June 04, 2017

Preview Film: Wonder Woman (2017)


Meski porsinya tidak banyak, Wonder Woman yang diperankan oleh Gal Gadot berhasil menyita perhatian para penonton dalam Batman v Superman: Dawn of Justice (2016). Bahkan, kemunculannya yang cuma sebentar itu dinilai mampu "mengalahkan" dua superhero cowok yang menjadi lakon utama.

Tahun ini, Wonder Woman kembali menghiasi layar lebar. Bukan lagi sebagai pemanis seperti dalam Batman v Superman: Dawn of Justice yang mendapat respon negatif dari para kritikus tersebut. Melainkan, sebagai tokoh utama dalam sebuah film stand-alone yang mulai tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada hari Rabu (31/5) ini.

Film yang disutradarai oleh sutradara wanita Patty Jenkins tersebut sekaligus menjadi film live-action Wonder Woman pertama yang diangkat ke layar lebar. Sebelum ini, superhero cewek andalan DC Comics tersebut hanya pernah muncul di film animasi dan di serial televisi.

Anak-anak generasi 90an di Indonesia tentu masih ingat dengan serial lawas Wonder Woman produksi tahun 1975-1979 yang dulu nongol di layar kaca setiap pekan. Seandainya tayang saat ini, belahan dada Wonder Woman yang dibintangi oleh si cantik Lynda Carter itu tentu sudah di-blur oleh KPI.

Menariknya, saat gala premiere di Pantheon Theatre, Los Angeles, hari Kamis (25/5) pekan lalu, Tante Lynda Carter yang masih terlihat sexy di usia 65 tahun tersebut dipertemukan dengan Gal Gadot. Dua aktris pemeran Wonder Woman yang berbeda generasi itu langsung menyita perhatian khalayak luas.

Seperti halnya Lynda Carter, latar belakang Gal Gadot adalah seorang ratu kecantikan. Sebelum namanya diorbitkan oleh Fast & Furious (2009), mantan model dan anggota militer itu adalah pemenang kontes Miss Israel dan mewakili negaranya di ajang Miss Universe 2004.

Kini, setelah berkarir sebagai aktris Hollywood, Gal Gadot masih aktif sebagai model dan brand ambassador produk-produk papan atas. Saat menghadiri gala premiere Wonder Woman kemarin, MILF beranak dua itu ditemani oleh suaminya, pengusaha real estate kondang asal Israel, Yaron Varsano.

Sementara itu, Lynda Carter sendiri merupakan pemenang Miss USA pada tahun 1972. Saat mewakili Amerika Serikat di ajang Miss World, aktris yang mulai memerankan Wonder Woman di usia 24 tahun itu berhasil lolos hingga babak semifinal.

Setelah menyaksikan penayangan perdana Wonder Woman di layar lebar, Carter langsung memuji akting Gal Gadot. Menurutnya, cewek berusia 32 tahun itu sukses besar. Sejak awal, dia sudah yakin Gadot bakal berhasil menjadi penerusnya. Carter mengaku, rasanya seperti memberi tongkat estafet ke pelari terakhir di pertandingan Olimpiade.

Warner Bros. Pictures sebenarnya sempat mengaudisi Elodie Yung dan Olga Kurylenko sebagai Wonder Woman. Sedangkan, Gal Gadot sendiri awalnya ditawari peran di Man of Steel (2013). Kemungkinan, sebagai Lois Lane, yang akhirnya diperankan oleh Amy Adams.

Namun, karena saat itu sedang mengandung anak kedua, Gadot menolak tawaran peran sebagai pacar Superman tersebut. Warner Bros. Pictures akhirnya malah menunjuknya sebagai Wonder Woman setelah dia melahirkan.

Saat pertama kali didapuk sebagai superhero cewek bersenjata cambuk tersebut pada Januari 2014, usia Gal Gadot baru 28 tahun. Kala itu, banyak pengamat yang meragukannya. Pengalamannya bermain di film blockbuster hanyalah sebatas sebagai pemeran pendukung di franchise Fast & Furious. Selain itu, ada juga yang bilang ukuran dadanya yang “cuma” 32B kurang gede untuk meranin Wonder Woman. Bandingkan dengan Tante Lynda Carter: 36C!

Namun, setelah tampil memukau di Batman v Superman: Dawn of Justice, segalanya langsung berubah. Warner Bros. Pictures dianggap tidak salah memilih Gal Gadot untuk membintangi tiga film sekaligus. Bulan November nanti, Wonder Woman bakal kembali berkumpul dengan Batman dan Superman di Justice League, yang digadang-gadang menjadi salah satu film terdahsyat tahun ini.

Kisah film solo Wonder Woman memang menjadi bagian dari DC Extended Universe. Setting waktunya 100 tahun lampau, jauh sebelum Wonder Woman mengenal Batman dan Superman. Bisa dibilang, ini adalah prekuel dari Dawn of Justice dan Justice League.

Dari trailer bertajuk Origin yang dirilis saat Kids' Choice Awards pada bulan Maret 2017 yang lalu, terlihat asal-usul Wonder Woman yang mempunyai nama alias Diana Prince tersebut. Mulai dari kilas balik pada masa kanak-kanak, latihan menjadi seorang petarung tangguh, hingga pertemuannya dengan cinta pertamanya, Steve Trevor (diperankan oleh Chris Pine).

Pada awal abad ke-20, Perang Dunia I memang tengah berkecamuk. Steve Trevor adalah seorang pilot militer Amerika Serikat yang pesawatnya jatuh dan terdampar di Themyscira, pulau misterius yang menjadi tempat tinggal suku pejuang wanita, Amazon.

Wonder Woman, yang bernama asli Diana adalah seorang putri Amazon, anak dari Ratu Hyppolyta (Connie Nielsen) dan Zeus, dewa tertinggi dalam mitologi Yunani. Bisa dibilang, Wonder Woman ini semacam Hercules dan Perseus. Setengah manusia, setengah dewa. Atau, seperti Thor, superhero Marvel yang merupakan putra dari Odin, dewa tertinggi dalam mitologi Norwegia.

Karena anak dewa, Wonder Woman pun termasuk kaum immortal, alias nggak bisa mati. Selalu awet muda. Dan awet cantiknya. Padahal, nggak pernah memakai krim Tje Fuk. Meski sebenarnya dia nggak abadi-abadi amat.

Seperti halnya Thor, usia Wonder Woman pun ada batasnya. Hingga 5000 tahun. Namun, itu sudah tergolong amat sangat panjang jika dibandingkan dengan usia rata-rata manusia biasa. Atau usia Liverpool puasa gelar Liga Inggris.

Singkat cerita, setelah ditolong oleh Diana, Steve Trevor pun terjebak cinlok, alias cinta lokasi. Sambil curhat, dia juga menceritakan tentang kondisi dunia yang dilanda perang. Merasa terpanggil, Diana kemudian memutuskan untuk merantau dari Themyscira menuju London. Misinya adalah menghentikan World War I dan menciptakan perdamaian dunia.

Seperti di versi komik, di film berdurasi 141 menit ini, Wonder Woman bakal menghadapi musuh bebuyutannya, Ares. Sejatinya, Ares adalah saudara tiri Diana. Dia adalah putra dari Zeus, yang juga immortal.

Dalam mitologi Yunani, Ares adalah dewa perang. Hobinya adalah memprovokasi manusia agar terjadi perang besar, semacam Bharatayudha, dan banjir darah di dunia. Bisa jadi, dialah dalang di balik meletusnya World War I yang coba dihentikan oleh Diana.

Selain Ares, Wonder Woman juga harus menghadapi Doctor Maru (diperankan Elena Anaya). Sosok ilmuwan gila berjuluk Doctor Poison itu sangat ahli dalam bidang kimia dan bersenjatakan racun untuk menghabisi lawan-lawannya.

Selama Perang Dunia I, Doctor Maru menjadi rekan dari Jenderal Erich Ludendorff (diperankan Danny Huston), seorang pemimpin militer Jerman yang sangat ambisius dan bertangan besi. Bersama dengan Steve Trevor, Wonder Woman harus bahu-membahu untuk menghentikan aksi jenderal keji tersebut.

Sejak kecil, Diana memang sudah ditempa untuk menjadi seorang pejuang tangguh. Dari trailer-nya, tampak adegan saat sang bunda, Ratu Hyppolyta memerintahkan adiknya, Jenderal Antiope (Robin Wright), untuk melatih si kecil Diana lebih keras daripada perempuan Amazon manapun.

Latihan bertarung antara Diana dan Antiope memang sangat dahsyat. Di situ juga tampak kehebatan Bracelet of Submission. Diana menangkis serangan Antiope dengan gelang sakti tersebut hingga sang jenderal wanita terpental jauh.

Adegan pertempuran dalam film berbujet USD 120 juta ini tidak semuanya dilakukan oleh Gal Gadot. Ada yang menggunakan bantuan stuntwoman. Termasuk adegan pertarungan Diana dan Antiope yang syutingnya berlangsung sekitar bulan April 2016 yang lalu.

Sementara itu, yang ketiban sampur sebagai pemeran Diana muda adalah aktris cilik asal Inggris, Emily Carey. Usianya memang baru 13 tahun, tapi dia sudah berpengalaman membintangi serial Houdini and Doyle di FOX dan ikut dalam pementasan teater Shrek The Musical.

Selain diwarnai berbagai aksi bombastis khas film-film superhero, Wonder Woman juga dibumbui dengan sentuhan humor. Dari trailer-nya, tampak adegan lucu saat pedang yang dibawa oleh Diana nyangkut di pintu putar sebuah gedung di London.

Menurut Gal Gadot, di film solonya ini, Wonder Woman memang masih sangat muda. Diana adalah cewek ababil yang mengalami masa transisi untuk menjadi dewasa. Berbeda halnya dengan di Batman v Superman: Dawn of Justice, dia sudah matang dan berpengalaman, dengan usia lebih dari 100 tahun.

Saat diwawancarai oleh Collider, sutradara Patty Jenkins mengaku memang ingin membuat Wonder Woman tampak lebih riil. Meski dia adalah anak dewa yang immortal, Diana tetap harus dibentuk dan dilatih untuk menjadi pejuang tangguh. Tak ada yang instant.

Jenkins juga menambahkan bahwa dia ingin mengulas lebih detail tentang asal-usul Wonder Woman, yang dianggapnya kurang terkenal jika dibandingkan dengan anggota DC Trinity lainnya, yaitu Batman dan Superman. Padahal, menurut sutradara film Monster (2003) tersebut, latar belakang Wonder Woman paling menarik di antara ketiganya.

Jenkins menilai, sosok putri Amazon keturunan dewa tersebut punya sudut pandang yang optimistis. Dia percaya kebenaran. Serta yakin semua manusia sejatinya adalah orang baik dan bisa menjadi lebih baik. Oleh karena itu, Diana Prince merasa berkewajiban untuk melindungi umat manusia.

Sosok Wonder Woman yang inspiratif tersebut sempat membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa, alias PBB, kepincut dan mengangkat Gal Gadot sebagai duta kehormatan dalam bidang pemberdayaan perempuan. Sayangnya, hal tersebut hanya berlangsung dua bulan.

Penyebabnya, diduga, ada pihak-pihak yang tak setuju dengan terpilihnya Wonder Woman. PBB akhirnya memutus kerja sama itu pada 16 Desember 2016 dengan alasan tujuan pemberdayaan perempuan sudah tercapai.

Sementara itu, saat diwawancarai, Chris Pine menjelaskan Wonder Woman punya pesan moral yang relevan dengan kondisi saat ini meski mengambil setting era 1900-an. Menurut bintang franchise Star Trek tersebut, film yang naskahnya ditulis oleh Allan Heinberg ini sangat seru, tapi tetap punya cerita yang dalam dan menarik. Sinematografinya juga bagus.

Setelah tayang secara terbatas saat world premiere di Shanghai pada 15 Mei 2017 yang lalu, Wonder Woman mendapat respon cukup positif dari para kritikus. Bahkan, dinilai sebagai film DCEU terbaik sejauh ini. Setelah para pendahulunya, semacam Man of Steel (2013), Batman v Superman: Dawn of Justice (2016), dan Suicide Squad (2016), dianggap gagal.

***

Wonder Woman

Sutradara: Patty Jenkins
Produser: Charles Roven, Deborah Snyder, Zack Snyder, Richard Suckle
Penulis Skenario: Allan Heinberg
Pengarang Cerita: Zack Snyder, Allan Heinberg, Jason Fuchs
Berdasarkan: Wonder Woman by William Moulton Marston
Pemain: Gal Gadot, Chris Pine, Robin Wright, Danny Huston, David Thewlis, Connie Nielsen, Elena Anaya
Musik: Rupert Gregson-Williams
Sinematografi: Matthew Jensen
Penyunting: Martin Walsh
Produksi: DC Films, Atlas Entertainment, Cruel and Unusual Films, Tencent Pictures, Wanda Pictures
Distributor: Warner Bros. Pictures
Durasi: 141 menit
Budget: USD 120 juta
Rilis: 15 Mei 2017 (Shanghai), 31 Mei 2017 (Indonesia), 2 Juni 2017 (Amerika Serikat)

Rating (hingga 29 Mei 2017)
IMDb: 8,5/10


No comments: