Saat dirilis pada tahun 1959, Ben-Hur menuai kesuksesan luar biasa. Sebanyak 11 Piala Oscar berhasil disabet. Menjadi sebuah rekor yang hanya bisa disamai berpuluh-puluh tahun kemudian oleh Titanic (1997) dan The Lord of the Rings: The Return of the King (2003). Secara box office, jika memperhitungkan inflasi, film rilisan Metro-Goldwyn-Mayer (MGM) tersebut juga menjadi film terlaris ke-14 sepanjang masa.
Kesuksesan itulah yang tampaknya ingin diulangi oleh MGM, yang kali ini bekerja sama dengan Paramount Pictures, dengan merilis versi remake Ben-Hur pada tahun 2016. Kisahnya pun masih sama, diadaptasi dari novel karya Lew Wallace terbitan 1880 yang berjudul Ben-Hur: A Tale of the Christ.
Ben-Hur versi terbaru ini sebenarnya merupakan film remake kelima yang pernah dibuat. Sebelum menjadi fenomena global pada tahun 1959, cerita fiksi yang didasarkan pada alkitab tersebut sudah pernah dibuat versi film bisunya. Dua kali. Pada tahun 1907 dan 1925. Selain itu, juga ada versi animasinya yang dirilis pada tahun 2003 yang lalu.
Dibandingkan versi tahun 1959, Ben-Hur versi terkini yang dibesut oleh sutradara Timur Bekmambetov memiliki sedikit perbedaan. Kisahnya lebih mendekati novelnya. Durasinya pun hanya dua jam, tidak seperti versi jadul yang mencapai 3,5 jam!
Judah Ben-Hur, diperankan oleh Jack Huston, awalnya dikisahkan sebagai seorang pangeran Yahudi. Dia hidup di jaman Yesus Kristus, di Yerusalem, yang kala itu dijajah Romawi. Namun, ia kemudian dikhianati oleh saudara angkatnya, Messala (Toby Kebbell).
Ben-Hur pun kehilangan segalanya. Dia dijadikan budak dan harus menghabiskan seumur hidupnya di sebuah kapal Romawi. Beruntung, setelah lima tahun, dia bisa membebaskan diri setelah kapal budak tersebut mendapat serangan di tengah lautan. Kekasih Esther (Nazanin Boniadi) itu kemudian kembali ke Yerusalem untuk membalas dendam kepada Messala, yang kini sudah menjadi perwira tentara Romawi.
Dengan bantuan Sheik Ilderim (Morgan Freeman) yang kaya raya, Ben-Hun kemudian dilatih untuk menjadi seorang pebalap kereta kuda (charioteer). Setelah dirasa siap, Ilderim lalu meminta Ben-Hur untuk menantang Messala dalam sebuah balapan. Jika menang, dia tidak hanya mengembalikan kebanggaan dirinya, tapi juga harga diri seluruh bangsa Yahudi karena Messala adalah pebalap andalan Romawi.
Menurut sang pemeran utama, Jack Huston, yang dulu pernah bermain di serial Boardwalk Empire (2010-2013), Ben-Hur memang mengisahkan sejarah 2.000 tahun yang lalu. Namun, ceritanya masih relevan dengan situasi dan kondisi saat ini. Iklim dunia tidak banyak berubah. Masih ada perbedaan tentang agama dan orang-orang yang berselisih satu sama lain.
Huston juga mengakui bahwa awalnya dia kaget mendengar kabar film kolosal Ben-Hur yang fenomenal itu bakal di-remake. Semula, Tom "Loki" Hiddlestone yang diincar sebagai pemeran utama. Namun, akhirnya, Huston yang lebih dipilih daripada mantannya Taylor Swift tersebut.
Sutradara Timur Bekmambetov, yang sudah pernah menghasilkan Abraham Lincoln: Vampire Hunter (2012), yakin Huston sangat cocok untuk menjadi Ben-Hur. Menurutnya, Jack adalah seorang penunggang kuda yang berpengalaman. Seakan-akan ia memang dilahirkan di jaman Romawi tersebut.
Huston sendiri menghabiskan waktu 2,5 bulan untuk berlatih balapan kereta kuda. Adegan yang disyuting di Italia itu awalnya terasa menyeramkan. Seperti balapan Formula 1. Pemeran utama film televisi Spartacus (2004) itu mengaku sempat takut setengah mati pada hari pertama. Namun, lambat laun kekhawatiran itu hilang dan dia menjadi terbiasa.
Produser Mark Burnett memang menyatakan film Ben-Hur tidak menggunakan special effect untuk balapan. Syutingnya melibatkan 32 ekor kuda dan delapan kereta perang yang berputar-putar di arena dengan kecepatan tinggi, kadang-kadang hanya dengan satu roda, dan benar-benar dikendarai sendiri oleh para aktornya. Efek CGI hanya digunakan pada adegan-adegan tabrakan untuk menjaga keselamatan jiwa para pemainnya.
Jika menonton trailer-nya yang dirilis oleh Paramount Pictures, adegan laga yang disajikan memang cukup seru. Sekilas, seperti film pemenang Piala Oscar, Gladiator (2000), yang dibintangi oleh Russell Crowe. Banyak scene pertempuran di dalam arena maupun peperangan antara para budak dengan prajurit-prajurit Romawi. Untuk adegan balapnya, bahkan, ada yang menyebut Ben-Hur mirip dengan franchise Fast and Furious. Tapi, kali ini yang kebut-kebutan bukan mobil, melainkan kereta kuda.
Selain Jack Huston, film berdurasi 123 menit ini juga dibintangi oleh berbagai aktor multiras. Tidak seperti Gods of Egypt (2016) dan Exodus: Gods & Kings (2014), dua film kolosal ber-setting Mesir Kuno yang dianggap terlalu banyak menampilkan pemain kulit putih (white washing).
Yang paling menarik perhatian adalah aktris berdarah Persia, Nazanin Boniadi. Cewek supercantik yang pernah tampil di serial televisi Homeland bersama Claire Danes itu memerankan Esther, seorang budak Yahudi yang menjadi kekasih Ben-Hur. Menurutnya, karakter yang dia perankan saat ini lebih kuat dan independen daripada versi jadulnya pada tahun 1959.
Selain Boniadi, Ben-Hur juga diperkuat oleh aktor senior kulit hitam, Morgan Freeman, yang menjadi Sheik Ilderim. Dan, yang juga patut ditunggu adalah penampilan Rodrigo Santoro sebagai Yesus Kristus. Aktor asal Brasil itu dulu pernah memerankan Raja Persia, Xerxes, dalam film 300 (2006) bersama Gerard Butler.
Sayangnya, meski dihiasi oleh deretan aktor multietnis, Ben-Hur belum cukup mampu untuk menarik penonton. Sejak dirilis di Amerika Serikat pada 19 Agustus 2016 yang lalu, film berbujet USD 100 juta ini "hanya" meraup pemasukan USD 89 juta secara global. Belum cukup untuk sekadar balik modal.
MGM menjadi pihak yang paling terkena dampak dari kegagalan Ben-Hur menembus box office. Studio penghasil franchise James Bond tersebut memang menjadi pihak yang menanggung 80 persen biaya produksi. Mereka tidak mampu mengulang kenangan manis saat merilis Ben-Hur versi jadul pada 1959.
Banyak yang menilai, film aslinya sudah terlalu tua, sehingga para penonton muda kemungkinan besar tidak mengenal film yang dulu sangat fenomenal itu. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa Ben-Hur versi daur ulang ini telah merusak cita rasa dari versi klasiknya yang dibintangi oleh aktor peraih Piala Oscar, Charlton Heston.
Titik berat pemasaran dan promosi dari Ben-Hur versi terbaru ini juga dianggap salah sasaran karena terlalu berbasis pada agama. Bukannya menonjolkan pertempuran dan balapan kereta kuda yang seru, mereka lebih menjual sisi rohani dan biblikal dari film ini. Alhasil, pangsa pasar penontonnya pun menjadi sempit.
Di Meksiko dan Brasil, atensinya memang cukup ramai. Begitu juga di Amerika Serikat, Ben-Hur lebih banyak ditonton di kawasan barat daya dan selatan yang dikenal religius. Sebaliknya, di bagian timur laut dan pantai barat, yang terkenal sekuler, mereka jeblok, alias tak mampu menggaet penonton.
Sejumlah kritikus dan situs review pun memberi rating yang negatif untuk Ben-Hur. Film rilisan Paramount Pictures ini dianggap melengkapi kegagalan film sekuel/remake berbujet besar lainnya tahun ini, seperti Allegiant, Independence Day: Resurgence, The Legend of Tarzan, dan Alice Through the Looking Glass.
***
Ben-Hur
Sutradara: Timur Bekmambetov
Produser: Mark Burnett, Sean Daniel, Duncan Henderson, Joni Levin
Penulis Skenario: Keith Clarke, John Ridley
Berdasarkan: Ben-Hur: A Tale of the Christ by Lew Wallace
Pemain: Jack Huston, Toby Kebbell, Rodrigo Santoro, Nazanin Boniadi, Ayelet Zurer, Morgan Freeman, Haluk Bilginer
Musik: Marco Beltrami
Sinematografi: Oliver Wood
Penyunting: Dody Dorn, Richard Francis-Bruce, Bob Murawski
Produksi: Bazelevs, Lightworkers Media, Sean Daniel Productions
Distributor: Paramount Pictures, Metro-Goldwyn-Mayer
Budget: USD 100 juta
Durasi: 123 menit
Rilis: 9 Agustus 2016 (Mexico City), 19 Agustus 2016 (Amerika Serikat), 5 Oktober 2016 (Indonesia)
Ratings
IMDb: 5,7
Rotten Tomatoes: 26%
Metacritic: 38
CinemaScore: A-
No comments:
Post a Comment