Saat dirilis pertama kali pada tahun 1989 di Negeri Sakura, manga Mobile Armored Riot Police, dengan sub-judul The Ghost in the Shell, langsung mendapat respon positif dari para pembaca. Komik karya Masamune Shirow, yang dalam bahasa Jepang berjudul Kokaku Kidotai, tersebut kemudian dilanjutkan dengan dua sekuelnya, yaitu Ghost in the Shell 2: Man-Machine Interface dan Ghost in the Shell 1.5: Human-Error Processor.
Seperti manga-manga lainnya, kesuksesan Ghost in the Shell yang ber-genre cyberpunk itu membuatnya diadaptasi menjadi video game dan serial animasi. DreamWorks Pictures, yang dimiliki oleh sang Maestro Steven Spielberg, kemudian mengakuisisi hak untuk membuat versi live-action-nya pada tahun 2008.
Meski sempat tersendat dan tertunda cukup lama, proses produksi film Ghost in the Shell akhirnya selesai juga. Hasilnya, sudah bisa kita nikmati mulai hari Rabu (29/3) ini di bioskop-bioskop Indonesia. Dengan mengusung aktris supersexy, Scarlett Johansson, film rilisan Paramount Pictures ini bakal membuat para cowok jomblo menghabiskan persediaan tisu di rumah.
Kisah Ghost in the Shell sendiri berfokus pada karakter Motoko Kusanagi (Scarlett Johansson). Sosok yang dijuluki The Major tersebut adalah "seorang" cyborg. Kecelakaan fatal di masa kecil membuatnya harus diubah menjadi manusia robot dengan prosthetic body dan cyberbrain.
The Major merupakan anggota dari Public Security Section 9 yang dipimpin oleh Chief Daisuke Aramaki (Takeshi Kitano). Pasukan elite yang terdiri dari mantan tentara dan polisi tersebut bekerja untuk Hanka Robotics. Tugas mereka adalah memberantas para cyberterrorist dan hacker yang menggunakan teknologi tinggi.
Film live-action Ghost in the Shell mengambil setting tahun 2029 di sebuah kota fiksi di Jepang yang bernama Niihama alias New Port City. Berdasarkan sinopsis resminya, The Major dkk bakal menghadapi musuh, kemungkinan adalah Hideo Kuze (Michael Pitt), yang berniat melakukan sabotase terhadap teknologi artificial intelligence milik Hanka Robotics.
Sementara itu, Scarlett Johansson sendiri tampaknya tidak mau setengah-setengah dalam membintangi film besutan Rupert Sanders ini. Pemeran Black Widow dalam Marvel Cinematic Universe tersebut berlatih keras agar fisiknya sesuai dengan karakter The Major.
Mantan istri Ryan Reynolds itu setiap pagi nge-gym sebelum syuting. Dia punya tim martial art dan trainer militer pribadi yang melatihnya setiap hari. Tubuh MILF dengan ukuran dada 32DD itupun berubah menjadi atletis. Jika dilihat dari belakang, punggungnya berotot, sangat mirip dengan sosok Motoko Kusanagi di versi anime-nya.
Sang sutradara juga memuji totalitas ScarJo. Apalagi, saat melakukan adegan laga. Aktingnya membuat Rupert Sanders tercengang. Dia sangat kuat dan menakutkan. Mampu melontarkan pukulan dengan cepat dan membabi buta. Bahkan, bintang film Lucy (2014) itu nyaris membuat seorang stuntman semaput ketika melakoni adegan water fight alias pertempuran air.
Di samping melakukan banyak adegan pertarungan, ScarJo juga tampil sangat sexy di Ghost in the Shell. Jika kita melihat salah satu trailer-nya, tampak The Major terjun dari atas gedung dan beraksi dengan kostum transparannya. Sekilas, terlihat seperti telanjang.
Dari salah satu posternya, tampak ScarJo sedang menerjang jendela kaca sambil menodongkan pistol. Kostum nude-nya terkesan sangat futuristik. Warnanya putih susu. Pakaian canggih tersebut berfungsi sebagai kamuflase, bisa membuat The Major beraksi tanpa terlihat.
Sebelum diperankan oleh ScarJo, karakter The Major sebenarnya diperuntukkan untuk Margot Robbie. Namun, aktris sexy asal Australia itu kemudian membatalkan keterlibatannya dalam Ghost in the Shell. Dia lebih memilih peran sebagai Harley Quinn dalam Suicide Squad (2016).
Selain ScarJo, film berdurasi 106 menit ini juga dibintangi oleh Rila Fukushima yang berperan sebagai robot dengan penampakan luar seorang geisha. Model sexy asal Jepang dengan wajah khas itu sebelumnya sudah pernah main di film Hollywood, yaitu di The Wolverine (2013) bareng Hugh Jackman.
Seperti superhero lainnya, The Major juga dilengkapi dengan kendaraan canggih, yaitu mobil Lotus Esprit yang didesain oleh Giorgetto Giugiaro dan motor Honda NM4 Vultus. Moge skutik yang menjadi tunggangan ScarJo tersebut sempat dipamerkan di Osaka Motorcycle Show 2017.
Honda memang sengaja merancang NM4 Vultus agar sesuai dengan karakter Ghost in the Shell yang futuristik. Mereka membuat desain awal yang kemudian dikembangkan oleh tim produksi filmnya. Tampilan knalpot menjadi lebih rapih daripada generasi sebelumnya dan balutan warna hitamnya juga lebih segar.
Sayangnya, disamping berbagai hal positif tadi, film produksi DreamWorks Pictures ini juga sempat diterpa isu negatif. Para pengamat dari Amerika menilai pihak produser telah melakukan whitewashing karena memilih ScarJo, yang bule tulen, sebagai pemeran The Major yang berasal dari Jepang.
Meski demikian, para fans manga asal Negeri Sakura ternyata tidak mempermasalahkan pemilihan casting karakter Motoko Kusanagi yang dibintangi oleh aktris kulit putih. Bahkan, sejak semula, mereka sudah menduga bahwa The Major tidak akan diperankan oleh orang Jepang atau Asia lainnya. Bagi para penggemar Ghost in the Shell, hal ini tidak perlu dipersoalkan.
Isu mengenai whitewashing itu, sepertinya, memang tidak terlalu berpengaruh. Setelah dirilis secara terbatas di Shinjuku pada 16 Maret 2017 yang lalu, film berbujet USD 120 juta ini mendapat respon cukup positif dari para kritikus. Kita tunggu saja apakah rating Ghost in the Shell bisa bertahan di atas setelah tayang secara global mulai akhir bulan Maret ini.
***
Ghost in the Shell
Sutradara: Rupert Sanders
Produser: Avi Arad, Ari Arad, Steven Paul, Michael Costigan
Penulis Skenario: Jamie Moss, William Wheeler, Ehren Kruger
Berdasarkan: Ghost in the Shell by Masamune Shirow
Pemain: Scarlett Johansson, Michael Pitt, Pilou Asbæk, Chin Han, Juliette Binoche, Rila Fukushima
Musik: Clint Mansell, Lorne Balfe
Sinematografi: Jess Hall
Penyunting: Neil Smith, Billy Rich
Produksi: Paramount Pictures, DreamWorks Pictures, Reliance Entertainment, Amblin Partners, Arad Productions
Distributor: Paramount Pictures
Durasi: 106 menit
Budget: USD 120 juta
Rilis: 16 Maret 2017 (Shinjuku), 29 Maret 2017 (Indonesia), 31 Maret 2017 (Amerika Serikat)
Rating (hingga 29 Maret 2017)
IMDb: 6,8/10
Rotten Tomatoes: 71%
Metacritic: 64/100
No comments:
Post a Comment