August 24, 2009

Zizi oh Zizi…


Pagelaran Miss Universe 2009 di Bahamas sudah usai tadi pagi WIB. Yang dinobatkan sebagai Miss Universe yang baru adalah Stefania Fernandez, dari (lagi-lagi) Venezuela. Gadis berusia 18 tahun itu menggantikan Dayana Mendoza (MU 2008) yang juga berasal dari Venezuela.

Yang menarik dari MU 2009 ini adalah keikutsertaan wakil dari Indonesia, yaitu Zivanna Letisha Siregar (Putri Indonesia 2008), yang akrab disapa Zizi. Sebelum malam final digelar, Zizi tercatat menduduki rating nomor 1 dalam polling online via internet di MU 2009. Hal ini sempat membuncahkan harapan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, penikmat kontes ratu ayu sejagat, termasuk saya.

Tetapi, apa mau dikata, unggulan di dunia maya ternyata tidak menjadi jaminan di dunia nyata. Zizi bahkan tidak mampu menembus 15 besar (prestasi yang pernah dicapai oleh Artika Sari Dewi pada MU beberapa tahun yang lalu). Kecewa? Jelas. Saya sudah membayangkan Zizi mampu masuk minimal 5 besar. Apalagi melihat fisiknya yang aduhai, sampai bikin ngacai, ketika mengenakan bikini (yang celananya saya rasa kekecilan), saya menyangka Zizi mampu bersaing dengan putri-putri yang lainnya.

Ya, inilah Miss Universe. Penampilan fisik saja tidak cukup. Beauty, breast, dan bikini bukan yang utama. Para juri di malam final tahu betul tentang hal itu. Mereka tidak hanya menilai tampak luarnya saja, tetapi juga brain dan behaviour. Ketangkasan dalam menjawab pertanyaan, kepercayaan diri yang tercermin dalam body language, cara berjalan, cara berbicara, adalah beberapa hal yang menjadi penilaian utama.

Kita bisa melihat Venezuela. Negeri yang terkenal dengan kontes ratu-ratuan ini seperti tidak pernah kering bakat untuk menjadi Miss Universe. Mereka ibarat Brazil dalam sepak bola, Amerika dalam bola basket, China dalam bulu tangkis, dan Indonesia dalam korupsi. Saya pernah membaca kalau di Venezuela banyak bertebaran sekolah-sekolah khusus untuk mencetak calon-calon ratu-ratu sejagat. Jadi, mereka memang betul-betul serius menghadapi event tahunan ini dan sudah menjadi sebuah industri tersendiri di negeri Hugo Chavez tersebut.

Oleh karena itu, bila kita masih ingin melihat wakil kita menjadi Miss Universe selanjutnya, tidak ada salahnya meniru Venezuela. Ingat, Jepang dan India sudah pernah merebut mahkota tersebut. Sebagai negara Asia, Indonesia juga tidak kalah berbakat dibanding mereka. Yang diperlukan hanya pembinaan berjenjang ala Venezuela. Masa kita harus mengirim Julia Perez, Dewi Perssik, Sarah Azhari atau Farah Quinn ke Miss Universe?

No comments: