June 16, 2009

Surat Che Guevara Kepada Anak-Anaknya (1965)

Untuk anak-anakku…

Hildita, Aleidita, Camilo, Celia dan Ernesto terkasih…

Bacalah baik-baik surat ini, karena aku tidak lagi bersamamu. Praktis kau tidak akan mengingatku lagi, dan kau yang paling kecil tidak akan ingat padaku sama sekali.

Ayahmu ini seorang manusia yang bertindak atas keyakinan yang dipegangnya dan setia pada pendiriannya.

Tumbuhlah kalian sebagai revolusioner yang baik. Belajarlah yang tekun hingga kalian dapat menguasai teknologi, yang akan memungkinkan kalian menguasai alam. Camkanlah bahwa revolusi adalah hal yang pokok, dan masing-masing dari kita, seorang diri, tak akan ada artinya.

Di atas segalanya, kembangkan selalu perasaan yang dalam pada siapa pun yang mengalami ketidakadilan, dimana pun di dunia ini. Inilah kualitas yang paling indah dari seorang revolusioner.

Hingga kapan pun juga, anak-anakku, aku masih berharap melihatmu. Cium mesra dan peluk erat dari…

Ayah

(Dikutip dari buku Catatan Revolusioner Che Guevara, Yayasan Litera Indonesia, 2000)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Betapa pun revolusioner dan kerasnya Ernesto ‘Che’ Guevara dalam usaha mewujudkan pendirian ideologi dan politiknya, dia tetaplah seorang manusia biasa. Manusia yang memiliki kasih bagi sesama, terutama untuk anak-anaknya. Surat di atas dibuat Che untuk anak-anaknya pada tahun 1965. Meskipun dia belum ke Bolivia yang merupakan tempat akhir hidupnya (1967), namun dia seolah tahu bahwa umurnya tidak akan panjang dan akan berpisah dengan anak-anaknya selagi mereka masih kecil-kecil.

Siapa yang menyangka, seorang Che Guevara yang bertitel dokter justru lebih tertarik masuk hutan demi meruntuhkan kelaliman penguasa dan imperialisme.

Hasta la Victoria siempre! Sampai kemenangan abadi nanti! Begitu bisik Che Guevara kepada Julia Cortez, seorang guru di sekolah terpencil di Bolivia. Julia amat terpana dengan gerilyawan Kuba yang saat itu menjadi tawanan tentara Bolivia. Sosok dan tutur katanya tidak seperti tawanan pada umumnya.

Tak lama setelah pertemuan itu, Che dieksekusi tentara Bolivia (9 Oktober 1967). Ia mati muda dalam usia 39 tahun. Kepergiannya ke Bolivia sebenarnya sudah dicegah Fidel Castro. Pemimpin Kuba ini bahkan sudah memberinya berbagai jabatan. Tetapi, keinginannya memerangi kapitalisme-imperialisme di berbagai bangsa, terutama di Amerika Latin, telah mengalahkan segala-galanya.

Walau demikian, meski ajal telah menjemputnya lebih dari 40 tahun yang lalu, namanya masih tetap populer hingga kini. Kisah hidup dan gambar grafis wajah tampannya yang berbaret hitam dan dipasangi bintang bahkan masih disukai kaum muda dunia, bahkan di Indonesia. Tak dapat dipungkiri, Che adalah salah satu ikon terbesar dalam sejarah modern.

(Icons of The World, Edisi Koleksi ANGKASA No. XL, 2007)

Mengenang 81 tahun kelahiran Ernesto Guevara de la Serna a.k.a Che Guevara (Rosario de Santa Fe, Argentina, 14 Juni 1928 – 14 Juni 2009).

No comments: