Petualangan Scrat the saber tooth squirrel dalam mengejar acorn (biji pohon ek) tercintanya kembali membawa bencana. Kali ini, tupai tersebut jatuh ke dalam pesawat UFO yang membawanya ke luar angkasa. Selanjutnya, bisa ditebak. Kecerobohannya memicu hujan asteroid di bumi. Kehidupan seluruh makhluk hidup purba di jaman es pun terancam punah.
Itulah kisah yang tersaji dalam Ice Age: Collision Course, seri kelima dari franchise Ice Age yang film pertamanya dulu tayang pada tahun 2002. Tokoh-tokoh utamanya pun masih sama. Yaitu, Manny the woolly mammoth (Ray Romano), Sid the ground sloth (John Leguizamo), dan si harimau bergigi pedang, Diego (Denis Leary).
Manny, yang di film sebelumnya diceritakan sudah berkeluarga dengan Ellie (Queen Latifah), kali ini sedang disibukkan dengan acara ngunduh mantuh, alias pernikahan anak gadisnya, Peaches (Keke Palmer). Diego dikisahkan juga sudah merit dengan Shira (Jennifer Lopez). Namun, mereka semua harus kembali melakukan migrasi, meninggalkan rumah, karena tempat tinggal mereka dihujani meteor yang disebabkan oleh ulah Scrat (Chris Wedges).
Selain karakter-karakter utama di atas, film komputer animasi 3D ini diramaikan oleh kembalinya Buck (Simon Pegg), si musang bermata satu yang sebelumnya muncul di Ice Age: Continental Drift (2012). Di samping itu, juga ada dua tokoh yang benar-benar baru. Yaitu, Brooke (Jessie J) dan Shangri Llama (Jesse Tyler Ferguson).
Brooke adalah seekor sloth betina yang membuat si jomblo Sid jatuh cinta. Selain cantik, untuk ukuran sloth, dia juga ceria dan cerdas. Sebagai pengisi suaranya, Jessie J mengaku sempat merasa awkward di awal-awal. Namun, penyanyi yang terkenal dengan lagu Flashlight tersebut memutuskan untuk mencoba pengalaman baru di film ini.
Jessie J akhirnya mengaku senang bisa menjadi bagian dari keluarga besar Ice Age. Dia mendapat ilmu dan pengetahuan baru, serta berhasil keluar dari zona nyaman sebagai penyanyi dengan menjadi pengisi suara dalam film animasi. Seperti yang dilakukan oleh Jennifer Lopez dengan menjadi dubber bagi karakter Shira.
Selain Jessie J, Jesse Tyler Ferguson juga mengaku sempat tegang saat harus mengisi suara Shangri Llama, seekor llama bijaksana yang suka melakukan yoga dan merupakan spiritual leader dari Geotopia. Dilihat dari namanya, karakter ini jelas merupakan plesetan dari Dalai Lama, pemimpin spiritual dari Tibet.
Ferguson merasa suaranya benar-benar aneh saat kali pertama menjadi dubber bagi Shangri Llama. Dia kemudian pulang dan kembali lagi untuk mengulanginya. Untungnya, pada akhirnya, Ferguson bisa menunaikan tugasnya dengan baik.
Sutradara Mike Thurmeier pun memberikan pujian bagi Jessie J dan Ferguson. Meski masih tergolong awam dalam dunia dubbing, mereka dinilai mampu mengisi suara dengan sempurna dan menghidupkan karakter-karakter yang mereka perankan.
Sementara itu, sutradara lainnya, Galen T. Chu, mengaku merasa dekat dengan karakter Scrat. Meskipun perannya kecil, ulah tupai bergigi pedang itu selalu membawa dampak besar dan bencana baru. Blue Sky Studios selaku production house pun sudah berencana membuat si Scrat ini tidak akan pernah mendapatkan biji acorn tercintanya. Selamanya dia bakal tersiksa.
Selain mengusung berbagai macam karakter hewan purba yang menarik dan menghibur, duo sutradara Chu dan Thurmeier juga melakukan usaha maksimal untuk menghasilkan visualisasi yang lebih baik daripada film-film Ice Age sebelumnya. Detail pencahayaan dan warna yang mereka tampilkan semakin sempurna.
Jika menonton cuplikannya, visualisasi petir, langit, dan meteor yang menghujani bumi terlihat lebih realistis. Demikian juga dengan karakter Shangri Llama yang memang tampak nyata. Selain itu, petualangan Scrat dengan teknologi canggih di luar angkasa juga menjadi sesuatu yang baru. Berbeda dengan film-film sebelumnya yang serba purba.
Meski demikian, kisah Scrat yang jatuh ke dalam pesawat alien itu diniliai terlalu berlebihan oleh para kritikus. Adegan tersebut melenceng dari tema franchise Ice Age yang seharusnya serba purba. Para pengamat pun menilai tim produksi gagal mengembangkan plot dari film yang kisah awalnya dikarang oleh Aubrey Solomon ini.
Banyaknya karakter yang muncul juga dianggap sebagai upaya untuk menutupi jalan cerita yang membosankan. Para kritikus menilai tokoh-tokoh dalam Ice Age: Collision Course hanyalah sekumpulan karakter kosong yang tak bermakna. Blue Sky Studios dinilai mengalami kebuntuan dalam mengolah ide. Mereka tidak tahu harus mengarahkan cerita menjadi seperti apa.
Alhasil, Ice Age: Collision Course pun menuai rating negatif dari sejumlah situs review. Bahkan, yang terburuk sepanjang sejarah franchise Ice Age. Meski demikian, rating tidak selalu berbanding lurus dengan pemasukan. Peminat film rilisan 20th Century Fox ini masih banyak.
Buktinya, sejak dirilis pada hari Jumat (22/7) pekan lalu di Amerika Serikat, Ice Age: Collision Course sudah mencetak box office hampir USD 200 juta. Minimal, dalam seminggu pemutaran, sudah melebihi bujetnya yang "hanya" USD 105 juta.
Fenomena ini mengulang capaian Ice Age: Continental Drift empat tahun yang lalu. Meski mendapat rating hanya 6,6 dari situs review IMDb, seri keempat dari franchise Ice Age itu mampu menuai pemasukan hingga USD 877 juta dan masuk lima besar box office pada tahun 2012.
Dengan hasil sementara ini, bukan tidak mungkin, franchise Ice Age akan terus berlanjut. Melalui akun Twitter-nya, sutradara Mike Thurmeier menyatakan, jika film kelima ini sukses di pasaran, seri keenam bakal dibuat. Sang produser Lori Forte pun sudah punya ide untuk kisah lanjutannya.
Di lain pihak, sutradara Galen T. Chu mengaku belum bisa memastikan apakah film keenam akan dibuat. Dia masih menunggu reaksi dari para penonton. Yang pasti, dari segi cerita, Collision Course bukanlah akhir dari Ice Age, meski ini merupakan bagian yang menentukan. Chu juga mengaku masih memiliki banyak ide lain.
***
Ice Age: Collision Course
Sutradara: Mike Thurmeier, Galen T. Chu
Produser: Lori Forte
Penulis Skenario: Michael J. Wilson, Michael Berg, Yoni Brenner
Pengarang Cerita: Aubrey Solomon
Pemain: Ray Romano, John Leguizamo, Denis Leary, Simon Pegg, Jennifer Lopez, Queen Latifah, Jesse Tyler Ferguson, Jessie J
Musik: John Debney
Sinematografi: Renato Falcao
Editor: James Palumbo
Produksi: Blue Sky Studios, 20th Century Fox Animation
Distributor: 20th Century Fox
Budget: USD 105 juta
Durasi: 94 menit
Rilis: 19 Juni 2016 (Sydney Film Festival), 22 Juli 2016 (Amerika Serikat), 29 Juli 2016 (Indonesia)
Ratings
IMDb: 5,9
Rotten Tomatoes: 3,9
Metacritic: 3,3