November 26, 2016

Preview Film: Moana (2016)


November ini menjadi bulan yang menyenangkan bagi para penggemar film animasi musikal Disney. Moana, yang digadang-gadang menjadi salah satu calon film animasi 3D terbaik tahun ini, akhirnya dirilis secara worldwide pada hari Jumat (25/11).

Selama ini, film-film animasi Disney, terutama dengan princess-princess-nya, memang hampir selalu berhasil merebut hati para pemirsa dari segala usia. Masih lekat dalam ingatan ketika tiga tahun lalu Frozen (2013) dirilis. Film tentang dua putri dari Kerajaan Arendelle itu sukses meraih Piala Oscar sebagai Film Animasi Terbaik.

Seperti halnya Frozen, Moana juga mengangkat tokoh utama seorang cewek. Meski demikian, dia bukanlah seorang putri kerajaan. Melihat karakternya yang tomboy dan pemberani, Moana lebih cocok disebut sebagai jagoan wanita. Cukup berbeda dengan princess-princess Disney selama ini.

Memang, dalam satu dekade terakhir, Disney pelan-pelan mulai mengubah karakter princess yang kemayu dan lemah menjadi lebih tangguh. Seperti Rapunzel dalam Tangled (2010), Merida dalam Brave (2012), hingga Anna dalam Frozen (2013). Namun, tetap saja, Moana inilah yang terlihat paling "gahar" dibandingkan para pendahulunya tersebut.

Dikisahkan sebagai seorang gadis bangsa Polinesia, Moana Waialiki (Auli'i Cravalho) yang hidup di Kepulauan Oceania, Samudera Pasifik, sejak kecil sudah akrab dengan laut. Atas petunjuk dan dukungan neneknya, yang juga sesepuh desa, yang bernama Gramma Tala (Rachel House), Moana memutuskan untuk berpetualang mengarungi lautan pada usia yang tergolong masih ababil, 16 tahun.

Orang Polinesia dikenal sebagai pelaut dan navigator andal selama ribuan tahun. Namun, suatu ketika, mereka berhenti berlayar. Moana, yang penasaran, ingin melanjutkan tradisi berlayar nenek moyangnya. Selain itu, putri pasangan Kepala Suku Tui (Temuera Morrison) dan Sina Waialiki (Nicole Scherzinger) tersebut ingin menyelamatkan pulau tempat tinggalnya dari bencana.

Meski dilarang oleh bonyoknya, Moana tetap nekat. Satu-satunya orang di Pulau Motunui yang mendukung cita-citanya untuk berlayar hanyalah sang nenek, Gramma Tala. Misi Moana adalah mencari Te Fiti, dewi penciptaan yang bertanggung jawab terhadap keseimbangan alam. Gadis keras kepala nan cerdik itu harus mengembalikan jantung Te Fiti yang dicuri oleh Maui (Dwayne "The Rock" Johnson) seribu tahun sebelumnya.

Dengan hanya ditemani Heihei (Alan Tudyk), seekor ayam jantan, Moana dan Maui pun mengarungi samudera luas untuk menemui Te Fiti. Petualangan dahsyat dan berbahaya sudah menunggu, termasuk ancaman dari para monster. Seperti Tamatoa (kepiting raksasa yang hidup di dasar laut dan suka mencuri barang berharga), Kakamora (monster kelapa imut yang jahat dan suka merampok para pelaut), serta Teka (monster lahar yang sering melemparkan batu panas kepada siapa pun yang mendekati tempat tinggal Te Fiti).

Berbeda dengan princess Disney lainnya yang biasanya langsing, body Moana ini agak bulky dan atletis. Hal itu sesuai dengan kemampuannya yang jago mendayung perahu, berlayar, dan, bahkan, melawan monster! Rambutnya kriwil panjang dan kulitnya sawo matang ,seperti cewek-cewek Polinesia pada umumnya.

Karena dia bukan seorang putri kerajaan, Moana pun tidak bergaun indah. Pakaiannya hanya berupa lilitan kain tapa yang terbuat dari serat pohon mulberry. Demikian juga dengan roknya yang berupa anyaman daun pandan dengan belahan tinggi untuk menunjang kelincahannya dalam bergerak.

