May 13, 2009

Dua Jalan Menuju Roma

Tidak banyak jalan menuju Roma. Hanya ada dua jalan menuju Roma. Dan, dua jalan tersebut sudah dilalui dengan baik oleh Manchester United dan Barcelona. Dua tim tersebut akhirnya berhasil menjadi calon tim terbaik Eropa musim ini menyusul lolosnya mereka ke final Liga Champions Eropa 2009. Setelah sehari sebelumnya MU memastikan satu tiket ke Roma, dini hari tadi giliran Barcelona yang mendapatkan tiket terakhir. Jadi, dua tim inilah yang akan memperebutkan lambang supremasi sepakbola Eropa musim ini.
MU sukses ke final setelah menyingkirkan pasukan muda Arsenal dengan agregat gol 4-1. Tampaknya para young gunners masih butuh pengalaman lebih banyak untuk mendobrak kemapanan MU. Tapi saya yakin bila Arsene Wenger masih tetap mempertahankan pasukan mudanya pada musim-musim yang akan datang, mereka punya potensi besar untuk menjadi calon juara masa depan. Saat ini mereka hanya butuh jam terbang lebih tinggi, dan semifinal kemarin adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi mereka.
Di lain pihak, pasukan El Barca harus memastikan tiket pada detik-detik terakhir berkat umpan matang Sang Juru Selamat, Lionel “The Messiah” Messi, yang diselesaikan dengan ciamik oleh Andres Iniesta. Gol itu membuat pasukan The Roman Emperor, Chelsea, harus menangis lagi untuk kesekian kalinya. Ternyata tuah Guus Hiddink tidak mampu melawan mujizat Sang Messias. Tetapi bagaimanapun juga, apresiasi layak diberikan kepada Mr. Hiddink yang mampu menciptakan permainan efektif. Setidaknya mereka menjadi satu-satunya tim yang berhasil menahan skema atraktif milik Barca. Kita masih ingat beberapa hari yang lalu permainan atraktif Barcelona sukses membuat Real Madrid termehek-mehek di kandang sendiri dengan skor telak 6-2.
Dengan kekalahan Chelsea, otomatis gugurlah skenario balas dendam di Roma. Tidak ada lagi MU v Chelsea: part II. Padahal kalau itu terjadi akan sangat menarik menyaksikannya. Apa boleh buat, kenyataan mengatakan Barcelona adalah lawan yang layak untuk menandingi MU di final. Dan memang dua tim inilah yang sejak awal diunggulkan untuk bertemu di puncak oleh banyak kalangan. Sangat layak untuk ditunggu permainan super atraktif ala Barca melawan skema super efektif ala MU. Saatnya perubahan melawan kemapanan. Pelatih muda penuh ambisi (Josep Guardiola) melawan pelatih tua yang masih nyaman dengan posisinya (Alex Fergusson). Saya rasa, dengan segala hormat, sudah saatnya Sir Alex Fergusson untuk pensiun. Waktu 23 tahun sudah lebih dari cukup. Musim ini adalah musim bagi pelatih muda untuk unjuk gigi. Josep Guardiola sudah membuktikan bahwa dirinya mampu mengalahkan pelatih senior lainnya, Guus Hiddink, dini hari tadi. Tinggal selangkah lagi jalan yang harus ditempuh untuk menggantikan Alex Fergusson menjadi pelatih terbaik di Eropa. Dan, dengan segala kinerjanya musim ini, Guardiola memang layak menduduki posisi tersebut.
Jadi, akankah Barca mampu menghentikan ambisi MU untuk juara dua kali berturut-turut? Secara pribadi saya sudah sangat lama menantikan pertemuan dua tim ini, terutama duel antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Final di Roma akan menjadi pembuktian siapa sebenarnya yang menjadi pemain terbaik di planet ini. Saya berharap The Messiah mampu menunjukkan mujizatnya sekali lagi dan membungkam arogansi CR7. Sudah saatnya Sang Juru Selamat mengirim setan-setan (merah) kembali ke habitat aslinya. Dan saya yakin Roma akan menjadi “neraka” yang sempurna.

No comments: