit memprediksi siapa yang akan menempati posisi teratas karena terbukti kecepatan masing-masing mobil hanya ”beti” alias beda-beda tipis. Tercatat perbedaan antara posisi teratas dan urutan buncit pada kualifikasi kemarin hanya sekitar 1 detik/lap! Hal ini membuat balapan kali ini akan berjalan seru kalau tidak ada hujan...semoga. Memang balapan kali ini diperkirakan berlangsung kering karena di Bahrain jarang turun hujan. Tetapi tentu saja kejadian seperti di MotoGP Qatar beberapa minggu yang lalu juga bisa terjadi. Event MotoGP di Qatar sampai harus ditunda karena hujan turun, apalagi balapan berlangsung malam hari, padahal frekuensi hujan di Timur Tengah amat sangat jarang (dalam setahun rata-rata hanya 8 hari hujan).

Kembali ke Toyota. Bahrain tampaknya menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk mendapatkan kemenangan pertamanya musim ini, terutama bagi Jarno Trulli. Sempat berambisi untuk menang di Shanghai pekan lalu, eh...malah sial yang didapat. Trulli ditabrak dari belakang oleh Robert Kubica dalam balapan yang full wet tersebut. Alhasil dia harus out, padahal dia punya peluang besar untuk minimal naik podium di sana. Hari ini tampaknya Trulli akan berusaha mati-matian untuk mendapatkan victory pertamanya tahun ini. Pesaingnya? Yang terdekat adalah rekan setimnya sendiri, Timo Glock yang start dari posisi kedua, dan Wunder Kid, Sebastien Vettel. Kalau balapan berjalan normal, seharusnya konfigurasi podium hari ini adalah: 1. Trulli, 2. Glock, 3. Vettel.

Selain tiga pembalap di atas, peluang besar juga dimiliki oleh duo Brawn GP, Double-B, Button-Barrichello, dan Hamilton! Ya, pelan tapi pasti, McLaren mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dengan start dari posisi ke-5, Hamilton punya peluang untuk menyodok 3 besar, dan kalau sedikit beruntung, dia bisa meraih victory pertamanya tahun ini. Begitu juga dengan Brawn. Meskipun sudah tidak menakutkan lagi seperti di dua lomba awal, hari ini mereka juga sangat berpeluang untuk meraih victory ke-3 musim ini, apalagi kalau Toyota dan Red Bull ngadat. Ingat, Brawn GP adalah tim yang paling konsisten dalam 3 lomba awal, sedangkan Toyota dan Red Bull sering inkonsisten dan ngadat dalam 3 lomba tersebut.

Ferrari? Podium tampaknya masih sulit diraih. Tapi poin seharusnya bisa mereka dapatkan hari ini. Dengan start dari posisi ke-8 dan ke-10, Ferrari punya modal besar untuk mengakhiri puasa poinnya. Kalau dalam lomba hari ini mereka kembali NOL BESAR, tampaknya harus diadakan reformasi di kandang kuda jingkrak. Bukan hanya mobil yang harus dievaluasi, tapi juga pembalapnya! Terutama Massa, wajib hukumnya hari ini untuk menyumbangkan poin! Bila gagal lagi, posisinya di tim merah tahun depan harus betul-betul dipertimbangkan. Mungkin saatnya Ferrari merevolusi susunan pembalapnya tahun depan bila mereka ingin kembali berjaya.

Tim terakhir yang no point adalah Force India. Tim terlemah di F1 saat ini. Sebenarnya di awal tahun, tim ini diprediksi bisa membuat kejutan. Tetapi yang terjadi di tiga lomba awal sangatlah mengecewakan. Dan kali ini di Bahrain, mereka punya peluang. Dengan kerja keras mungkin poin bisa diraih. Saya berharap Giancarlo Fisichella mampu mewujudkannya, minimal finis di posisi ke-8. Berat memang, tapi peluang tetap ada, karena perbedaan kecepatan dibandingkan dengan tim-tim lain sebenarnya tidak terlalu jauh kalau melihat hasil kualifikasi kemarin. Khusus untuk Fisichella, tahun ini dia harus habis-habisan bila masih ingin tampil di F1 musim depan. Jadi, poin adalah harga mati, kalau tidak, mungkin tahun depan kita harus mengucapkan: Goodbye Fisico!

Satu hal lagi yang patut dicatat, pada GP Bahrain hari ini semua pembalap memiliki peluang yang sama untuk mendapat poin. Jangan heran bila pada akhir lomba yang berlangsung 57 lap ini, Sebastien Bourdais yang start dari posisi 20 alias terakhir, bisa finis di urutan 8 atau bahkan lebih tinggi, karena memang beda waktunya sangat tipis dibandingkan dengan pole position (hanya sekitar 1 detik/lap). Jadi, balapan nanti pasti seru dan yang pasti bikin penasaran siapa yang bakal mendapat giliran menang kali ini. So, don’t miss it!

Road to Roma--Chelsea v MU: part II ?

Mungkin masih terlalu dini untuk menebak dua tim yang akan berhadapan di babak final Liga Champions musim ini, tapi tidak ada salahnya kita mulai memprediksi karena besok lusa kejuaraan ini sudah memasuki babak semifinal. Tercatat empat tim yang akan memperebutkan tiket final menuju Roma, yaitu: trio Inggris (MU, Chelsea, Arsenal) ditantang jagoan Spanyol, Barcelona.

Babak semifinal akan dipertandingkan dalam dua leg, dan besok lusa leg pertama akan dilakoni masing-masing tim. Chelsea kontra Barcelona dan derby Inggris, antara MU v Arsenal. Untuk sementara ini, dua unggulan utama adalah Barcelona dan juara bertahan musim lalu, yaitu Setan Merah alias MU.

Diunggulkannya Barcelona oleh banyak pengamat memang sangat beralasan sekali. Musim ini pasukan Catalunya itu termasuk tim yang paling stabil permainannya di Liga Champions, bahkan mereka belum mendapatkan perlawanan yang berarti sampai babak semifinal ini. Pada babak perempat final, mereka menghancurkan Bayern Munich dengan skor telak. Kekuatan utama Barca pada musim ini terletak di trio tukang gedor mereka, mungkin saat ini adalah trio terbaik di Eropa, yaitu: Messi, Eto’o dan Henry. Pemain bertahan tim manapun pasti akan pontang-panting bila mereka sedang on-fire.

Lawan Barcelona di semifinal adalah Chelsea. Setelah sempat naik-turun di awal musim, akhir-akhir ini permainan The Blues semakin membaik. Hal ini tidak lepas dari tangan dingin Guus Hiddink. Sejak menggantikan Luiz Felipe Scolari awal tahun ini, Hiddink terbukti mampu mengangkat permainan Chelsea. Meskipun peluang untuk menjuarai Premier League musim ini sangat kecil, tapi Chelsea berhasil menembus final Piala FA. Harap diingat, Guus Hiddink adalah pelatih spesialis turnamen. Dia selalu berprestasi bagus di turnamen, baik antarklub maupun internasional. Tentu kita masih ingat pada daya magisnya saat memoles Belanda, Korea Selatan, Australia di Piala Dunia dan terakhir Rusia di Euro 2008 yang lalu. Dan satu lagi catatan penting, tahun 1987 Guus Hiddink sudah pernah merebut Piala Champions saat dia menangani PSV Eindhoven. Jadi siapa yang lebih unggul? Guus Hiddink atau Trio Maut El Barca?

Slot semifinal yang lain tidak kalah serunya. Untuk kesekian kalinya dalam beberapa tahun terakhir ini derby Inggris kembali terjadi di semifinal. Bila biasanya Liverpool yang lolos, kali ini digantikan oleh Arsenal. Setelah terakhir kali tampil di final tahun 2006, musim ini pasukan muda Arsene Wenger berambisi untuk back to final dan kalau bisa jadi juara untuk pertama kalinya. Memang tidak ada yang meragukan kemampuan The Young Gunners, tapi bebarapa kali penampilan mereka angina-anginan, terakhir mereka dipecundangi Chelsea di semifinal Piala FA lalu menggila waktu melawan Liverpool di Premier League. Jadi agak sulit juga memperkirakan penampilan Arsenal di semifinal ini, dan lagi di ajang Liga Champions ini, Arsenal tidak diperkuat oleh Andrey Arshavin yang sedang on-fire di kompetisi domestik.

Setan Merah, juara bertahan musim lalu, juga sangat berambisi untuk menciptakan rekor back-to-back juara. Terakhir rekor itu dipegang oleh AC Milan 20 tahun yang lalu di era Dream Team’s Arrigo Sacchi. Mampukah Fergusson menyamai rekor Sacchi? Banyak pihak yang memprediksi MU mampu melakukannya. Masalahnya mereka harus menyingkirkan kompatriotnya, Arsenal, terlebih dahulu di semifinal. Dengan kekompakan dan pengalaman sebagai juara bertahan tampaknya MU sedikit di atas angin daripada anak-anak muda Arsenal.

Jadi siapa yang bakalan bertemu di final? Memang masih ada dua leg semifinal yang harus dilalui, tapi kombinasinya diantara empat pilihan ini: MU v Barcelona, MU v Chelsea, Arsenal v Barcelona atau Arsenal v Chelsea. Keempat-empatnya menarik. MU v Barca adalah final idaman musim ini, pertarungan dua tim terbaik yang pasti seru dan ketat, mungkin harus adu penalti seperti musim lalu. Arsenal v Barca juga sangat ditunggu-tunggu, terutama oleh fans The Gunners karena pada tahun 2006 Barca menggagalkan impian Arsenal untuk merebut gelar untuk pertama kalinya. Tahun ini mereka pasti ingin balas dendam pada pasukan El Barca. Arsenal v Chelsea, ini akan menjadi derby London pertama di Final Liga Champions. Aroma dendam juga sangat terasa karena Arsenal baru saja disingkirkan Chelsea di ajang Piala FA. Dan yang terakhir, ulangan final musim lalu, MU v Chelsea. Yang ini tidak perlu dibahas lagi. Dijamin seru dan keras. Tentunya Chelsea tidak ingin malu lagi, terutama John Terry. Masak dia harus terpeleset dua kali, hanya keledai bodoh yang jatuh dalam lubang yang sama dua kali hehehe...

Diantara empat opsi di atas, saya pribadi lebih memilih opsi terakhir, yaitu Chelsea v MU. Mungkin agak berlainan dengan prediksi banyak orang yang memperkirakan MU v Barca di final. Tapi saya pribadi punya keyakinan kalau tahun ini tahunnya Chelsea di pentas Eropa dan mereka saat ini sudah berada di tangan yang tepat, Guus Hiddink. Tampaknya tahun ini Mr. Hiddink mampu mempersembahkan Eropa kepada big boss, The Roman Emperor, Abramovich. So, Chelsea juaranya? Kita lihat dulu leg pertama semifinal besok lusa. Dan ada satu yang harus diingat: In Guus We Trust....