Film-film sci-fi bertema perjalanan luar angkasa memang sedang menanjak dalam tiga tahun terakhir. Dimulai oleh Gravity (2013) yang berhasil mengantarkan sutradara Alfonso Cuaron menyabet Piala Oscar, lalu Interstellar (2014)-nya Christopher Nolan, hingga The Martian (2015)-nya Matt Damon yang menjadi film komedi/musikal terbaik di ajang Golden Globe Awards.
Ketiga film sci-fi tadi, selain berhasil meraih berbagai penghargaan dan mendapat review positif dari para kritikus, juga sukses secara box office. Gravity, Interstellar, dan The Martian masing-masing mampu meraup pemasukan USD 723 juta, USD 675 juta, dan USD 630 juta secara global.
Akhir tahun ini, sebenarnya juga ada satu film sci-fi bertema perjalanan luar angkasa yang digadang-gadang bakal sesukses tiga film pendahulunya tersebut, yaitu Passengers. Para pemerannya pun bukan pemain ecek-ecek, melainkan dua bintang muda Hollywood yang paling terkenal saat ini, Jennifer Lawrence dan Chris Pratt.
Dari trailer-nya yang dirilis oleh Columbia Pictures pada bulan September 2016 yang lalu, terlihat bahwa Passengers ini merupakan film sci-fi romantis yang dikombinasikan dengan petualangan yang menegangkan. Tak salah jika ada yang menyebut film besutan sutradara Morten Tyldum ini sebagai Titanic versi luar angkasa.
Kisahnya ber-setting di masa depan, tentang perjalanan lima ribu penumpang starship Avalon yang tengah berhibernasi. Mereka semua sedang menuju planet bernama Homestead II, yang akan menjadi tempat tinggal baru, karena Bumi sudah tidak bisa dihuni. Perjalanan tersebut diperkirakan memakan waktu hingga 120 tahun!
Sialnya, di tengah perjalanan, yang "baru" berlangsung 30 tahun, seorang mekanik ganteng, Jim Preston (Chris Pratt), dan seorang jurnalis cantik, Aurora Lane (Jennifer Lawrence), tiba-tiba mengalami malfungsi kapsul tidur. Hal itu membuat mereka terbangun 90 tahun lebih awal dari jadwal semula.
Jim dan Aurora akhirnya bekerja sama untuk menyelidiki penyebab rusaknya kapsul tidur mereka. Petualangan berbahaya dan mencekam juga harus mereka jalani selama menjelajahi Avalon, pesawat luar angkasa raksasa tersebut. Menariknya, pepatah Jawa, tresna jalaran saka kulina, juga menjangkiti mereka. Benih-benih cinta mulai tumbuh di antara Jim dan Aurora.
Meski hanya berfokus pada dua karakter tersebut, bukan berarti film berdurasi 116 menit ini hanya menampilkan Chris Pratt dan JLaw saja. Ada tiga aktor kawakan lain yang menjadi pemain pendukung di Passengers, yaitu Michael Sheen, yang berperan sebagai robot bartender bernama Arthur, lalu juga ada Laurence Fishburne dan Andy Garcia.
Oleh karena itu, sutradara Morten Tyldum menjamin para penonton tidak akan bosan. Bakal ada banyak kejutan yang dimunculkan oleh Passengers. Kita akan diajak ikut merasakan ketegangan dan ketakutan yang dialami oleh para karakter. Kita bakal ikut menangis bersama Jim dan Aurora. Seperti naik roaller coaster, menurut sutradara yang pernah masuk nominasi Piala Oscar lewat The Imitation Game (2014) tersebut.
Meski ber-setting di masa depan yang begitu jauh, Tyldum memang berusaha menyajikan kisah Passengers senyata mungkin. Bahkan, sutradara asal Norwegia itu menyatakan para penonton akan merasa bahwa cerita fiksi tersebut terjadi di masa kini.
Tyldum juga memastikan hubungan romantis antara karakter Jim dan Aurora bakal sangat menarik sejak awal. Kemampuan akting mumpuni Chris Pratt dan JLaw sangat menunjang dalam hal ini. Chemistry di antara mereka sangat kuat.
Salah satu tantangan utama untuk membuat kisah cinta yang romantis dalam sebuah film adalah kedua pemain yang terlibat tidak saling menyukai. Namun, Pratt dan JLaw, yang belum pernah main bareng sebelumnya, ternyata bisa langsung dekat. Selera humor mereka juga pas, sehingga akhirnya bisa bekerja sama dengan baik dalam menyajikan adegan asmara. Seperti halnya Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet di film Titanic (1997).
Sebelum diperankan oleh Pratt dan JLaw, karakter Jim dan Aurora sebenarnya disiapkan untuk Keanu Reeves dan Emily Blunt. Nama Reese Whiterspoon dan Rachel McAdams juga sempat disebut-sebut bakal membintangi film yang semula bakal dibesut oleh sutradara debutan, Brian Kirk, dengan bujet "hanya" USD 35 juta ini.
Namun, setelah Sony Pictures Entertainment, yang merupakan induk perusahaan dari Columbia Pictures, berhasil membeli hak untuk memproduksi Passengers, bujet film ini membengkak hingga USD 110 juta. Dua bintang mahal pun digaet, Chris Pratt dan JLaw.
Passengers akhirnya sama-sama menjadi film kedua di 2016 bagi dua idola Hollywood tersebut. Sebelumnya, film pertama Pratt yang rilis tahun ini adalah The Magnificent Seven, sedangkan JLaw sempat tampil di X-Men: Apocalypse sebagai Mystique.
Naskah Passengers sebenarnya sudah ditulis sejak tahun 2007 oleh Jon Spaihts, dan masuk Blacklist, alias daftar naskah-naskah terbaik yang belum difilmkan. Spaihts sendiri sebelumnya sudah pernah menghasilkan skenario film sci-fi Prometheus (2012), yang merupakan prekuel dari Alien (1979)-nya Sigourney Weaver yang legendaris itu.
Jon Spaihts memang termasuk scriptwriter yang terkenal di Hollywood. Selain Prometheus, dia juga pernah menggarap naskah sejumlah film sci-fi dan fantasi seperti Doctor Strange, yang baru tayang bulan lalu, reboot The Mummy, yang bakal muncul tahun depan, serta sekuel Pacific Rim: Uprising (2018) dan remake Van Helsing yang belum ditentukan tanggal rilisnya.
Demi memanjakan mata penonton dengan gambar yang optimal, Passengers mengandalkan Rodrigo Prieto sebagai director of photography. Sinematografer ternama asal Meksiko itu sudah berpengalaman dalam melakukan syuting film-film berkualitas, semacam Brokeback Mountain (2005), Babel (2006), Argo (2012), dan The Wolf of Wall Street (2013). Tahun ini, Prieto juga kembali bekerja sama dengan sutradara kawakan Martin Scorsese dalam proyek Silence, yang digadang-gadang menjadi salah satu film terbaik 2016.
Dengan sederet nama besar tersebut, mulai dari pemain hingga kru di belakang layar, tak heran, bujet untuk Passengers lumayan besar. Gaji sang sutradara Morten Tyldum saja mencapai USD 3 juta. Belum lagi dua bintang utamanya, yang termasuk aktor dan aktris berbayaran tertinggi di Hollywood saat ini.
Sejak membintangi franchise The Hunger Games (2012-2015) dan meraih Piala Oscar sebagai aktris terbaik lewat Silver Linings Playbook (2012), tarif JLaw memang langsung melejit. Mantan pacar Nick Hoult itu dinobatkan sebagai Aktris Berpendapatan Tertinggi 2015 dan 2016 oleh majalah Forbes.
Di Passengers, aktris yang kecantikannya membuat para pria menelan air liur itu mendapat honor USD 20 juta plus royalti 30 persen dari pendapatan bersih film. Apa yang diterima oleh pemeran Katniss Everdeen itu jauh lebih tinggi daripada lawan mainnya, Chris Pratt, yang "hanya" dibayar USD 12 juta (bahkan, semula, hanya USD 10 juta, sebelum dinego). Padahal, biasanya, gaji aktor lebih besar daripada aktris.
Meski jauh lebih senior daripada JLaw (26 tahun), Chris Pratt (35 tahun), bisa dibilang, memang terlambat muncul. Namanya baru dikenal luas setelah membintangi Guardians of the Galaxy (2014), sebelum akhirnya mencapai puncak kejayaan lewat Jurassic World (2015). Maka dari itu, wajar saja bayarannya lebih rendah daripada JLaw, yang lebih dahulu tenar dan menjadi public figure favorit.
Hal lain yang membuat bujet Passengers membengkak adalah penggunaan set properti yang mahal. Terutama untuk menciptakan starship Avalon. Setengah bercanda, sutradara Morten Tyldum, bahkan, menyebut pesawat luar angkasa yang mereka buat merupakan yang paling keren setelah Millennium Falcon-nya Han Solo di franchise Star Wars.
Sayangnya, meski sudah jor-joran dengan modal besar, Passengers tampaknya kurang berhasil memikat hati para kritikus. Setelah tayang perdana di Regency Village Theatre pada 14 Desember 2016 yang lalu, sejumlah situs review memberi rating negatif. Penampilan apik dari JLaw dan Chris Pratt tidak mampu menutupi kekurangan plot cerita yang dianggap penuh lubang di sana-sini.
***
Passengers
Sutradara: Morten Tyldum
Produser: Neal H. Moritz, Stephen Hamel, Michael Maher, Ori Marmur
Penulis Skenario: Jon Spaihts
Pemain: Jennifer Lawrence, Chris Pratt, Michael Sheen, Laurence Fishburne, Andy GarcĂa
Musik: Thomas Newman
Sinematografi: Rodrigo Prieto
Penyunting: Maryann Brandon
Produksi: LStar Capital, Village Roadshow Pictures, Wanda Pictures, Original Film, Company Films, Start Motion Pictures
Distributor: Columbia Pictures
Durasi: 116 menit
Budget: USD 110 juta
Rilis: 14 Desember 2016 (Regency Village Theatre), 21 Desember 2016 (Amerika Serikat), 23 Desember 2016 (Indonesia)
Ratings
IMDb: 6,8/10
Rotten Tomatoes: 30%
Metacritic: 41/100
CinemaScore: B
No comments:
Post a Comment