June 11, 2009

Arti Sebuah Etos Kerja

Dalam hal etos kerja, para pegawai dan eksekutif di Indonesia sepertinya masih harus belajar banyak dari Amerika.

Baru-baru ini, CEO Citibank, Vikram Pandit, hanya menggaji dirinya dengan bayaran USD 1 (sekitar Rp 10 ribu) per TAHUN. Hal itu dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawabannya untuk memulihkan kondisi Citibank yang amburadul akibat krisis finansial global. Sebagai orang nomor satu di Citibank, dia menolak untuk mengundurkan diri dan bersumpah untuk terus bekerja sampai Citibank kembali ke posisi semula dan keluar dari krisis finansial yang dialaminya.

Kerelaan untuk bekerja nyaris tanpa dibayar inilah yang patut dicontoh oleh seluruh pegawai dan eksekutif di Indonesia. Di saat krisis seperti ini, banyak di antara kita yang malah membebani perusahaan dengan berbagai macam tuntutan, bukannya bekerja lebih keras untuk menyelamatkan perusahaan dari krisis.

Nilai loyalitas atau kesetiaan juga patut ditiru. Di saat perusahaan hampir bangkrut, jangankan rela dipotong gajinya, malah banyak eksekutif kita berpindah kerja ke perusahaan lain yang menawarkan gaji lebih tinggi.

Etos kerja yang buruk itu bisa membuat bangsa ini terjerembab ke dalam krisis. Dan sekali kita terjerumus, akan sulit untuk keluar, KECUALI kita mau berubah dan meningkatkan etos kerja yang saat ini masih sangat rendah.

Tanggung jawab, kerelaan untuk berkorban, dan kesetiaan adalah tiga hal penting yang harus selalu dimiliki oleh kita semua. Dengan tiga hal tersebut, saya yakin bangsa ini mampu mengalahkan krisis apa pun. Keputusan ada di tangan kita semua. Masih mau mementingkan diri sendiri atau mulai belajar dan berubah untuk mengutamakan kepentingan bersama?

No comments: