Pada tahun 1999, Amerika Serikat sempat dihebohkan dengan kabar ditemukannya video rekaman oleh polisi yang mengungkap nasib tiga mahasiswa yang hilang saat membuat film dokumenter di sebuah hutan, di Maryland, pada bulan Oktober tahun 1994. Video itu kemudian ditayangkan di bioskop sebagai sebuah film berjudul The Blair Witch Project, yang ternyata mendapat sambutan luar biasa dari para penonton.
Di kemudian hari, baru terungkap bahwa kisah dalam video rekaman tersebut adalah fiksi, alias rekayasa. Namun, para penonton sudah terlanjur menyaksikannya di bioskop. Bahkan, tak sedikit yang percaya bahwa kejadian tersebut memang kejadian nyata karena filmnya terlihat seperti dokumenter asli!
Kala itu, promo The Blair Witch Project disebarkan lewat internet dalam bentuk laporan polisi palsu mengenai hilangnya tiga orang mahasiswa di dalam hutan. Bahkan, saat diputar di Sundance Film Festival, tim produksi membagikan selebaran tentang hilangnya para pemeran utama. Situs film berdurasi 81 menit tersebut bahkan dibanjiri 80 juta pengunjung berkat teknik marketing yang kemudian menjadi viral dan menyebar ke seluruh dunia.
The Blair Witch Project (1999) akhirnya tercatat sebagai salah satu film indie tersukses sepanjang masa. Dengan modal hanya USD 60 ribu, film rilisan Artisan Entertainment tersebut mampu meraup pemasukan USD 248 juta secara global!
Kesuksesan itulah yang tampaknya mendorong Lionsgate untuk merilis sekuelnya dengan judul Blair Witch. Kali ini, tidak ada lagi trik promosi yang menipu para penonton seperti 17 tahun yang lalu. Meski sempat dirahasiakan, film yang semula berjudul The Woods itu akhirnya secara resmi diungkap sebagai lanjutan dari The Blair Witch Project pada ajang Comic-Con 2016 di San Diego pada bulan Juli yang lalu.
Kisahnya pun mirip, tentang sekelompok mahasiswa yang memasuki hutan angker, Black Hills Forest, di Maryland. Dengan dipandu oleh penduduk setempat, para mahasiswa tersebut ingin mengungkap legenda penyihir misterius (blair witch) yang diduga berhubungan dengan hilangnya salah satu kakak mereka bertahun-tahun yang lalu. Karakter utama dalam film berdurasi 89 menit ini, James Donahue (James Allen McCune), memang dikisahkan sebagai adik dari Heather Donahue, mahasiswi yang hilang dalam film The Blair Witch Project (1999).
Awalnya, petualangan mereka di dalam hutan berjalan lancar. Namun, saat malam tiba, semuanya berubah. Teror demi teror mulai bermunculan. Suasana gelap membuat keadaan semakin mencekam. Cerita yang mereka kira hanya legenda itu ternyata memang benar adanya, dan siap mengancam nyawa para bocah ababil itu satu-persatu!
Seperti halnya film pendahulunya, Blair Witch masih menggunakan teknik found footage (rekaman temuan), yaitu apa yang kita tonton memang seolah-olah direkam langsung oleh orang-orang di tempat kejadian, tanpa naskah, dan tidak diedit secara profesional. The Blair Witch Project rilisan tahun 1999 memang dikenal sebagai film found footage pertama yang meledak di pasaran.
Meski bukan film pertama yang menggunakan konsep found footage, The Blair Witch Project dianggap sebagai peletak dasar bagi film-film dengan konsep serupa. Para pengamat dan kritikus pun mengakui bahwa film besutan sutradara Daniel Myrick dan Eduardo Sánchez itu merupakan salah satu film horror/thriller terbaik sepanjang masa.
Berkat The Blair Witch Project, format dokumenter palsu alias pseudo documentary kemudian banyak diadopsi oleh film-film thriller dan horror lainnya, seperti Paranormal Activity (2007) dan Cloverfield (2008), yang juga sukses di pasaran. Paranormal Activity bahkan sampai dibuat menjadi enam seri. Yang terakhir berjudul Paranormal Activity: The Ghost Dimension (2015).
Setelah menjadi fenomena, The Blair Witch Project sebenarnya sempat dibuat prekuelnya dengan judul Book of Shadows: Blair Witch 2. Namun, film rilisan tahun 2000 yang tidak memakai teknik found footage tersebut tidak sesukses pendahulunya. Bahkan, banyak mendapat kritik negatif dari para penonton.
Kegagalan Book of Shadows tersebut tampaknya membuat Adam Wingard kembali menerapkan found footage dan mengulang formula yang dulu sukses digunakan oleh duo Daniel Myrick dan Eduardo Sanchez. Selama ini, Wingard dikenal sebagai sutradara muda yang kerap menghasilkan film-film horror dan thriller semacam You're Next (2011), V/H/S (2012), The ABCs of Death (2012), dan The Guest (2014).
Sayangnya, setelah dirilis di Amerika Serikat pada 16 September 2016 yang lalu, upaya Wingard untuk menyamai kesuksesan film yang pertama tampaknya kurang berhasil. Meski jauh lebih baik daripada Book of Shadows, Blair Witch mendapat review negatif dari para kritikus. Memang, masih menyeramkan. Tapi, unsur kejutannya dianggap kurang dan terlalu banyak mengulang The Blair Witch Project.
***
Blair Witch
Sutradara: Adam Wingard
Produser: Keith Calder, Roy Lee, Steven Schneider, Jessica Wu
Penulis Skenario: Simon Barrett
Pemain: James Allen McCune, Callie Hernandez, Brandon Scott, Valorie Curry, Corbin Reid, Wes Robinson
Musik: Adam Wingard
Sinematografi: Robby Baumgartner
Penyunting: Louis Cioffi
Produksi: Room 101, Snoot Entertainment, Vertigo Entertainment
Distributor: Lionsgate
Budget: USD 5 juta
Durasi: 89 menit
Rilis: 11 September 2016 (TIFF), 16 September 2016 (Amerika Serikat), 7 Oktober 2016 (Indonesia)
Ratings
IMDb: 5,5
Rotten Tomatoes: 36%
Metacritic: 46
CinemaScore: D+
No comments:
Post a Comment