June 26, 2009

Resep Menghadapi Para Pembenci a la CR7

Cristiano Ronaldo alias CR7 (dijuluki CR7 karena suka menggunakan kostum bernomor 7) mungkin adalah pemain sepak bola yang paling terkenal saat ini. Selain itu, yang pasti, CR7 adalah pemain termahal di dunia menyusul megatransfernya dari MU ke Real Madrid senilai 1,3 triliun rupiah lebih. Sebuah harga yang fantastis bagi seorang ‘gladiator’ di era modern seperti sekarang.

Selain kaya dan terkenal, pemain sepak bola terbaik di dunia tahun 2008 ini juga mempunyai banyak penggemar dan banyak pula pembencinya. Yang menggemari, selain kaum adam, mayoritas juga kaum hawa yang ‘tersepona’ dengan kegantengan dan ke-’macho’-an seorang Ronaldo.

Nah, untuk kaum pembencinya, baru-baru ini muncul pernyataan menarik dari pemuda asal Portugal ini, yang banyak dilansir oleh media-media massa di dunia. Memang, semenjak kabar megatransfer ke Real Madrid beredar, penggemar-penggemar Ronaldo makin bertambah, tak mau kalah juga pembenci-pembencinya. The Ronaldo’s Haters menyatakan bahwa CR7 adalah orang yang tidak loyal (tega meninggalkan MU dan Alex Fergusson yang sudah memberikan banyak gelar baginya) dan hanya mendewakan uang.

CR7 sendiri bukannya tidak tahu akan hal itu. Dia sudah siap menghadapi risiko tersebut menyusul kepindahannya ke El Real. Bahkan, dia tidak peduli jika makin banyak orang yang membencinya. Dia menyatakan siap dicaci dan siap dibenci. Berikut ini adalah petikan pernyataannya saat diwawancarai majalah Prancis, So Foot.

“Saya suka jika ada yang mengejek saya. Saya suka melihat kebencian dari mata mereka yang membenci saya dan saya senang mendengar mereka mengejek saya. Itu sama sekali tidak mengganggu.”

Memang, pernyataan itu terkesan seperti sombong, khas seorang CR7. Arogansi inilah yang membuat banyak orang membencinya, termasuk saya. Tetapi, kali ini saya harus objektif dan menyatakan setuju dengan Ronaldo.

Dalam menyikapi kebencian, hinaan, atau hal-hal negatif lainnya, seringkali kita responsif dan balik bersikap negatif pula, seperti marah, ngamuk, menangis, bahkan menuntut orang yang menghina kita karena pencemaran nama baik.

Lewat kata-katanya itu, Ronaldo sudah mengajarkan kepada saya untuk selalu berusaha bersikap positif. Tidak ada gunanya membalas kritikan, kebencian, ejekan dan hinaan yang ditujukan kepada kita. Malah sebaliknya, kita harus menyukainya dan jangan sampai terganggu karenanya. Lihat sisi positifnya. Makin dikritik, makin menarik. Makin dibenci, makin banyak yang menggemari. Makin dihina, makin banyak pula yang membela. CR7 sudah membuktikannya.

No comments: