Setelah membaca tulisan Azrul Ananda tentang F1 dan MotoGP, di Jawa Pos, tadi pagi, saya menjadi tergelitik untuk ikut urun rembug. Selama ini memang banyak yang mengatakan kalau MotoGP lebih seru daripada F1, terutama di Indonesia . Mungkin di Indonesia, penggemar MotoGP lebih banyak daripada F1. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi saya.
Saya mulai menyukai F1 sekitar tahun 1992. Mungkin dikarenakan hobby saya mengutak-atik mobil balap mainan “Tamiya”, yang memang muncul pertama kalinya waktu itu. Pembalap jagoan saya adalah almarhum Ayrton Senna. Saya sering bercanda dengan mengatakan bahwa Ayrton Senna adalah satu-satunya orang Brazil yang saya sukai karena saya benci timnas sepakbola Brazil , musuh bebuyutan timnas Argentina (karena sejak dulu saya supporter timnas Argentina dan juga Italia).
Nah, sejak saat itu (1992) sampai sekarang saya selalu mengikuti perkembangan F1, kecuali tahun 2000-2004. Gairah saya menurun karena pada tahun 2000-2004 persaingan sangat tidak seru dan juaranya sudah bisa ditebak, dan penyebab utamanya, saya termasuk golongan ABS (Asal Bukan Schumacher). Kita semua tahu, selama lima tahun tersebut Michael Schumacer menjuarai F1 sampai lima kali berturut-turut, hebat memang, tapi juga sangat membosankan!
Saya mulai bergairah lagi tahun 2005, karena persaingan sudah mulai seru dengan adanya Fernando Alonso, Kimi Raikkonen, lalu muncul Lewis Hamilton, dan terakhir tahun ini, yang menurut saya musim terseru selama saya mengikuti perkembangan balapan ini.
Berbeda halnya dengan MotoGP. Saya memang sudah mengetahui tentang balap motor ini sejak lama, kalau tidak salah waktu Kevin Schwantz juara tahun 1993 (waktu itu masih 500cc). Tetapi entah mengapa, saya tidak pernah bisa jatuh cinta pada balap motor. Padahal banyak nama-nama hebat lahir di situ, macam Mick Doohan, Max Biagi, Valentino Rossi, sampai zaman Casey Stoner saat ini. Mungkin sama seperti basket. Sebagus apapun NBA, sampai saat ini saya juga tidak pernah bisa jatuh cinta pada yang namanya olahraga basket. Berbeda dengan F1. Mungkin kecintaan saya terhadap F1 hanya bisa ditandingi oleh kecintaan saya terhadap sepakbola.
Dulu saya sempat bingung menjawab kalau ada yang tanya kenapa lebih suka F1? Padahal balap motor lebih seru, lebih banyak salip-salipan, kata teman saya. Tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya mungkin betul, tapi tahun ini saya rasa F1 juga tidak kalah seru, banyak salip-salipan juga, juaranya sulit diprediksi, tim-tim kecil bisa menang, tim-tim besar dan tradisional kalah. Dan harap diingat, MotoGP juga sudah mulai membosankan sejak adanya Valentino Rossi. Menurut saya, Valentino Rossi sama seperti Michael Schumacher di F1, hebat tapi bikin bosan.
Harapan saya semoga di tahun-tahun yang akan datang F1 tetap seru seperti tahun ini sehingga saya bisa menjawab kalau ada yang tanya kenapa lebih suka F1? Bukan cuma cinta buta semata. Dan terakhir, untuk semuanya, mari kita nikmati bersama, baik yang suka F1 ataupun MotoGP. Setiap orang punya pilihan dan keinginan masing-masing. Kalau hati sudah berbicara, tidak ada yang bisa memaksa.
No comments:
Post a Comment