June 26, 2009

Catatan Seorang PSK

Saya heran, kenapa banyak orang yang merasa ‘jijik’ dan ‘alergi’ dengan ‘pekerja seks komersial’ (PSK). Profesi tertua di dunia ini sering dianggap sebagai profesi yang yang paling kotor dan berdosa.

Kenyataannya, saya yakin tidak ada satu wanita pun yang bercita-cita menjadi PSK. Situasi dan kondisilah yang memaksa mereka untuk terjun ke ‘lembah kenikmatan’ tersebut.

Menurut saya, banyak yang lebih berdosa daripada menjadi seorang pelacur. Ada orang munafik yang melacurkan jiwanya dengan berpindah agama agar bisa berkuasa. Ada juga orang pintar yang melacurkan pikirannya dengan berpikir keras bagaimana caranya bisa korupsi. Yang lagi trend, ada orang yang melacurkan dirinya dengan pura-pura membantu rakyat miskin demi uang dan kekuasaan. Serta yang paling sering, ada orang yang melacurkan cintanya dengan menikah demi uang dan kekayaan.

Bagi saya, lebih baik menjadi PSK daripada menjadi orang munafik yang melacurkan jiwa, pikiran dan perasaan (cinta) demi uang maupun kekuasaan.

Soe Hok Gie (seorang demonstran, aktivis mahasiswa angkatan ’66, intelektual muda, serta pejuang keadilan dan kebebasan sejati yang meninggal pada usia muda) punya semboyan, “Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.” Saya pegang teguh kata-katanya. Oleh karena itu, saat ini dengan bangga saya menyatakan diri saya adalah seorang ‘pembenci segala kemunafikan’ (PSK).

No comments: