October 14, 2016

Preview Film: A Monster Calls (2016)


Sosok Patrick Ness mulai diperhitungkan sebagai penulis kisah young-adults jempolan setelah merilis The Knife of Never Letting Go pada tahun 2008. Novel tersebut adalah seri pertama dari trilogi Chaos Walking, yang kemudian disusul dengan terbitnya The Ask and the Answer (2009) dan Monsters of Men (2010).

Meski trilogi tersebut terbilang sukses, nama Patrick Ness baru benar-benar masuk sebagai salah satu penulis paling berpengaruh dalam industri hiburan setelah menerbitkan A Monster Calls pada tahun 2011. Novel yang ilustrasinya digarap oleh Jim Kay tersebut berhasil meraih penghargaan Carnegie Medal dan Greenaway Medal dari British Librarians (CILIP) sebagai buku cerita anak-anak terbaik tahun 2012.

Ide cerita A Monster Calls sebenarnya berasal dari Siobhan Dowd. Meski sedang menderita sakit keras, Dowd tetap dikontrak oleh Walker Books untuk menulis kisah tersebut. Sayangnya, belum sempat mengerjakan novelnya, Dowd keburu meninggal.

Walker Books kemudian menghubungi Patrick Ness untuk menulis kisah peninggalan almarhumah Dowd tersebut pada bulan Agustus 2007. Ness menyetujuinya, tapi dengan syarat dia diberi kebebasan dalam menulis ceritanya. A Monster Calls pun akhirnya terbit pada 5 Mei 2011 dan meraih berbagai penghargaan internasional.

Kesuksesan A Monster Calls dengan berbagai review positifnya itu kemudian membuat Focus Features tertarik. Mereka membeli hak untuk memfilmkannya pada 5 Maret 2014. Patrick Ness lalu ditunjuk menjadi penulis skenarionya dan Juan Antonio Bayona sebagai sutradaranya.

Sama dengan novelnya, versi film A Monster Calls yang berdurasi 108 menit tersebut mengisahkan tentang kehidupan seorang bocah lelaki bernama Conor O'Malley (Lewis MacDougall). Di usianya yang masih 12 tahun, dia sudah harus menghadapi kenyataan pahit. Ibunya, seorang single mother, yang diperankan oleh Felicity Jones, menderita sakit keras dan umurnya diperkirakan tidak akan lama.

Akibat ibunya yang sakit-sakitan itu, Conor harus belajar hidup mandiri. Ayahnya, diperankan oleh Toby Kebbell, hidup terpisah jauh dari mereka. Neneknya, diperankan oleh Sigourney Weaver, tidak bisa diandalkan karena terlalu kaku dan kejam.

Selain hidup tanpa bimbingan ibunya, Conor juga sering menjadi korban bullying di sekolahnya. Teman-temannya kerap kali menghinanya. Tingkat kepercayaan diri Conor pun berada pada titik nadir. Bocah kecil tersebut akhirnya menenggelamkan diri dalam dunia khayalan yang dipenuhi dongeng dan fantasi untuk mengusir rasa sepi.

Sampai pada suatu malam, kehidupan Conor berubah drastis. Apa yang selama ini hanya bisa dia khayalkan, ternyata menjadi kenyataan. Seorang monster berbentuk pohon (suaranya diisi oleh Liam Neeson) tiba-tiba mendatanginya dan mendongenginya berbagai macam cerita.

Kehidupan Conor yang semula suram akhirnya mendapat titik terang. Secercah harapan pun tumbuh. Conor mulai mencari cara untuk memyembuhkan ibunya. Dia meminta bantuan kepada si monster pohon untuk memulihkan ibunya dari penyakit sehingga mereka bisa hidup bahagia bersama.

Menurut Felicity Jones, yang tahun ini juga bermain di film Collide, Inferno, dan Rogue One: A Star Wars Story, kisah A Monster Calls memang sangat spesial. Dia mengaku tidak pernah membaca cerita fantasi yang menyentuh seperti karangan Patrick Ness ini.

Begitu juga dengan Sigourney Weaver. Aktris senior yang terkenal berkat franchise Alien tersebut mengaku tersentuh dengan A Monster Calls. Menurutnya, kisah film berbujet USD 43 juta tersebut sangat amazing.

Sementara itu, Lewis MacDougall, yang berperan sebagai Conor, sebelum ini sudah pernah tampil dalam film Pan (2015). A Monster Calls ini adalah film keduanya. Bocah asal Skotlandia yang baru berusia 14 tahun tersebut mengaku bagian terbaik dari film ini adalah bisa bekerja sama dengan para aktor senior terkenal, terutama saat syuting di Barcelona.

Meski ceritanya ber-setting di Inggris, karena disutradarai oleh J. A. Bayona yang berasal dari Spanyol, proses pengambilan gambar A Monster Calls juga dilakukan di Negeri Matador tersebut. Bagi Bayona, film ini bisa dibilang sebagai pemanasan sebelum dia menggarap sekuel Jurassic World tahun depan.

Di lain pihak, meski selama ini lebih dikenal sebagai aktor laga senior, Liam Neeson sebenarnya sudah berpengalaman dalam dunia pengisian suara. Sebelum terlibat proyek A Monster Calls, bintang franchise Taken (2008) tersebut sudah pernah menjadi dubber dalam The Lego Movie (2014) dan The Nut Job (2014). Namun, yang paling ikonik adalah saat dia mengisi suara singa Aslan dalam franchise The Chronicles of Narnia (2005).

Satu lagi yang menarik. Selain Liam Neeson sebagai pengisi suaranya, Tom Holland juga menjadi stand-in bagi si monster pohon yang digarap dengan efek komputer tersebut. Sebelum ini, pemeran utama Spider-Man: Homecoming (2017) itu sudah pernah bekerja sama dengan sutradara J. A. Bayona dalam The Impossible (2012). Dia berperan sebagai anak Naomi Watts dan Ewan McGregor dalam kisah nyata tsunami tahun 2004 yang menyapu Aceh dan Thailand.

Setelah diputar secara terbatas di Toronto International Film Festival pada 10 September 2016 yang lalu, A Monster Calls mendapat review positif dari berbagai kritikus dan situs review. Bahkan, film yang baru akan dirilis di Amerika Serikat pada bulan Desember nanti itu dijagokan untuk masuk nominasi film terbaik Piala Oscar awal tahun depan. Para filmania di Indonesia cukup beruntung karena sudah bisa menyaksikan kisah yang menguras air mata tersebut bulan ini.

***

A Monster Calls

Sutradara: J. A. Bayona
Produser: Belén Atienza, Mitch Horwits, Jonathan King
Penulis Skenario: Patrick Ness
Berdasarkan: A Monster Calls by Patrick Ness
Pemain: Sigourney Weaver, Felicity Jones, Toby Kebbell, Lewis MacDougall, Liam Neeson
Musik: Fernando Velázquez
Sinematografi: Óscar Faura
Penyunting: Bernat Vilaplana, Jaume Martí
Produksi: Apaches Entertainment, Telecinco Cinema, Peliculas La Trini, Participant Media, River Road Entertainment
Distributor: Focus Features
Durasi: 108 menit
Budget: USD 43 juta
Rilis: 10 September 2016 (TIFF), 7 Oktober 2016 (Spanyol), 13 Oktober 2016 (Indonesia), 23 Desember 2016 (Amerika Serikat), 6 Januari 2017 (Inggris)

Ratings

IMDb: 7,9
Rotten Tomatoes: 81%
Metacritic: 76



No comments: