Sejak muncul di Captain America: Civil War tahun lalu, Spider-Man langsung menyita perhatian. Meski hanya tampil sebentar, sosok superhero ababil yang diperankan oleh Tom Holland itu mampu memikat hati para penonton dengan keluguan dan kelucuannya.
Dibandingkan para anggota Avengers lainnya, Spider-Man memang menjadi superhero paling baru dan paling muda. Alter ego Peter Parker tersebut dikisahkan masih berusia 15 tahun dan duduk di bangku SMA.
Setelah hanya menjadi cameo, tahun ini, Spider-Man akhirnya mendapatkan film solonya sendiri. Si Bocah Laba-Laba itu bakal tampil sendirian, tanpa The Avengers, dalam Spider-Man: Homecoming, yang mulai tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada hari Rabu (5/7) ini.
Well, dibilang sendirian, sebenarnya, nggak sendiri-sendiri amat juga, sih. Karena, di film produksi Marvel Studios ini, Spider-Man selalu dibayangi oleh "baby-sitter"-nya, yaitu Tony Stark aka Iron Man (Robert Downey Jr.).
Diberi subjudul Homecoming, karena baru kali inilah Spider-Man benar-benar "pulang". Sang Manusia Laba-Laba akhirnya kembali masuk ke jagad film superhero Marvel, alias Marvel Cinematic Universe.
Sebelum Homecoming, Spider-Man sebenarnya sudah berkali-kali dibuatkan film live-action-nya. Yang paling jadul adalah trilogi Spider-Man (1977), Spider-Man Strikes Back (1978) dan Spider-Man: The Dragon's Challenge (1981), yang dibintangi oleh Nicholas Hammond.
Pada tahun 1999, Sony Pictures, studio asal Jepang yang mengakuisisi Columbia Pictures, berhasil membeli hak untuk memproduksi film-film Spider-Man dari perusahaan komik Marvel, yang saat ini dimiliki oleh The Walt Disney Company. Era baru Sang Manusia Laba-Laba pun dimulai.
Dalam perjalanannya, Sony Pictures mampu menghasilkan lima film yang mengisahkan petualangan Peter Parker. Dimulai dari trilogi Spider-Man (2002-2007), besutan Sam Raimi, yang dibintangi Tobey Maguire, hingga dua film The Amazing Spider-Man (2012-2014) yang mengandalkan Andrew Garfield sebagai aktor utamanya.
Namun, pada bulan Februari 2015, setelah berkali-kali dirayu oleh Disney, Sony akhirnya sepakat untuk bekerja sama membuat film Spider-Man. Karakter superhero yang mendapatkan kekuatan setelah digigit laba-laba itu bisa muncul dalam film-film produksi Marvel Studios yang merupakan anak perusahaan Disney.
Setelah diperkenalkan di Captain America: Civil War (2016), Spider-Man pun resmi "pulang" ke Marvel Cinematic Universe. Untuk film solo pertamanya ini, produksi sepenuhnya berada di tangan Columbia Pictures dan Marvel Studios. Sedangkan, pihak Sony Pictures hanya memegang kendali di bagian distribusi.
Dalam ajang Comic-Con yang dihelat di San Diego pada bulan Juli tahun lalu, boss Marvel Studios Kevin Feige mengaku sangat bangga bisa membawa pulang Spider-Man. Untuk menggarap film reboot manusia laba-laba ini, dia mendatangkan sutradara muda Jon Watts yang sebelumnya berpengalaman menghasilkan Clown (2014) dan Cop Car (2015).
Menurut Watts, Spider-Man: Homecoming garapannya bakal sangat kontras dengan film-film Marvel lainnya karena dia akan menyoroti kehidupan ababil Peter Parker yang baru berusia 15 tahun. Intinya, di film ini, Spider-Man masih di tingkat dasar, alias superhero pemula. Dia bukan playboy dan orang kaya semacam Tony Stark, dan tidak akan melawan ratusan alien sekaligus.
Trailer perdana yang dirilis pada bulan Desember 2016 memberikan gambaran lebih jauh tentang bagaimana sebenarnya sosok Peter Parker. Tampak bahwa dia harus menyeimbangkan antara kehidupan sekolah yang monoton dengan peran sebagai superhero.
Dalam Captain America: Civil War, Tony Stark dikisahkan merekrut Peter Parker untuk bergabung dengan Team Iron Man. Stark kemudian membekali superhero culun itu dengan utility belt dan kostum Spider-Man yang berteknologi canggih serta mampu menembakkan jaring laba-laba.
Peter pun ingin ikut menyelamatkan dunia seperti Iron Man. Namun, Tony Stark menganggapnya masih belum siap dan lebih suka bila Avengers yang menghadapi para penjahat besar. Alhasil, hal tersebut malah membuat Spider-Man ingin membuktikan bahwa dirinya juga mampu mengatasi musuh-musuh yang berbahaya.
Dalam Homecoming ini, yang menjadi lawan utama Spider-Man adalah Vulture, yang diperankan oleh aktor kawakan Michael Keaton. Dalam versi komik, sosok yang bernama asli Adrian Toomes itu merupakan anggota Sinister Six, yaitu kumpulan kriminal yang kabur dari penjara dan berusaha untuk melenyapkan Spider-Man.
Meski sudah cukup uzur, Vulture dikisahkan masih sangat fit dan mematikan. Sebagai seorang ahli teknik mesin, dia mampu merakit sendiri kostum bersayap yang menyeramkan. Dengan harness canggihnya tersebut, Vulture menjadi lebih kuat dan bisa terbang, layaknya burung besi raksasa.
Untuk menghadapi Vulture, Spider-Man, tentu saja, harus mengerahkan segala kemampuannya. Setelah dicupang laba-laba, Peter Parker memang berubah menjadi seorang superhuman dengan kekuatan dan refleks di atas rata-rata manusia biasa. Selain itu, dia juga memiliki spider-sense dan mampu merangkak di dinding.
Dalam trailer-nya, terlihat bahwa Spidey terbaru ini lebih kuat daripada Spider-Man di film-film sebelumnya. Dia tidak hanya melompat dari Monumen Washington dan menahan bus sekolah yang dilempar ke arahnya, tapi juga mampu menyatukan kapal kargo yang patah dengan jaring laba-labanya!
Selain menghadapi lawan yang kejam, Peter Parker di Spider-Man: Homecoming ini juga harus mengatasi masalah yang sering dihadapi oleh para remaja, yaitu cinta monyet di jaman SMA. Cewek yang dia taksir, kali ini, bernama Liz (Laura Harrier), yang sejatinya merupakan kakak kelasnya.
Selain Liz, cewek lain yang bakal mewarnai kehidupan Peter adalah MJ. Namun, MJ di sini bukanlah Mary Jane, melainkan Michelle Jones (Zendaya), seorang cewek kutu buku yang sangat pintar dan intelek, tapi agak jutek terhadap Peter.
Dalam versi komiknya, dua cewek yang identik dengan Spider-Man adalah Gwendolin "Gwen" Stacy dan Mary Jane "MJ" Watson. Gwen, yang di The Amazing Spider-Man (2012-2014) diperankan oleh Emma Stone, adalah cinta pertama Peter Parker di masa SMA.
Setelah Gwen tewas, Peter kemudian menjalin hubungan dengan MJ, yang diperankan oleh Kirsten Dunst di trilogi Spider-Man (2002-2007). Apakah MJ versi baru yang diperankan oleh Zendaya juga bakal menjadi love interest dari Spidey? Entahlah. Yang pasti, dalam Homecoming ini, nama Gwen dan Mary Jane sama sekali tidak pernah disebut oleh sutradara Jon Watts.
Saat diwawancarai, Zendaya mengaku bahwa mendalami karakter MJ terbilang sangat mudah. Sebagai seorang kutu buku, Michelle Jones adalah sosok yang garing dan kikuk. Mirip seperti dirinya. Oleh karena itu, aktingnya nggak susah-susah amat, menurut aktris yang juga seorang penyanyi tersebut.
Selain MJ, tokoh wanita lain yang bakal menarik perhatian di Spider-Man: Homecoming adalah Aunt May. Diperankan oleh aktris setengah baya, Marisa Tomei, Bibi May versi terbaru ini masih sangat cantik dan sexy. Berbeda dengan sosok Bibi May di film-film sebelumnya yang digambarkan sudah tua dan keriput.
Di Homecoming ini, karakter Uncle Ben, suami Bibi May, tidak disebut-sebut. Mungkin, dia sudah meninggal. Padahal, di film-film sebelumnya, Paman Ben adalah sosok pembimbing bagi Peter. Peran sebagai mentor Spider-Man, tampaknya, bakal diemban oleh Tony Stark.
Tanpa Paman Ben, status Bibi May juga bisa dipastikan sebagai janda kembang. Dengan penampilannya yang sangat energik dan hot, tak heran, bermunculan komentar-komentar nakal di dunia maya. Ada yang menjulukinya sebagai Aunt-May-zing hingga Aunt MILF, alias Aunt May I'd Like to.. Ah, sudahlah.
Saat menghadiri gala premiere Spider-Man: Homecoming pekan lalu, Marisa Tomei mengaku tidak kesulitan dalam memerankan karakter seorang bibi superhero muda. Dia juga memuji Tom Holland sebagai aktor yang menyenangkan dan easy going. Jadi, cukup mudah membangun chemistry di antara mereka berdua.
Tom Holland sendiri sejatinya harus menjalani audisi hingga delapan kali sebelum terpilih sebagai pemeran Spider-Man. Untuk menarik perhatian tim casting, aktor asal Inggris tersebut mengirimkan video yang berisi rekaman aksinya saat melakukan adegan akrobatik jungkir balik.
Meski baru berusia 21 tahun, Holland memang punya latar belakang penari dan kemampuan gimnastik. Dia sudah cukup lama menekuni dunia tari-menari dan pernah membintangi drama musikal Billy Elliot (2000) saat masih kecil.
Saat audisi final, Holland diminta melakukan adegan pertarungan dengan Captain America (Chris Evans). Bintang film The Impossible (2012) itu akhirnya berhasil memperlihatkan adegan flip alias aksi jungkir balik di depan tim casting.
Dengan kemampuannya tersebut, Holland sebenarnya bisa saja melakukan sendiri semua adegan berbahaya dalam Spider-Man: Homecoming. Namun, demi menjaga keselamatannya, pihak produser kemudian memutuskan untuk menggunakan jasa stuntman.
Boss Marvel Studios Kevin Feige menyatakan bahwa kemampuan akrobatik Holland tersebut sangat membantu selama proses syuting. Dia sering memberikan saran kepada stuntman tentang sejumlah gerakan dan cara mendarat yang baik.
Karena semua adegan berbahaya dilakukan oleh stuntman, Holland memang tidak pernah mengalami cedera selama syuting. Namun, bukan berarti dia terbebas dari kecelakaan.
Setelah selesai syuting dan mengemas barang dalam tas, Holland bersiap pulang dan menuruni tangga. Sialnya, dia kelewatan satu langkah dan akhirnya terpeleset. ACL (anterior cruciate ligament) alias ligamen yang mengikat sendi lututnya robek. Untungnya, cedera tersebut tidak terlalu parah.
Hal lain yang cukup menyiksa saat syuting adalah ketika Holland memakai kostum spandeks Spider-Man yang sangat ketat itu. Di balik suit tersebut, dia tidak memakai apa-apa. Nyaris bugil. Hanya selembar thong, alias g-string, yang menempel di tubuhnya.
So, jika kegerahan, Holland tak bisa asal membuka kostum Spider-Man-nya. Dia kan tidak mungkin berjalan-jalan di lokasi syuting hanya dengan mengenakan thong. Hehehe..
Menurut sutradara Jon Watts, Tom Holland, yang dia temukan di antara 7.000 calon pemeran Spider-Man, merupakan sosok Peter Parker sejati. Meski masih muda, Holland sangat berkarisma dan pantas beradu akting dengan aktor-aktor senior semacam RDJ dan Michael Keaton.
Di samping semua kelebihannya tadi, Tom Holland sebenarnya memiliki satu kelemahan, yaitu sulit menjaga rahasia. Dia pernah beberapa kali keceplosan membocorkan proyek Marvel Studios selanjutnya. Termasuk, tentang reboot Spider-Man, yang kabarnya bakal dibuat menjadi trilogi!
Untuk mengantisipasi mulut ember Holland, Marvel Studios akhirnya tidak memberi naskah full Avengers: Infinity War (2018). Hanya skenario yang menjadi bagiannya saja yang boleh dia baca. Mereka tampaknya takut plot megaproyek tersebut bakal terbongkar sia-sia di media gara-gara ulah Holland.
Kembali ke Homecoming. Dengan modal jumbo, mencapai USD 175 juta, Marvel Studios, tentu saja, ingin film Spider-Man pertama mereka ini sukses di pasaran. Bahkan, kalau bisa, menembus pemasukan di atas satu miliar dollar.
Setelah menggelar gala premiere di TCL Chinese Theatre pada hari Rabu (28/6) pekan lalu, harapan Marvel Studios, tampaknya, bakal menemui kenyataan. Homecoming menuai respon positif dari para kritikus. Tom Holland dinilai sebagai Spider-Man terlucu yang pernah ada. Mengalahkan Tobey Maguire dan Andrew Garfield, yang sebetulnya sama-sama cute.
Para kritikus juga menganggap film berdurasi 133 menit tersebut mampu membangun konflik yang cukup kompleks dengan humor yang smart dan aksi yang menegangkan. Setelah dianggap gagal saat diperankan oleh Andrew Garfield, Spider-Man tampaknya berhasil bangkit kembali kali ini. Welcome home, Peter!
***
Spider-Man: Homecoming
Sutradara: Jon Watts
Produser: Kevin Feige, Amy Pascal
Penulis Skenario: Jonathan Goldstein, John Francis Daley, Jon Watts, Christopher Ford, Chris McKenna, Erik Sommers
Pengarang Cerita: Jonathan Goldstein, John Francis Daley
Berdasarkan: Spider-Man by Stan Lee, Steve Ditko
Pemain: Tom Holland, Michael Keaton, Jon Favreau, Zendaya, Donald Glover, Tyne Daly, Marisa Tomei, Robert Downey Jr.
Musik: Michael Giacchino
Sinematografi: Salvatore Totino
Penyunting: Dan Lebental, Debbie Berman
Produksi: Columbia Pictures, Marvel Studios, Pascal Pictures
Distributor: Sony Pictures Releasing
Durasi: 133 menit
Budget: USD 175 juta
Rilis: 28 Juni 2017 (TCL Chinese Theatre), 5 Juli 2017 (Indonesia), 7 Juli 2017 (Amerika Serikat)
Rating (hingga 4 Juli 2017)
IMDb: 7,9/10
Rotten Tomatoes: 93%
Metacritic: 73/100
No comments:
Post a Comment