Hsiu Kung-yi, perdana menteri Lu, menggemari ikan. Karena itu, orang-orang di seluruh daerah itu dengan hati-hati membeli ikan yang mereka berikan padanya. Namun demikian, Kung-yi tidak bersedia menerima hadiah seperti itu.
Saat melihat tindakan seperti itu, adik lelakinya mengeluh kepadanya dan berkata, “Kau jelas-jelas suka ikan. Mengapa kau tidak mau menerima hadiah ikan?”
Sebagai balasan, ia berkata, “Justru karena aku suka ikan, aku tak bersedia menerima ikan yang mereka berikan padaku. Jika aku menerima ikan itu, aku malah akan berutang budi kepada mereka. Setelah aku berutang budi kepada mereka, kapan-kapan aku harus membengkokkan hukum. Jika aku membengkokkan hukum, aku akan dipecat dari jabatanku. Mungkin saat itu aku bahkan tak bisa membeli ikan sendiri. Sebaliknya, jika aku tidak menerima ikan dari mereka dan tidak dipecat dari jabatanku, mengingat aku amat menggemari ikan, aku bisa membelinya sendiri.”
(HAN-FEI-TZU, FILSUF CINA, ABAD KETIGA SEBELUM MASEHI)
Jika semua pejabat memiliki pemikiran seperti Hsiu Kung-yi, bisa dipastikan negeri kita akan terbebas dari yang namanya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Tetapi apa mau dikata, pejabat kita rata-rata lebih suka menerima hadiah ikan daripada membeli ikan sendiri.
Mental dan karakter yang lebih suka menerima daripada memberi, terbukti membuat KKN tumbuh subur di negeri ini. Belum lagi ditunjang budaya malu yang masih sangat rendah, menjadi pupuk yang makin membuat KKN mengalami panen raya di bumi nusantara.
Terkait dengan hal ini, beberapa hari yang lalu, mungkin kita semua sudah mendengar berita dari
Memang tindakan bunuh diri tidak patut dicontoh karena semua agama menyatakan bunuh diri adalah tindakan yang berdosa, tetapi disini kita bisa melihat betapa tinggi budaya malu yang dimiliki oleh orang-orang
Berbeda sekali dengan di negeri kita tercinta. Budaya malu para pejabat masih sangat rendah. Saya jadi bertanya-tanya, apakah mereka semua masih punya kemaluan? Soalnya hampir semua tidak punya malu. Jangankan mundur dari jabatan, mau mengakui kesalahannya saja mereka tidak mau. Bukannya bunuh diri, malah membunuh orang lain untuk menutupi rasa malunya. Karena itu, jika di Jepang dan
No comments:
Post a Comment