Yang menarik, pencipta pola kain tapa, kain tradisional Polinesia yang dipakai oleh Moana, adalah seorang animator asal Indonesia yang bernama Griselda Sastrawinata. Di proyek film animasi berbujet USD 150 juta ini, dia menjabat sebagai visual development artist.

Sementara itu, Maui adalah demigod yang sangat legendaris di kalangan masyarakat Polinesia. Karakternya, sebenarnya, abu-abu. Tidak sepenuhnya baik dan tidak sepenuhnya jahat. Ada yang menganggapnya sebagai pahlawan, tapi juga sekaligus penipu.

Postur Maui tinggi besar, gendut, dan tubuhnya penuh tattoo. Rambutnya keriting dan berkulit sawo matang. Pakaiannya hanya berupa celana dari lilitan kain berlapis daun, khas Polinesia. Sifatnya congkak, sok jagoan, tidak berpikir panjang, namun sangat setia kawan. Selain jago bertarung, dia juga bisa berubah menjadi hewan dan punya kail ajaib. Hal unik lainnya, ada tattoo Mini Maui di badannya yang bisa bergerak-gerak!

Demi menjaga kearifan lokal, semua tattoo yang ditampilkan di film Moana ini merupakan hasil kerja sama dengan tattoo artist asli Polinesia. Untuk menggarap tattoo Mini Maui yang bisa bergerak, Disney menerapkan perpaduan teknik animasi 3D dengan 2D.

Karakter lain yang menarik perhatian dan menjadi penyegar suasana adalah Heihei, seekor ayam jantan yang menjadi teman seperjalanan Moana dan Maui. Sifatnya sangat konyol dan tidak pernah memahami situasi di sekitarnya. Dia suka menelan apapun yang dianggap sebagai makanan, mulai biji-bijian hingga batu! Saking dungunya, sutradara Ron Clements, bahkan, menyebut Heihei sebagai karakter terbodoh sepanjang sejarah Disney.

Selain Heihei, Moana sebenarnya juga punya binatang kesayangan lain bernama Pua. Sayangnya, babi kecil yang lucu dan periang tersebut tidak ikut berpetualang mengarungi lautan bersamanya.

Jika ada yang bertanya apakah Moana punya pacar, tambatan hati, atau gebetan, maka jawabannya adalah: tidak. Iya, dia jomblo, tapi bukan jones. Moana adalah seorang cewek yang mandiri. Meski ditemani oleh Maui yang perkasa, dia tidak bergantung padanya.

Seperti halnya Elsa dalam Frozen (2013), Moana tidak memiliki love interest. Maui bukan pacarnya. Jadi, jangan harap bakal ada pangeran ganteng muncul di film animasi berdurasi 103 menit ini. Sang sutradara memang sengaja menonjolkan kemandirian Moana untuk menginspirasi para perempuan modern agar lebih berani berjuang mengejar impian dan cita-cita, tanpa harus "diganggu" oleh kehadiran prince charming.

Auli'i Cravalho mengaku tidak kesulitan dalam mengisi suara Moana. Aktris dan penyanyi yang baru berusia 16 tahun itu sejak kecil sudah akrab dengan lautan, tari Hula-Hula, dan musik tradisional kepulauan Pasifik karena dia lahir dan besar di Hawai'i, Amerika Serikat.

Cravalho juga setuju bahwa sudah saatnya karakter cewek di film-film animasi Disney dibuat lebih ber-power seperti Moana. Siswi SMA Kamehameha Schools, Kapalama, Hawai'i itu menyatakan para perempuan modern harus bisa mandiri dan bebas menentukan masa depannya sendiri.

Sementara itu, untuk mengangkat budaya bangsa Polinesia yang memiliki kekayaan tradisi yang begitu memikat, tim produksi Disney benar-benar melakukan penelitian dengan serius, bukan hanya sekadar studi literatur. Sutradara John Musker dan Ron Clements, bahkan, benar-benar mengunjungi pulau-pulau utama di Oceania, yaitu Fiji, Samoa, Tahiti, Mo'orea, Bora-Bora, dan New Zealand pada tahun 2011 dan 2014.

Di Kepulauan Pasifik tersebut, duo sutradara yang pernah menghasilkan film animasi musikal klasik The Little Mermaid (1989) dan Aladdin (1992) itu mengamati lokasi dan berinteraksi langsung dengan penduduk dan nelayan lokal di sana. Mereka kemudian juga menggunakan jasa ahli sejarah, budaya, dan bahasa, arkeolog, antropolog, seniman, serta tokoh adat untuk memperkuat cerita Moana.

Selama ini, Disney memang dikenal sangat total dalam melakukan riset untuk menghasilkan film-film animasi agar sesuai dengan dunia nyata. Ketika membuat The Lion King (1995), para animator mereka bahkan rela tinggal selama enam bulan di tengah habitat singa!

Untuk menghasilkan efek deburan ombak dan percikan air laut yang presisi, Disney menggandeng Pixar. Anak perusahaannya tersebut sudah berpengalaman menampilkan akuarium raksasa yang terlihat nyata di film Finding Dory (2016). Mereka menggunakan sistem visual efek bernama Splash untuk menggarap semua adegan yang berkaitan dengan air laut.

Dalam film yang naskahnya ditulis oleh Jared Bush ini, laut tidak hanya menjadi background, melainkan juga salah satu karakter utama. Kabarnya, kita bakal sering disuguhi adegan interaksi antara Moana dan air laut.

Selain visual efek, sisi musikal di film Moana juga tak bisa dianggap enteng karena ditangani langsung oleh Mark Mancina. Selain itu, yang menggarap lagu-lagunya adalah pemenang Grammy Award, Lin-Manuel Miranda, serta Opetaia Foa'i, musisi asli Polinesia yang sudah meraih berbagai penghargaan internasional.

Seperti halnya Frozen (2013) yang memiliki lagu hit Let It Go, Moana juga punya How Far I'll Go. Inti dari lagu ciptaan Lin-Manuel Miranda tersebut adalah tentang kekuatan mimpi serta keinginan seseorang yang sedang mencari jati dan mengejar masa depannya.

Untuk versi filmnya, Auli'i Cravalho sendiri yang menyanyikan How Far I'll Go. Sedangkan, untuk versi studionya, penyanyi asal Kanada, Alessia Cara, yang membawakannya.

Lagu yang dirilis pada 9 November 2016 yang lalu itu tidak hanya dinyanyikan dalam bahasa Inggris saja, melainkan juga dibuat dalam berbagai versi bahasa di dunia. Maudy Ayunda mendapat kehormatan untuk menyanyikan How Far I'll Go, yang dalam versi bahasa Indonesianya berjudul Seb'rapa Jauh Ku Melangkah tersebut.

Secara box office, Moana memang diharapkan bisa sesukses Frozen (2013). Bulan rilisnya pun sama, November. Meski demikian, Osnat Shurer, selaku produser, mengaku tidak berharap yang terlalu tinggi. Apalagi, tanggal rilisnya berdekatan dengan Fantastic Beast and Where to Find Them milik Warner Bros. Pictures yang diperkirakan menjadi pesaing terberatnya.

Secara kualitas, setelah tayang perdana di AFI Fest pada 14 November 2016 yang lalu, Moana mendapat rating sangat positif dari sejumlah kritikus dan situs review. Bahkan, diperkirakan bakal bersaing ketat dengan produk Disney lainnya, Zootopia (2016), untuk meraih Piala Oscar sebagai film animasi terbaik tahun ini!

***

Moana

Sutradara: Ron Clements, John Musker
Produser: Osnat Shurer
Penulis Skenario: Jared Bush
Pengarang Cerita: Ron Clements, John Musker, Chris Williams, Don Hall, Pamela Ribon, Aaron Kandell, Jordan Kandell
Pemain: Auli'i Cravalho, Dwayne Johnson, Rachel House, Temuera Morrison, Jemaine Clement, Nicole Scherzinger, Alan Tudyk
Musik: Mark Mancina, Lin-Manuel Miranda (lagu), Opetaia Foa'i (lagu)
Penyunting: Jeff Draheim
Produksi: Walt Disney Pictures, Walt Disney Animation Studios
Distributor: Walt Disney Studios Motion Pictures
Durasi: 103 menit
Budget: USD 150 juta
Rilis: 14 November 2016 (AFI Fest), 23 November 2016 (Amerika Serikat), 25 November 2016 (Indonesia)

Ratings

IMDb: 8,4
Rotten Tomatoes: 97%
Metacritic: 81
CinemaScore: A



No comments: