Waktu masih duduk di bangku taman kanak-kanak dulu, kami sering ditanya oleh ibu guru, “Anak-anak, apa cita-citamu?”
“Pengen jadi astronot, Bu!” jawab saya dengan lugunya.
“Pengen jadi presiden kayak Pak Harto!” sahut teman saya.
“Jadi dokter seperti Mama!” lanjut teman saya, anak dari seorang dokter.
“Jadi petinju hebat seperti Rocky!”
“Jadi penyanyi terkenal seperti Michael Jackson!”
“Jadi Rambo!”
“Jadi James Bond!”
“Pengen jadi pilot!”
“Pengen bikin kapal terbang!”
“Jadi pembalap!”
Dan sederet cita-cita lainnya yang menurut orang dewasa cenderung tidak realistis.
Dan sederet cita-cita lainnya yang menurut orang dewasa cenderung tidak realistis.
Anak kecil tetaplah anak kecil yang polos dan jujur. Apa yang ada di hatinya akan terucap begitu saja. Cita-cita mereka seringkali setinggi langit dan mereka sangat optimis bisa menggapainya. Tidak ada sedikit pun keragu-raguan dalam benak seorang anak kecil. Tidak ada ketakutan. Konsep gagal tidak ada dalam pikiran mereka, yang ada adalah konsep berhasil. Tidak ada kesedihan, yang ada hanyalah kegembiraan.
Setelah menginjak dewasa, semuanya seakan berubah. Pengaruh lingkungan dan sistem pendidikan, yang masih mengkerdilkan peran imajinasi dan daya khayal, membentuk kita yang dulunya optimis menjadi pesimis, mengubah kita yang dulunya berani menjadi penakut dan membuat kita yang dulunya jujur menjadi penuh kepura-puraan dan kemunafikan.
Banyak orang picik yang mengatakan, “Jangan terlalu tinggi kalau bercita-cita karena bila gagal jatuhnya sakit!”
Orang-orang yang berpikiran sempit seperti itu telah membonsai kapasitas mental dirinya sehingga mereka semua hanya mempunyai cita-cita setinggi langit-langit.
Bangsa Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang besar bila masih mengikuti ajaran orang-orang yang bermental ‘kurcaci’ seperti itu. Bangsa kita butuh orang-orang yang bermental ‘raksasa’ seperti Gajah Mada. Bangsa kita tidak butuh Goliath-Goliath yang berhati kura-kura. Bangsa kita tidak akan menjadi jaya bila hanya dipenuhi oleh orang-orang yang berbadan gede tapi bermental seuprit.
Napoleon Bonaparte adalah wong cilik yang berhati singa. Dengan ukuran fisik yang mini, dia berhasil membuat takluk seluruh Eropa. Lionel Messi adalah seorang ‘hobbit’ yang bermental juara. Dengan tubuhnya yang kurus dan pendek, dia berhasil mengobrak-abrik para raksasa sepak bola. If you are small, don’t be afraid. Jangan takut kalau ‘ukuran’ Anda kecil, tetapi, takutlah kalau mental Anda yang ‘seupil’.
Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno, pernah berkata: “Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Karena walau pun gagal, engkau masih akan terjatuh di antara bintang-bintang!”
Marilah kita kembali menjadi bintang kecil dengan cita-cita setinggi langit. Marilah kita kembali menjadi ‘anak-anak’ yang bertubuh mungil tetapi bermental juara.
(Catatan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, 23 Juli 2009)
No comments:
Post a Comment