December 08, 2016

Preview Film: Headshot (2016)


Tidak bisa dipungkiri, Iko Uwais adalah aktor laga nomor satu di Indonesia saat ini. Sejak membintangi Merantau (2009), karir mantan pacar Jane Shalimar tersebut terus berkibar di dunia perfilman nasional dan internasional.

Kesuksesan The Raid (2012) dan The Raid 2: Berandal (2014) semakin membuat nama Iko Uwais dikenal secara global. Tahun lalu, suami penyanyi Audy Item itu bahkan ikut tampil di film blockbuster Hollywood, Star Wars: The Force Awakens (2015), bersama dua jagoan pencak silat lainnya, Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman.

Akhir tahun ini, pria 33 tahun yang bernama asli Qorny Uwais tersebut kembali muncul dalam film action berjudul Headshot. Meski bukan disutradarai Gareth Evans, film besutan The Mo Brothers ini dijamin tetap brutal dan penuh darah, seperti halnya The Raid.

Kisah Headshot berfokus pada seorang pria misterius bernama Ishmael (Iko Uwais) yang sedang mengalami amnesia. Untungnya, setelah tersadar di rumah sakit, ada dokter cantik bernama Ailin (Chelsea Islan) yang membantunya. Benih-benih cinta pun mulai tumbuh di antara mereka.

Namun, masa lalu Ishmael yang kelam akhirnya membuat Ailin dalam bahaya. Si dokter jelita itu kemudian diculik oleh seorang gembong narkoba. Ishmael pun tak tinggal diam. Sambil merangkai kepingan ingatannya yang mulai pulih, semacam Jason Bourne, sosok yang jago bela diri itu berusaha menyelamatkan sang kekasih dengan melawan gerombolan mafia kejam tersebut.

Selain Chelsea Islan, Headshot juga dibintangi oleh Julie Estelle. Adik Cathy Sharon tersebut sudah pernah menjadi lawan main Iko Uwais di The Raid 2. Saat itu, Julie berperan sebagai Hammer Girl, seorang cewek bisu yang selalu berkacamata hitam, jago silat, dan bersenjatakan palu!

Karena pengalamannya di film action itulah, Julie akhirnya diajak main di Headshot. Aktris sexy yang foto-fotonya pernah muncul di majalah Playboy versi Indonesia (terbitan awal Juli 2006) itu harus kembali bertarung dengan Iko seperti di The Raid 2. Kali ini, dia memerankan karakter bernama Rika.

Menurut Julie, proses syuting Headshot ini lebih sulit karena dia harus melakukan adegan fighting di pantai. Pasir yang basah oleh air laut menjadikannya tambah berat. Apalagi, saat melakulan pukulan dan tendangan, pasti ada cipratan pasir yang masuk ke mata dan menyebabkan kelilipan. Selain itu, faktor cuaca yang panas juga bikin dehidrasi.

Yang menarik, saat melakukan adegan full body contact tersebut, Julie mengaku nggak pernah memakai stuntman. Bahkan, foto model kelahiran 4 Januari 1989 tersebut merasa enjoy dan ketagihan membintangi film laga karena adrenalinnya terpompa.

Berbeda dengan Julie, bagi Chelsea Islan, Headshot merupakan film action pertamanya. Cewek supercute itu pun tak luput dari adegan laga. Karakter Dokter Ailin yang ia perankan memang tidak jago bertarung, tapi sedikit-sedikit tetap harus melontarkan pukulan dan tendangan untuk melindungi dirinya. Oleh karena itu, tetap ada koreografi yang harus Chelsea hafalkan agar tempo dan ritmenya sesuai.

FYI, semua koreografi fighting di film Headshot ini dirancang oleh Iko Uwais dan timnya. Jadi, selain sebagai aktor utama, sahabat Joe Taslim tersebut juga menjadi penata adegan laga.

Sementara itu, menurut duo sutradara The Mo Brothers, Kimo Stamboel dan Timo Tjahjanto, film Headshot ini sangat menantang karena menggabungkan banyak aksi laga. Ada tembak-tembakan, perkelahian, dan efek-efek lainnya. Bahkan, ada satu adegan yang sampai membutuhkan waktu tujuh hari syuting, yaitu saat gerombolan penjahat menyerbu kantor polisi dan bertarung dengan Ishmael.

Selama ini, The Mo Brothers memang dikenal sebagai sutradara yang kerap menghasilkan film-film horror, thriller, dan selalu bersimbah darah. Tonton saja Rumah Dara (2010), Killers (2013), V/H/S/2 (2013), dan The Night Comes for Us (2014). Headshot ini pun sepertinya juga tidak jauh dari hal-hal tersebut. Seru dan sadis.

Proses produksi film yang juga dibintangi oleh Zack Lee ini berlangsung selama lima bulan. Tiga puluh hari pertama lebih banyak berkutat pada latihan fisik dan bulan kedua dilanjutkan untuk reading naskah. Setelah itu, tiga bulan sisanya baru digunakan untuk syuting.

Proses pengambilan gambar mayoritas dilakukan di Infinite Framework Studios di Batam. Memakan waktu selama 48 hari dan melibatkan sekitar 150 kru. Biaya produksinya pun termasuk tinggi untuk ukuran Indonesia. Bahkan, menjadi salah satu film nasional berbujet terbesar, yaitu Rp 26 miliar.

Sebelum tayang di Indonesia pada hari Kamis (8/12) ini, Headshot sudah diputar di 25 festival film. Mulai dari Toronto International Film Festival (TIFF), Fantastic Fest Texas, Beyond Fest Los Angeles, Mayhem Film Festival London, hingga Singapore International Film Festival (SGIFF). 

Selain itu, di Festival Film Indonesia yang berlangsung bulan lalu, Headshot bahkan berhasil membawa pulang dua Piala Citra kategori Penata Efek Visual Terbaik dan Penata Suara Terbaik. Di ajang L'Etrange Festival Paris 2016, Headshot juga meraih The Grand Prix Nouveau Genre Award kategori International Feature Film bersama They Call Me Jeeg Robot yang diproduksi oleh Italia.

Setelah diputar dalam slot Midnight Madness, yang khusus menayangkan film-film bernuansa sadis (horror, thriller, suspense), di TIFF pada bulan September yang lalu, Headshot mendapat sambutan positif dan standing ovation dari para penonton. Menurut Ethan Anderton, seorang reviewer dari Slash Film, Iko Uwais tetap menjadi daya tarik utama dan membuat film ini mirip gabungan dari The Bourne Identity dan Taken.

Respons yang cukup apik dari berbagai festival tersebut membuat Headshot diminati secara global. Setelah tayang di Indonesia, mulai bulan Maret tahun depan, rilisan pertama dari Screenplay Infinite Films ini bakal diputar di mancanegara, dari Amerika Utara, Asia, Inggris, Eropa, Skandinavia, Rusia, hingga Afrika Selatan!

***

Headshot

Sutradara: Kimo Stamboel, Timo Tjahjanto
Produser: Shinjiro Nishimura, Wicky V. Olindo, John Radel, Mike Wiluan
Penulis Skenario: Timo Tjahjanto
Pemain: Julie Estelle, David Hendrawan, Chelsea Islan, Epy Kusnandar, Zack Lee, Sunny Pang, Iko Uwais, Very Tri Yulisman
Musik: Aria Prayogi, Fajar Yuskemal
Sinematografi: Yunus Pasolang
Produksi: Infinite Framework Studios
Distributor: Screenplay Infinite Films
Rilis: 11 September 2016 (TIFF), 8 Desember 2016 (Indonesia)

Ratings
IMDb: 7,4/10


No comments: