August 06, 2009

Hanya Ada Satu Jalan Menuju Sukses

Banyak jalan menuju sukses? Itu adalah kata-kata motivasi yang sering kita dengar dan benar adanya menurut banyak orang. Meski demikian, hal tersebut bukanlah harga mati. Oleh karena itu, saat ini saya mencoba untuk memberikan sebuah perspektif yang berbeda. Sebuah cara pandang lain yang mungkin berguna bagi kita semua.

Menurut ‘penerawangan’ saya (Ki Joko Bodo Mode: On), hanya ada satu jalan menuju sukses. Anda boleh setuju, boleh juga tidak. Itu adalah hak Anda masing-masing. Untuk memuaskan nafsu penasaran Anda, dalam beberapa menit ke depan akan saya jelaskan kenapa hanya ada satu jalan menuju sukses.

Saudara-saudara yang saya cintai dan kasihi, banyak orang mengira bahwa sukses itu mudah dan bisa dilakukan dengan banyak cara. Bahkan, banyak orang menghalalkan segala cara demi mencapai sebuah kesuksesan. Itu semua bermula dari sebuah pemikiran bahwa sukses itu bisa ditempuh lewat berbagai macam jalan, mulai dari jalan ke kiri, ke kanan, ke depan, sampai lewat belakang.

Orang-orang yang mengira sukses bisa ditempuh dengan banyak jalan berpandangan bahwa orang-orang gagal adalah orang-orang yang telah salah dalam memilih jalan. Pendapat ini memang tidak keliru, tetapi saya tidak sepenuhnya setuju. Dalam pengamatan saya, antara orang berhasil dan gagal sebenarnya menempuh jalan yang sama, bahkan persis.

Misalnya, bila kita ingin sukses sebagai pembalap, maka kita pun harus melintasi jalan yang sama dengan yang dilewati oleh Michael Schumacher, Lewis Hamilton atau Fernando Alonso. Tidak ada jalan pintas atau jalan ‘tikus’ untuk mencapai apa yang sudah didapatkan oleh Schumacher. Jalan yang harus ditempuh sama persis, yaitu jalan untuk menjadi pembalap yang sukses.

Karena jalan yang ditempuh sama persis, otomatis situasi dan kondisi yang dihadapi oleh setiap orang juga sama persis. Halangan, rintangan, dan hambatannya juga sama. Ada jalan yang terjal, ada yang landai, ada yang berlubang, ada yang kasar, dsb. Ibaratnya, semua melintasi sirkuit balap yang sama, dan kita semua adalah pembalapnya.

Yang membedakan antara orang sukses dan gagal, atau pun pemenang dan pecundang dalam lomba balap, adalah cara masing-masing orang merespon situasi dan kondisi yang dihadapi saat melintasi jalan tersebut, atau saat perlombaan berlangsung.

Orang-orang yang siap dan bersedia melewati segala hal yang akan dihadapi adalah orang-orang yang kemungkinan besar akan sukses. Sebaliknya, yang tidak siap dan tidak bersedia akan gagal.

Orang-orang yang selalu memanfaatkan setiap kesempatan dalam setiap kesulitan yang dijumpai hampir dipastikan akan sukses. Sebaliknya, yang diam saja dan menyerah dalam menghadapi setiap kesulitan akan gagal karena mereka telah membiarkan kesempatan lewat begitu saja. Ingat, kesulitan dan kesempatan adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

Maka dari itu, mulai dari sekarang jangan buang waktu kita untuk mencari-cari jalan yang paling ‘enak’ untuk menuju sukses. Jalan yang ‘enak’ itu hanya ada dalam dunia maya dan tidak pernah menjadi nyata. Bangunlah dari mimpi dan sadarilah bahwa tidak ada jalan yang selamanya lurus, selalu ada yang berliku, ada yang menanjak, dan ada yang curam. Jalan yang kita tempuh saat ini (yang menurut kita tidak ‘enak’) mungkin adalah satu-satunya jalan yang ada.

Saya harus menekankan hal ini karena banyak orang yang menghabiskan seluruh hidupnya hanya untuk mencari-cari jalan ‘bebas hambatan’ dan akhirnya mereka tidak pernah sampai di tujuan. Waktu mereka habis untuk berputar-putar. Ingat, yang namanya jalan ‘toll’ sekali pun tidak selalu bebas dari hambatan. Jadi, fokuskan perhatian dan energi untuk menghadapi apa pun yang akan kita jumpai. Meski jalannya hanya ada satu, tetapi problemnya ada banyak. Demikian juga dengan solusinya. Oleh karena itu, cari solusinya dan jangan hanya berkutat dengan problemnya.

Saya percaya, selalu ada cara untuk melewati setiap problem yang ada. Kita bisa menggunakan setelan ban yang pas, memakai mesin yang reliable, atau merancang sasis yang sustainable untuk mengatasi hambatan tersebut. Mungkin kita bisa menyalip dengan gesit atau mencoba berbagai macam teknik yang selama ini belum terpikirkan. Kita juga bisa berganti kendaraan supaya lebih cepat mencapai tujuan. Tetapi, yang harus kita sadari, semua kendaraan hanyalah alat bantu. Pengemudilah yang akan menentukan hasil akhir. Bukan mobilnya, tetapi pembalapnya. Bukan tunggangannya, tetapi penunggangnya (The Fast and The Furious: Tokyo Drift). Semua tergantung kreatifitas kita dalam meresponnya, bukan tergantung pada kendaraan dan lintasannya.

I believe that life is 10% what happens to me and 90% of how I react to it. Let's be in charge of our ATTITUDES.

No comments: