April 22, 2017

Preview Film: The Last Word (2017)


Para moviemania masa kini mungkin tidak banyak yang mengenal Shirley MacLaine. Padahal, nenek-nenek berusia 82 tahun itu pernah enam kali masuk nominasi Academy Awards, sebelum akhirnya menyabet Piala Oscar kategori Aktris Terbaik lewat film Terms of Endearment (1983).

Tahun ini, kakak dari aktor senior Warren Beatty itu kembali menghiasi layar lebar melalui film The Last Word. Lawan mainnya adalah aktris supersexy yang foto-fotonya sering menjadi bahan fantasi cowok-cowok jomblo, Amanda Seyfried.

The Last Word sendiri mengisahkan kehidupan seorang wanita tua bernama Harriett Lauler (Shirley MacLaine) yang kaya raya, namun merasa hampa. Meski dikenal sebagai pengusaha wanita yang sangat energik dan sukses di masa mudanya, masa senja si Mbah Harriett ini sangat membosankan. Dia hanya bisa bengong di rumahnya yang megah.

Suatu ketika, dia membaca sebuah obituari di surat kabar yang ditulis oleh seorang jurnalis muda bernama Anne Sherman (Amanda Seyfried). Hal itu kemudian memantik sebuah ide yang tidak wajar di kepalanya. Harriett ingin Anne menulis obituari untuknya, saat dia masih hidup, alias sebelum dia meninggal.

Permintaan aneh itu pun terpaksa disanggupi oleh Anne mengingat Harriett adalah orang yang sangat berkuasa di tempatnya bekerja. Masalahnya, saat mengulik tentang hidup nenek tua itu, ternyata, hampir tidak ada hal baik dan inspiratif yang layak dituangkan ke dalam obituari.

Karena tidak melihat ada cara lain, di masa-masa akhir hidupnya, Harriett pun kemudian mulai melakukan hal-hal baru yang menggugah yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Obsesinya untuk membuat bahan obituari itu akhirnya juga membuat dia menjalin persahabatan dengan Anne, yang usianya jauh lebih muda.

Meski temanya tentang kata-kata terakhir sebelum kematian menjemput, The Last Word bukanlah kisah drama yang menguras air mata. Film rilisan Bleecker Street Media ini sebenarnya merupakan drama komedi yang renyah, banyak canda, mengundang tawa, dan mudah dicerna. Pesan moralnya pun jelas. Bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai hidup baru, meski kita sudah berusia senja.

Kematangan akting Shirley MacLaine, tentu saja, menjadi andalan utama film The Last Word. Aktris senior itu dituntut untuk menampilkan sosok Harriett yang menyebalkan, namun juga mengundang simpati. Selain itu, dia harus mampu memperlihatkan kehampaan yang dirasakan oleh si wanita uzur tersebut.

Sementara itu, bagi Amanda Seyfried, The Last Word adalah sebuah film yang sangat spesial. Selain beradu akting dengan Shirley MacClaine yang legendaris, cewek berukuran dada 34C itu akhirnya juga mendapat jodoh berkat drama komedi besutan Mark Pellington tersebut.

Ya, di The Last Word inilah, Amanda bertemu dengan Thomas Sadoski yang kini menjadi suaminya. Padahal, mereka tak pernah berkenalan sebelumnya. Lelaki yang sudah memberinya satu anak itu memerankan karakter Robin Sands dalam film berdurasi 108 menit ini.

Pada mulanya, sebenarnya sudah ada aktor lain yang terpilih untuk memerankan tokoh tersebut. Namun, lima hari sebelum syuting, sang aktor membatalkan diri. Thomas Sadoski yang ada di daftar cadangan kemudian dipanggil sebagai pengganti.

Selanjutnya, kalau sudah jodoh memang tak akan kemana, benih-benih cinta pun mulai tumbuh di antara Amanda dan Sadoski. Bahkan, Shirley MacLaine mengaku juga bisa mencium adanya dawai asmara di antara keduanya di lokasi syuting The Last Word.

Sayangnya, meski diperkuat oleh dua bintang ternama yang beda generasi, film yang dirilis di Amerika Serikat pada 3 Maret 2017 yang lalu ini mendapat respon kurang positif dari para kritikus. Di Indonesia, The Last Word sudah tayang mulai hari Rabu (19/4) di Cinemaxx dan CGV, sekaligus menjadi film perdana yang didistribusikan oleh Indonesia Entertainment Group (IEG) milik EMTEK (Elang Mahkota Teknologi).

***

The Last Word

Sutradara: Mark Pellington
Produser: Mark Pellington, Anne Marie MacKay, Kirk D’Amico, Aaron Magnani
Penulis Skenario: Stuart Ross Fink
Pemain: Shirley MacLaine, Amanda Seyfried
Musik: Nathan Matthew David
Sinematografi: Eric Koretz
Penyunting: Julia Wong
Produksi: Wondros, Myriad Pictures, Aaron Magnani Productions
Distributor: Bleecker Street Media
Durasi: 108 menit
Rilis: 24 Januari 2017 (Sundance), 3 Maret 2017 (Amerika Serikat), 19 April 2017 (Indonesia)

Rating (hingga 20 April 2017)
IMDb: 6,6/10
Rotten Tomatoes: 33%
Metacritic: 40/100


No comments: