Pertandingan final Liga Champions Eropa malam nanti (dini hari WIB) tidak bisa dilepaskan dari dua sosok utama, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Perdebatan tentang siapa yang lebih hebat diantara keduanya seperti tidak ada habisnya tahun ini. Untuk sementara kubu CR7 berada di atas angin, menyusul dinobatkannya CR7 sebagai pemain terbaik dunia tahun 2008 yang lalu. Tentu saja kubu Messi tidak mau kalah, bukan?
Laga final nanti adalah ajang yang tepat bagi Lionel Messi untuk membuktikan bahwa dia memang lebih hebat daripada Ronaldo. Minimal dia bisa menyamakan skor. Syaratnya dia harus bisa membawa
Memang, kalau kita membandingkan prestasi, sepertinya tidak ada habisnya. Sulit untuk mengatakan siapa yang lebih baik. Tetapi kalau kita mengikuti perkembangan keduanya sejak anak-anak, Lionel Messi layak disebut lebih hebat dari Ronaldo. Kenapa demikian?
Bagi Anda yang mengenal Messi sejak kecil, mungkin Anda tidak akan membayangkan dia bisa menjadi pemain hebat seperti sekarang. Sejak kecil Messi mempunyai masalah dengan tinggi badan yang membuat dia hampir down dan putus asa. Betapa tidak, pada usia 11 tahun, Messi divonis menderita kekurangan hormon pertumbuhan. Hingga sekarang, tingginya “hanya” 169 cm (cukup pendek untuk ukuran pemain sepak bola lain yang tinggi-tinggi). Itu pun setelah melalui berbagai usaha yang keras dan berbagai macam terapi selama bertahun-tahun.
Namun, saat ini tinggi badan itu tidak menjadi penghalang bagi Messi. Justru, tinggi badannya yang mungil itu menjadi semangat untuk bermain lebih baik. “Impossible is nothing,” kata Lionel Messi. Artinya kira-kira, kemustahilan itu nggak ada artinya.
Selain itu, tim
Trio kurcaci tersebut, malam nanti akan mencoba mendobrak tembok arogansi yang dibangun oleh Cristiano Ronaldo. Dan tampaknya tembok tersebut akan runtuh malam ini. Saatnya klub ‘wong cilik’ mengambil alih. Saatnya status quo ditumbangkan. Saatnya incumbent alias juara bertahan diruntuhkan. Saatnya orang muda memimpin (Pelatih Barcelona, Josep Guardiola adalah salah satu pelatih muda terhebat di dunia. Usianya baru 38 tahun. Bandingkan dengan Alex Fergusson dari MU yang sudah saatnya pensiun di usia 67 tahun). Dan yang lebih penting, dunia mendambakan sebuah perubahan. Change, we can believe in. Semoga.
No comments:
Post a Comment